Kisah Isra Miraj: Perjalanan Rasulullah ke Langit Ketujuh

Kisah Isra Miraj: Perjalanan Rasulullah ke Langit Ketujuh

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Kamis, 08 Feb 2024 00:30 WIB
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Foto: Getty Images/iStockphoto/wongmbatuloyo
Makassar -

Isra Miraj merupakan kisah perjalanan luar biasa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 27 Rajab. Dalam perjalanannya itu terdapat banyak tanda keagungan dan kebesaran Allah SWT.

Selain itu, perjalanan ini juga menjadi tonggak sejarah diwajibkannya salat lima waktu bagi umat Islam. Maka dari itu, peristiwa ini sangat penting untuk diketahui oleh umat muslim.

Lantas, bagaimana kisah perjalanan Isra Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW? Berikut kisahnya lengkap dengan ayat, hadits, dan hikmahnya yang dihimpun detikSulsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Isra Miraj

Melansir dari Buku Dardir Bainama (Qisah Isra Mi'raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi'raj oleh Syaikh Najmuddin al Ghaithi, perjalanan Rasulullah ini terjadi pada malam tanggal 27 Rajab 11 kenabian. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW sedang berbaring menyamping di Hijir Ismail dekat Ka'bah.

Ketika sedang beristirahat itu, rasulullah didatangi oleh tiga malaikat, yakni Jibril, Mikail, dan Isrofil. Ketiga malaikat tersebut mengangkat Nabi SAW ke sumur zam-zam kemudian menelentangkannya di sana.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa atap rumah Rasulullah SAW malam itu tiba-tiba tersingkap. Malaikat Jibril kemudian masuk membedah dadanya untuk menyucikan hati dan batin Nabi Muhammad SAW dengan air zam-zam yang dibawa malaikat Mikail dengan bokor emas.

Setelah selesai, bokor emas itu diisi hikmah dan iman lalu ditumpahkan ke dalam hati Rasulullah SAW agar memiliki sifat sabar, alim, yakin, dan Islam. Tubuh Rasulullah kemudian dikembalikan seperti sedia kala.

Nabi Muhammad lalu diminta menaiki buroq yaitu hewan berbulu putih, lebih tinggi dari himar, dan lebih pendek dari bighol untuk dijadikan kendaraan perjalanan nantinya. Dengan didampingi malaikat Jibril di sebelah kanan dan Mikail di kirinya, Nabi lantas memulai perjalanannya.

Di tengah perjalanannya itu, Rasulullah beberapa kali berhenti karena diminta melaksanakan salat sunah oleh malaikat Jibril. Tempat-tempat yang disinggahi itu di antaranya Madinah yang merupakan tempat hijrahnya kelak, pohon tempat Nabi Musa as berteduh ketika dikejar Fir'aun, bukit Thursina, dan Bathelem yaitu tanah kelahiran Nabi Isa as.

Tidak hanya itu, di tengah perjalanan terdapat peristiwa-peristiwa yang mengundang tanya Nabi Muhammad SAW. Semua peristiwa itu merupakan pengajaran tentang perintah dan larangan Allah SWT seperti zakat, zina, riba, dan lain-lain.

Sampai pada akhirnya, perjalanan terhenti di Baitul Maqdis (Palestina) lewat pintu gerbang Al-Yamani. Setelah turun dari kendaraannya, malaikat Jibril mengumandangkan azan lalu para nabi dan rasul diutus Allah SWT berkumpul melaksanakan salat yang dipimpin Nabi Muhammad SAW.

Perjalanan Nabi Muhammad ke Langit Ke-7

Ketika salat selesai dilaksanakan, Nabi Muhammad SAW diberi minuman arak dan susu. Kemudian ia memilih susu yang merupakan fitrah agama Islam. Setelah itu, disediakanlah tangga untuk naiknya roh-roh manusia beriman yang berasal dari surga Firdaus. Rasulullah SAW lantas naik bersama Jibril menuju pintu langit dunia atau Babul Hafadhah.

Saat memasuki pintu pertama, Nabi bertemu dengan Nabi Adam as dan berjalan melihat neraka di sisi kiri dan surga di sebelah kanan. Nabi Muhammad lalu naik ke langit kedua dan bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya. Pada langit ketiga, Nabi bertemu Nabi Yusuf as yang ditemani oleh sebagian umatnya.

Mereka kemudian naik lagi ke langit keempat dan bertemu Nabi Idris, lalu di langit kelima bertemu Nabi Harun as. Setelahnya, mereka naik lagi ke langit keenam dan bertemu beberapa nabi dan kaumnya termasuk Nabi Musa as. Rasulullah SAW lalu diajak masuk ke pintu ketujuh dan bertemu Nabi Ibrahim as.

Sampai pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW naik ke Sidrotul Muntaha yang merupakan akhir dari semua amal manusia naik dari bumi. Di tempat ini, takdir-takdir diturunkan dari ketinggin lalu berhenti.

Sidrotul Muntaha merupakan pohon besar yang daunnya selebar telinga gajah. Di tunasnya mengalir sungai menuju surga yang dua di antaranya mengalir ke bumi.

Rasulullah Menerima Perintah Salat Lima Waktu

Sesampainya di Sidrotul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT lalu bersujud. Allah SWT berkata "Dan sesungguhnya Aku mulai hari ini telah memberi mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Ku wajibkan kepadamu dan kepada umatmu untuk mengerjakan shalat lima puluh kali. Maka kerjakanlah shalat tersebut."

Mendengar perintah itu, Nabi Muhammad mendatangi Nabi Musa as di langit keenam dan menceritakan perintah itu. Nabi Musa as pun berkata "Berkenanlah kiranya engkau untuk kembali ke hadapan Allah dan memintalah keringanan untuk dirimu dan umatmu".

