- 1. Khutbah Jumat Hikmah Isra Miraj
- 2. Khutbah Hikmah Terjadinya Peristiwa Isra' dan Mi'raj
- 3. Surga sebagai Tanda Kekuasaan Allah yang Dimasuki Nabi saat Peristiwa Mi'raj
- 4. Peristiwa Isra' Mi'raj dan Penghambaan Umat Islam
- 5. Khutbah Jumat: Keajaiban-keajaiban dalam Isra' Nabi Muhammad dan Peringatan bagi Kita
Di bulan Rajab ini, khatib bisa menyampaikan khutbah Jumat tentang hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Pesan-pesan dakwah ini akan mengajak umat Islam untuk merenungi kembali perjalanan spiritual Rasulullah SAW.
Nah, bagi detikers yang bertugas sebagai khatib shalat Jumat, berikut kumpulan khutbah Jumat tentang Hikmah Isra Miraj yang bisa dijadikan referensi. Silakan dipilih ya!
1. Khutbah Jumat Hikmah Isra Miraj
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ اَلَّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اَللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى ألِه وَأصْحَابِه وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالى فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul hikmah Isra Mi'raj. Isra' Mi'raj adalah peristiwa luar biasa dan tidak masuk akal di zamannya, yaitu Allah SWT memanggil dan memperjalankan serta memberikan keistimewaan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT. Sebagaimana Allah jelaskan dalam Surat Al-Isra ayat pertama:
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram menuju ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepada nya dari tanda-tanda kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Isra: 1)
Sejarah telah menjelaskan, Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan adalah karena kesedihan yang dialaminya. Kesedihan itu disebabkan karena meninggalnya istri tercinta, Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Keduanya adalah pendukung kuat dalam berdakwah, karenanya Nabi sedih.
Ada banyak peristiwa yang dialami oleh Nabi dalam perjalan Mi'rajnya, yang kesemuanya itu merupakan tamsil-tamsil kehidupan supaya dapat dipahami dan dijadikan pelajaran dan pijakan dalam mengarungi kehidupan agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan. Di antara tamsil-tamsil itu di antaranya ialah:
Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus. Nabi bertanya kepada Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibarat orang yang gemar beramal jariyah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT".
Nabi juga melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya. Nabi Muhammad bertanya, "siapakah mereka itu ya Jibril?" Dijawab, "mereka itu ibarat orang yang enggan melaksanakan shalat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya."
Juga melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya. Nabi bertanya, "apakah itu Ya Jibril?" Dijawab: "Itu kuburan Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa oleh Raja Fir'aun karena mempertahankan imannya kepada Allah SWT sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala."
Dari sejarah Isra' Mi'raj dan peristiwa yang melatarbelakangi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran serta penguatan keimanan umat Islam, di antaranya adalah:
Pertama, menghilangkan kesedihan Nabi
Setiap manusia dikaruniai perasaan dan cinta oleh Allah, sehingga jika suatu saat terjadi goncangan, maka manusia bisa menjadi sedih dan boleh jadi berlarut-larut kesedihannya. Sebelum Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan oleh Allah, Nabi mengalami kesedihan yang luar biasa atas meninggalnya istri tercinta dan paman yang sangat sayang kepadanya. Keduanya menjadi penopang yang kuat dalam berdakwah.
Kesedihan yang dialami Nabi Muhammad mendapat hiburan dari Allah dengan memanggilnya melalui Isra Mi'raj yang bertemu langsung dengan Allah. Allah berfirman:
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرةٌۙ. اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ .
''Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, (karena) memandang Tuhannya.'' (QS Al-Qiyamah: 22-23)
Kedua, pentingnya ibadah shalat
Allah memberikan perintah langsung kepada Nabi Muhammad untuk menerima tugas shalat 5 waktu. Jadi shalat merupakan hal penting dalam peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda:
الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ، فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنِ، وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنِ.
"Salat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, berarti ia telah menegakkan agama. Dan, barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agama." (HR Al-Baihaqi)
Ketiga, ujian keimanan bagi umat Islam
Pada zaman Nabi Muhammad SAW kendaraan yang bagus kecepatannya adalah kuda dan belum ada kendaraan yang bisa membawa penumpang dalam waktu yang cepat dan singkat ke udara, apalagi menembus langit. Karenanya peristiwa Isra' Mi'raj adalah sesuatu yang dianggap masyarakat adalah sesuatu yang ganjil dan mustahil. Sebab itu Nabi dianggap pembohong atau pun orang gila.
Dalam memahami Islam ternyata tidak semua harus masuk akal atau logika. Ini merupakan satu ujian yang cukup besar di zaman itu. Hanya bisa diterima dengan hati, dengan keyakinan atau keimanan. Jadi Isra' Mi'raj merupakan ujian keimanan seorang Muslim. Apakah yakin atau tidak dengan apa yang dialami oleh Nabi?. Allah berfirman:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
''Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji?.'' (QS Al-Ankabut: 2)
Keempat, terhindarnya sikap keluh kesah
Bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat keluh kesah dalam hidupnya, terutama ketika mendapati musibah atau kondisi kekurangan. Karenanya manusia sering menunjukkan keresahan, kegelisahan, serta memperlihatkan sifat kikirnya. Terlihat jelas sikap itu ketika kondisi kekurangan atau musibah dialami.
Momen Isra Mi'raj ini bisa dijadikan sebagai pengingat dan penyemangat agar kita berusaha memperbaiki ibadah shalat serta mengaktualisasikan kedermawanan kita kepada sesama. Allah berfirman:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا، إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا، إِلَّا الْمُصَلِّينَ، الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ، وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ، لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ، وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ
''Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.'' (QS al-Ma'arij, 70: 19-26)
Kelima, menstimulasi berkembangnya ilmu pengetahuan
Perjalanan Isra' Mi'raj Nabi di zamannya merupakan sesuatu yang tidak mudah diterima akal. Di sisi lain umat Islam diharuskan percaya terhadap peristiwa Isra' Mi'raj.
Ketika umat Islam sudah yakin dan percaya terhadap peristiwa Isra Mi'raj, maka manusia tergerak hati dan pikirannya untuk membuktikan secara nyata, secara riil. Kisah nabi tentang langit membangkitkan orang orang tertentu melakukan penelitian guna menemukan kebenaran riil dari apa yang diceritakan nabi. Dari sini bahwa Isra' Mi'raj merupakan peristiwa yang dapat menstimulasi ilmuan-ilmuan untuk mengkaji dan membuktikan kebenaran cerita nabi. Al-Qur'an pun sudah mendorong manusia untuk mengkaji lebih jauh dengan ungkapan, afala ya'qilun, afala ya'lamun, afala yadzkurun, dan lain sebagainya. Allah berfirman:
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ
"Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan mengembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (QS Luqman: 10)
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa lebih memahami tentang Isra' Mi'raj sehingga bisa menjadi hamba Allah yang terbaik yang pantas mendapatkan ridho-Nya.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa memaksimalkan ibadah Rajab dan nilai-nilainya, sehingga kita pantas mendapatkan posisi yang tinggi di mata Allah dan mendapatkan ampunan dan Rahmat-Nya di dunia dan akhirat, amin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلهٌ لَمْ يَزَلْ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى أَلِهِ وَأَصْحَابِه وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللّهمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(H Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangsel)
2. Khutbah Hikmah Terjadinya Peristiwa Isra' dan Mi'raj
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحِسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمِ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Alhamdulilah, puji syukur kepada Allah SWT yang masih berkenan memberikan kita semua keimanan dan ketakwaan dalam hati, sehingga bisa terus istiqamah dalam menunaikan ibadah shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah sukses dalam menyebarkan Islam dengan penuh rahmat dan kasih sayang.
Selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan memperbanyak ibadah dan kebajikan, serta menjauhi semua larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang lebih baik untuk dibawa menuju akhirat selain ketakwaan.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan ini adalah Isra' Mi'raj. Perjalanan yang sangat jauh dan sulit untuk digambarkan dengan akal, namun bisa Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang sangat singkat, bahkan akal tidak bisa menerima kenyataan itu jika tidak dilandasi dengan keimanan yang matang.
Isra' adalah peristiwa ketika Allah SWT memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan yang dimaksud dengan Mi'raj adalah peristiwa berikutnya, yaitu dinaikkannya Rasulullah melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (QS Al-Isra' [17]: 1).
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hikmah adanya Isra' Mi'raj adalah Allah hendak memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada nabi. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh at-Thanthawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Wasith lil Qur'anil Karim, halaman 259, untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan amanahnya.
Tanda-tanda kebesaran Allah itu di antaranya, Rasulullah mampu melihat malaikat Jibril dengan wujudnya yang asli, ia memiliki enam ratus sayap hingga bisa menutup langit. Allah juga memperlihatkan surga, neraka, dan beberapa keajaiban lainnya.
Selain untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, terdapat hikmah lain yang juga sangat penting untuk kita ketahui bersama, yaitu untuk menenangkan dan membahagiakan Rasulullah dari kesedihan yang menimpanya.
Kejadian itu sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Ali Muhammad as-Shalabi dalam kitab Sirah Nabawiyah-nya, ia mengatakan bahwa sebelum peristiwa Isra Mi'raj, Rasulullah mendapatkan ujian bertubi-tubi.
Di antaranya, pada tahun ketujuh setelah hijrahnya nabi, orang Quraisy membuat kesepakatan untuk tidak menjalin hubungan dengan nabi.
Kemudian nabi pindah ke Syi'ib (lembah) Abi Yusuf untuk berkumpul dengan kerabat dan keluargnya. Di lembah itu nabi hidup terlunta-lunta, karena orang Quraisy berupaya keras agar tidak ada bahan makanan yang sampai pada tempat tersebut. Di tempat inilah Rasulullah menjalani hidup selama tiga tahun.
Tiga tahun setelah itu, orang Quraisy sepakat untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Mereka merobek piagam perjanjian yang tergantung di Ka'bah. Dengan kesepakatan tersebut, akhirnya Rasulullah keluar dari lembah pada tahun kesepuluh nubuwwah.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Sudahkah ujian Rasulullah saat itu? Ternyata tidak. Pamannya, Abu Thalib yang selalu mendukung dakwahnya dan menjaganya dari gangguan orang-orang Quraisy wafat. Dua bulan setelah itu, istri Rasulullah Sayyidah Khadijah, wanita yang sangat membantu perjuangan dakwahnya juga wafat.
Dari sinilah undangan Isra Mi'raj datang dari Allah kepada Rasulullah:
فَجَائَتْ ضِيَافَةُ الْاِسْرَاءِ وَالْمِعْرَاجِ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ تَكْرِيْمًا مِنَ اللهِ وَتَجْدِيْدًا لِعَزِيْمَتِهِ وَثَبَاتِهِ
Artinya: Maka datanglah undangan Isra' Mi`raj setelah itu, sebagai penghormatan Allah, sekaligus penyegaran tekad dan keteguhannya.
Dengan demikian, hikmah dari terjadinya Isra' Mi'raj ini adalah untuk menenangkan dan menguatkan tekad dakwah Rasulullah setelah ujian yang datang silih berganti kepadanya. Demikian khutbah Jumat perihal hikmah terjadinya Isra' dan Mi'raj.
Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meneladani Rasulullah dalam bertindak, berucap, dan berbuat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur
3. Surga sebagai Tanda Kekuasaan Allah yang Dimasuki Nabi saat Peristiwa Mi'raj
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ السَّلَامِ الْمُؤْمِنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَبِيْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ مُؤْمِنٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَكُلِّ تَقِيٍّ مُؤْمِنٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (التوبة: ٧٢)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Salah satu hikmah dan tujuan Isra' dan Mi'raj adalah diperlihatkan dan ditampakkan kepada Nabi berbagai keajaiban yang merupakan tanda kekuasaan Allah ta'ala. Salah satu tanda kekuasaan Allah yang diperlihatkan kepada beliau adalah surga.
Surga adalah ciptaan Allah yang terbesar bentuknya dan terluas ukurannya setelah 'Arsy. Letaknya di atas langit yang ketujuh dan berada di bawah 'Arsy. 'Arsy adalah atap dari surga. Allah menciptakan 'Arsy untuk menampakkan kekuasaan-Nya, bukan untuk dijadikan tempat tinggal bagi Dzat-Nya. Karena Allah tidak membutuhkan kepada apa pun. Dia tidak membutuhkan kepada tempat.
Pada saat Mi'raj, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa beliau memasuki surga dan diperlihatkan bahwa sebagian besar penduduknya adalah orang-orang fakir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اِطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Aku lihat surga, dan aku melihat bahwa sebagian besar penduduknya adalah orang-orang fakir (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah.
Allah ta'ala berfirman yang maknanya: Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga 'Adn. Dan keridlaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung (QS at-Taubah: 72).
Surga adalah darussalam, kampung keselamatan. Surga adalah darun na'im, rumah kenikmatan yang kekal abadi. Surga kekal dan nikmat-nikmat di dalamnya juga kekal, tidak akan punah atau sirna.
Nikmat surga terbagi menjadi dua: nikmat yang tidak diperoleh kecuali oleh orang-orang yang bertakwa (na'im khash) dan nikmat yang diperoleh oleh semua penduduk surga (na'im 'amm).
Di antara nikmat umum yang diperoleh oleh semua penduduk surga adalah muda terus dan tidak akan tua selamanya, sehat terus dan tidak akan pernah sakit selamanya, bahagia terus dan tidak akan pernah ditimpa kesusahan selamanya, serta hidup terus dan tidak akan pernah merasakan kematian selamanya.
Sebagaimana hal itu diberitakan oleh Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:
يُنَادِي مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوْا فَلَا تَسْقَمُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلَا تَمُوْتُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوْا فَلَا تَهْرَمُوْا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوْا فَلَا تَبْأَسُوْا أَبَدًا فَذلِكَ قولُهُ عَزَّ وجَلَّ: وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (الأعراف: ٤٣) (رواه مسلم)
Artinya: Seorang malaikat berseru (kepada penduduk surga), "Kalian akan selalu sehat sehingga tidak akan sakit selamanya, kalian akan selalu hidup sehingga tidak akan mati selamanya, kalian akan selalu muda sehingga tidak akan tua selamanya, kalian akan selalu dalam kenikmatan dan kesenangan sehingga tidak akan sengsara selamanya.
Inilah yang disinggung oleh firman Allah yang maknanya: Diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan (HR Muslim).
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Marilah kita simak bersama tentang sifat-sifat dan gambaran surga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits lain. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
هِيَ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ نُوْرٌ يَتَلَأْلَأُ وَرَيْحَانَةٌ تَهْتَزُّ وَقَصْرٌ مَشِيْدٌ وَنَهْرٌ مُطَّرِدٌ وَفَاكِهَةٌ كَثِيْرَةٌ نَضِيْجَةٌ وَزَوْجَةٌ حَسْنَاءُ جَـمِيْلَةٌ وَحُلَلٌ كَثِيْرَةٌ فِي مُقَامٍ أَبَدِيٍّ فِي حَبْرَةٍ وَنَضْرَةٍ (رواه ابنُ ماجه)
Maknanya: Surga itu-demi Allah, Tuhan Pemilik Ka'bah-adalah cahaya yang cemerlang, tetumbuhan hijau yang banyak nan menakjubkan, istana yang megah, sungai yang mengalir di lantainya, buah-buahan yang banyak dan matang, istri yang cantik jelita dan pakaian-pakaian yang banyak, di kehidupan yang abadi dalam kegembiraan dan wajah yang berseri-seri (HR Ibnu Majah).
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersumpah dengan nama Allah, Tuhan Pemilik Ka'bah, bahwa surga adalah cahaya yang terang benderang. Karenanya surga tidak membutuhkan matahari maupun bulan. Setiap yang ada di surga bersinar. Di sana tidak ada kegelapan. Batasan malam dan siang diketahui dengan tanda khusus yang Allah jadikan di sana.
Di surga juga ada Thuba, yaitu pohon yang jika jaraknya ditempuh oleh orang yang menaiki hewan tunggangan di bawahnya, seratus tahun pun tidak akan selesai melewatinya. Pohon ini akan mengeluarkan pakaian-pakaian untuk penduduk surga yang akan mereka pakai.
Di surga juga ada sungai-sungai yang mengalir. Mengambil air sungai itu tidak akan membuat seseorang letih karena ia bukan berupa galian-galian yang dalam. Sebaliknya ia mengalir di permukaan lantai surga.
Di surga juga ada burung-burung yang berbeda dengan burung-burung yang ada di dunia. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
(إِنَّكَ لَتَنْظُرُ إِلَى الطَّيْرِ فِي الجَنَّةِ فَتَشْتَهِيْهِ فَيَخِرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ مَشْوِيًّا (رواه البزّار
Artinya: Sungguh engkau di surga akan melihat seekor burung lalu engkau menginginkannya maka ia akan terjatuh di hadapanmu dalam keadaan sudah terpanggang (HR al-Bazzar).
Setelah dimakan oleh seorang Mukmin, Allah mengembalikannya seperti sedia kala lalu ia terbang kembali.
Hadirin rahimakumullah.
Di surga juga ada ranjang-ranjang yang ditinggikan sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ (الغاشية: ١٣)
Artinya: Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan (QS al-Ghasyiyah: 13).
Disebutkan dalam beberapa hadits bahwa dipan-dipan tersebut dihiasi dengan mahkota-mahkota dari mutiara dan papannya terbuat dari emas. Dipan-dipan itu akan berposisi tinggi selama belum datang pemiliknya. Jika telah datang pemiliknya, maka ia turun melandai kepada pemiliknya sehingga dengan mudah ia mendudukinya. Lalu meninggi kembali membawanya.
Allah menjadikan dipan-dipan tersebut sebagai alat dan sarana untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain di surga. Karenanya, jika seseorang ingin menemui orang lain di surga, dipan tersebut membawanya terbang dengan kekuasaan Allah ta'ala hingga ia sampai di hadapan dipan orang yang dituju.
Lalu mereka duduk berhadapan dan berbincang-bincang.
Kemudian dipan tersebut akan membawanya kembali ke tempat asalnya. Inilah makna firman Allah:
عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (سورة الحجر: ٤٧)
Artinya: Mereka duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan (QS al-Hijr: 47).
Saudara-saudaraku seiman rahimakumullah.
Apa yang telah dijelaskan di atas adalah sebagian di antara nikmat umum yang dirasakan oleh semua penduduk surga. Sedangkan nikmat khusus yang Allah sediakan bagi para penduduk surga yang meninggal dunia dalam keadaan bertakwa, maka tidak ada seorang pun malaikat yang dekat kepada Allah atau nabi yang diutus Allah, yang mengetahuinya.
Al-Bukhari meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah ta'ala berfirman dalam hadits qudsi:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ (رواه البخاريّ)
Artinya: Telah aku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.
Abu Hurairah berkata: Bacalah jika kalian mau firman Allah ta'ala:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (السجدة: ١٧) (رواه البخاريّ)
Artinya: Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang menyenangkan hati sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan (HR al-Bukhari).
Hadirin, semoga kita tergolong para hamba Allah yang bertakwa sehingga kelak kita akan meraih berbagai kenikmatan yang umum dan khusus di surga. Amin ya Rabbal 'alamin.
Hadirin Jama'ah Shalat Jum'at rahimakumullah.
Demikian khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto)
4. Peristiwa Isra' Mi'raj dan Penghambaan Umat Islam
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Hadirin Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang mulia ini, di atas mimbar, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, yakni dengan sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu (QS Al-Hujurat: 13).
Hadirin Rahimakumullah.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa bersama-sama melaksanakan ibadah shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SWT, Nabi yang menjadi suri tauladan terbaik dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Hadirin rahimakumullah.
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita merenungkan kembali salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam, yaitu Isra' Mi'raj, yang penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi kita sebagai umat Islam.
Isra' Mi'raj adalah perjalanan luar biasa yang Allah karuniakan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Isra adalah perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah ke masjid Aqsha di Palestina, sementara Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah dari masjid Aqsha menuju Sidratul Muntaha di langit tertinggi. Semua ini terjadi dalam satu malam, sebagai mukjizat besar yang membuktikan keagungan Allah SWT dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Hadirin rahimakumullah,
Salah satu inti dari Isra' Mi'raj adalah penghambaan total kepada Allah SWT. Perjalanan tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba Allah yang paling mulia, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (QS Al-Isra: 1).
Dalam ayat ini, Allah menyebut Nabi Muhammad SAW dengan istilah "hamba-Nya" ('abdihi), yang menunjukkan status tertinggi seorang manusia di hadapan Allah, yaitu sebagai seorang hamba. Penghambaan ini bukan hanya sekadar tunduk dan patuh, tetapi melibatkan hati, pikiran, dan amal perbuatan yang semuanya diarahkan untuk mengabdi kepada-Nya.
Pada peristiwa Mi'raj, Rasulullah menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa shalat adalah manifestasi nyata dari penghambaan kita sebagai seorang Muslim. Dengan shalat, kita menunjukkan kerendahan diri di hadapan Allah dan membangun hubungan yang kokoh dengan-Nya.
Hadirin rahimakumullah.
Ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk melaksanakan shalat, beliau menjadi teladan bagi kita dalam menjaga ibadah ini. Shalat bukan sekadar rutinitas harian, melainkan sarana untuk menyucikan jiwa, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Shalat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya, maka ia telah merobohkan agama."
Melalui shalat, kita diingatkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Kita diajarkan untuk senantiasa bergantung kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Shalat juga mengajarkan kita untuk disiplin, sabar, dan tunduk pada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Hadirin rahimakumullah,
Isra' Mi'raj mengajarkan kepada kita bahwa penghambaan kepada Allah tidak terbatas pada ibadah ritual saja, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebagai hamba Allah, kita dituntut untuk menjalankan seluruh aktivitas kita sesuai dengan syariat Islam, baik dalam bekerja, bermuamalah, berkeluarga, maupun bermasyarakat.
Penghambaan total ini berarti kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam segala hal. Setiap langkah dan keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada ridha-Nya. Kita harus selalu sadar bahwa apa pun yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Hadirin rahimakumullah.
Isra' Mi'raj juga memberikan pelajaran tentang pentingnya persatuan umat Islam. Dalam perjalanan Isra', Rasulullah diperlihatkan masjid Aqsha, yang menjadi simbol persatuan umat Islam di berbagai penjuru dunia. Kita sebagai umat Islam harus menyadari bahwa persatuan adalah kunci kekuatan kita. Ketika umat Islam bersatu dalam aqidah, ibadah, dan perjuangan, maka kita akan menjadi umat yang kuat dan dihormati.
Namun, persatuan ini hanya bisa terwujud jika kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam kehidupan kita. Sebaliknya, perpecahan akan terjadi jika kita lebih mementingkan kepentingan pribadi, golongan, atau duniawi dibandingkan dengan agama.
Hadirin rahimakumullah.
Marilah kita merenungkan kembali kewajiban kita sebagai hamba Allah. Peristiwa Isra' Mi'raj adalah pengingat bagi kita untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah melalui shalat dan penghambaan total. Sebagai umat Islam, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan, saling membantu, dan menegakkan keadilan.
Isra' Mi'raj mengajarkan kita bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar jika kita bersandar kepada Allah. Rasulullah mengalami berbagai ujian berat sebelum Isra' Mi'raj, termasuk wafatnya Khadijah, istri tercinta beliau, dan Abu Thalib, pamannya yang selalu melindunginya. Namun, melalui peristiwa Isra' Mi'raj, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya dan memberikan kekuatan kepada Rasulullah untuk terus berdakwah.
Hadirin rahimakumullah.
Mari kita jadikan peristiwa Isra' Mi'raj sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Tingkatkan kualitas shalat kita, perkuat hubungan kita dengan Allah, dan jadikan hidup kita lebih bermakna dengan menjalankan perintah-Nya. Semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang diridhai dan diberi kemuliaan di dunia maupun di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung)
5. Khutbah Jumat: Keajaiban-keajaiban dalam Isra' Nabi Muhammad dan Peringatan bagi Kita
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang agung, yaitu peringatan Isra' dan Mi'raj. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
(الإسراء: ١)
Artinya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Isra': 1).
Saudara-saudara seiman, mukjizat Isra' telah tetap dengan nash Al-Qur'an, hadits-hadits yang shahih dan ijma'. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra' terjadi dengan roh dan jasad Nabi. Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan,
"Barangsiapa yang mengingkari mukjizat Isra', berarti ia telah mendustakan Al-Qur'an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur'an maka ia tidak lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin."
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Perjalanan Isra' dimulai dari rumah Ummu Hani` binti Abu Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu 'anhu, ia berkata: Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa Rasulullah bersabda: "Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali" (HR Muslim).
Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra'? Nabi menceritakan: "Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril berkata: "Naiklah!"
Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut berangkat membawa kami. Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya, hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu Jibril menurunkanku seraya berkata: "Laksanakanlah shalat di tempat ini!" aku pun melaksanakan shalat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas Buraq lagi dan Jibril berkata: "Tahukah engkau di mana engkau tadi melakukan shalat?" Aku menjawab: "Allah-lah yang Maha Mengetahui." Jibril berkata: "Engkau tadi melakukan shalat di Yatsrib, di Thaybah (yang di kemudian hari disebut Madinah)."
Demikianlah, Nabi di malam itu berpindah dari satu tempat ke tempat berikutnya dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril. Nabi melakukan shalat di bukit Thur Saina` (Tursina), tempat diperdengarkannya kalam Allah kepada Nabi Musa 'alaihissalam, kemudian di Bait Lahm (Betlehem), tempat 'Isa al-Masih bin Maryam 'alaihissalam dilahirkan. Nabi bercerita: "Kemudian Jibril kembali membawaku hingga kami memasuki kota Baitul Maqdis dari pintu Yamani.
Jibril pun mendatangi arah kiblat al-Masjidil Aqsha dan mengikat Buraq di sana. Lalu kami memasuki al-Masjidil Aqsha dari pintu yang terkena cahaya matahari dan bulan. Kemudian aku melakukan shalat di salah satu tempat di masjid tersebut."
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Peringatan Isra' adalah peringatan yang agung, yang menyegarkan ingatan kita tentang sejarah hidup makhluk Allah yang paling agung, pemimpin makhluk seluruhnya yang menjelaskan hakikat kebenaran dan menampakkannya, pemilik mukjizat-mukjizat yang luar biasa nan menakjubkan, penghulu para nabi, Nabi agung Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Di malam yang agung tersebut, Allah memperlihatkan keutamaan dan kemuliaan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di atas semua nabi dan rasul. Allah mengumpulkan untuk Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam semua nabi dan rasul di Baitul Maqdis. Lalu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat sebagai imam bagi mereka semua.
Dalam perjalanan Isra', Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua.
Di antaranya, ketika beliau melewati kuburan tukang sisir putri Fir'aun, beliau mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada anak-anaknya karunia mati syahid. Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut putri Fir'aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: "Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan Allah)."
Putri Fir'aun bertanya kepadanya: "Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?" Tukang sisir itu menjawab: "Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah."
Putri Fir'aun kemudian memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Fir'aun lantas meminta tukang sisir itu untuk meninggalkan agamanya. Akan tetapi tukang sisir menolak. Fir'aun lalu memanaskan air di suatu wadah besar yang diisi minyak hingga mendidih.
Kemudian ia memerintahkan para algojonya untuk melemparkan anak-anak tukang sisir itu satu persatu ke air panas tersebut, sehingga daging mereka meleleh dan lepas dari tulangnya. Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya. Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar.
Tiba-tiba anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu berkata: "Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran."
Saudara-saudara seiman, mampukah kita di masa sekarang ini meraih puncak kesabaran seperti ini? Di masa yang penuh godaan ini, mampukah kita mempertahankan kebenaran yang kita yakini? Seberapa kuat kita mampu memegang teguh nilai-nilai kebenaran yang diajarkan Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?
Di masa yang penuh dengan fitnah ini, bisakah kita meneladani Masyithah (tukang sisir putri Fir'aun)? Marilah kita berintrospeksi, menanyai diri sendiri. Apakah kita telah mengerjakan apa yang Allah wajibkan kepada kita? Apakah kita telah menjauhi segala hal yang Allah haramkan? Apakah kita telah melaksanakan shalat pada waktunya? Apakah kita telah membayar zakat yang diwajibkan atas kita?
Rasulullah dalam perjalanan Isra'nya juga melihat orang-orang yang menyebar seperti binatang-binatang ternak, aurat mereka hanya tertutup dengan kain-kain kecil. Jibril berkata kepada Rasulullah: "Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat."
Nabi juga melihat sekumpulan orang yang retak dan pecah kepalanya, kemudian kembali seperti semula. Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang yang enggan dan malas menunaikan kewajiban shalat."
Rasulullah juga melihat orang-orang yang memperebutkan daging busuk dan mengabaikan daging bagus yang sudah terpotong-potong. Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang dari umatmu yang meninggalkan sesuatu yang halal, dan lebih memilih sesuatu yang haram dan keji, lalu memakannya. Mereka adalah para pezina."
Rasulullah juga melihat orang-orang yang meminum nanah yang keluar dari para pezina. Jibril berkata: "Mereka adalah para peminum khamr yang diharamkan oleh Allah di dunia."
Inilah sebagian keajaiban yang Allah perlihatkan kepada Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perjalanan Isra'.Mudah-mudahan kita dapat memetik hikmah dan pelajaran darinya.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab Mojokerto
Nah, itulah 5 contoh khutbah Jumat tentang hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di bulan Rajab. Semoga bermanfaat.
(edr/alk)