Nabi Muhammad SAW lalu naik lagi menghadap Allah SWT kemudian sujud dan berkata "Duh Tuhanku, semoga engkau berkenan memberi keringanan kepada umatku sebab umatku adalah seringkih-ringkihnya umat." Allah SWT berkata: "Aku kurangi lima untuk umatmu."

Setelah menerima keringanan itu, Rasulullah kembali mendatangi Nabi Musa as. Namun, sekali lagi Nabi Musa as memintanya kembali menghadap Allah SWT agar perintah itu diringankan.

Nabi Muhammad pun melakukan negosiasi dengan bolak-balik menghadap Allah SWT dan Nabi Musa as. Setiap meminta keringanan, Allah SWT menguranginya lima, sampai pada akhirnya kewajiban salat lima puluh waktu itu tersisa lima waktu saja.

Allah berkata: "Shalat itu kerjakanlah dalam waktu sehari-semalam. Adapun pahalanya setiap satu kali shalat adalah sepuluh kali lipat. Jadi, lima kali shalat itu sama halnya dengan pahala lima puluh kali shalat."

Ketika mendapat keringanan salat lima waktu itu, Rasulullah kembali menghadap Musa as. Mendengar itu, Nabi Musa masih meminta agar perintah itu diringankan. Akan tetapi, Nabi SAW sudah merasa malu sehingga ikhlas dan ridha dengan kewajiban salat lima waktu untuk umatnya.

Nabi Muhammad lalu kembali ke bumi untuk menyampaikan perintah salat tersebut. Perjalanan yang dilaluinya menuju Masjidil Aqsa di Palestina itu disebut Miraj. Sementara perjalanan melewati ketujuh langit disebut Miraj. Maka dari itu, peristiwa ini disebut dengan Isra Miraj.

Ayat tentang Isra Miraj

Isra Miraj dijelaskan Allah SWt dalam al-qur'an pada surah al-Isra dan an-Najm. Berikut surah al-Ista ayat 1 yang menceritakan peristiwa Isra:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Peristiwa Miraj sendiri diisyaratkan dalam suraj an-Najm ayat 15-18. Allah SWT berfirman:


وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18)

Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. ( QS An-Najm : 13-18).

Hadist tentang Isra Miraj

Kisah Isra Miraj diceritakan oleh sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang kemudian dibukukan oleh ulama ahli hadist, tafsir, dan tarikh. Berikut ini sejumlah hadist yang menceritakan Isra Miraj dari Anas bin Malik:

Anas bin Malik ra menceritakan: Suatu kali Abu Dzar menyampaikan sebuah hadits bah­wasanya Rasulullah berkata: "Suatu ketika atap tempat tinggalku di Makkah terbuka lalu turunlah Jibril. Dia membelah dadaku dan mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian dia membawa sebuah mangkuk be­sar dari emas, penuh dengan hikmah dan iman lalu menumpahkannya ke dalam dadaku. Setelah itu, dia menutupnya kembali.

Lalu dibawakan ke hadapanku seekor Buraq-lebih besar dari­pada keledai tetapi lebih kecil daripada bagal (peranakan kuda dengan keledai). Dia (buraq tersebut) melangkahkan kakinya sejauh mata memandang. Aku mengendarainya hingga tiba di Baitul Maqdis. Kemudian aku menempatkannya di tempat para nabi menambatkan kenda­raan mereka. Aku memasuki masjid dan shalat dua raka'at. Setelah selesai, aku keluar. Tiba-­tiba, Jibril datang membawa semangkuk susu dan semangkuk khamar. Aku memilih susu. Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah."

Kemudian dia menarik tanganku dan mem­bawaku naik ke langit dunia. Ketika sampai di langit dunia, Jibril berkata kepada penja­ganya, "Bukalah!" Penjaga itu berkata, "Siapa ini?" "Jibril." Penjaga itu bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad" Penjaga itu bertanya lagi, "Apakah dia sudah diutus?" Kata Jibril, "Ya".

Setelah pintu itu dibuka, kami naik ke langit dunia dan di sana telah ada seseorang yang se­dang duduk. Di sebelah kanan dan kirinya ada bayangan sosok hitam­ hitam. Jika menoleh ke kanan, dia tertawa, tetapi jika menengok ke kiri, dia menangis. Kemudian dia berkata, "Selamat datang nabi yang shalih dan putra yang shalih."

Aku bertanya kepada Jibril "Siapa dia?" Ji­bril menjawab, "Dia Adam. Adapun yang di sebelah kanan dan kirinya itu adalah roh anak­-anak cucunya. Yang di sebelah kanan adalah ah­lul jannah (penduduk surga), sedangkan yang di sebelah kiri adalah penduduk neraka. Kalau dia melihat ke kanan dia tertawa dan bila melihat ke kiri dia menangis".

Nabi naik melewati langit demi langit, ber­temu dengan sejumlah nabi-'alaihimushshalatu wassalam. Di langit ke­-2, beliau bertemu dengan Nabi Yahya dan Isa, di langit ke-­3 dengan Nabi Yusuf, di langit ke­-4 dengan Nabi Idris, di langit ke­-5 dengan Nabi Harun, dan di langit ke­-6 dengan Nabi Musa. Di langit ke-­7, Nabi bertemu dengan Nabi Ibrahim yang bersandar di Baitul Ma'mur yang setiap harinya sekitar 70.000 malaikat memasukinya. Bila me­reka keluar darinya, maka tidak akan masuk lagi selamanya. Setelah itu beliau dibawa ke Sidratul Muntaha yang tak satu pun makhluk Allah dapat menerangkan keindahannya. Sesampainya di Sidratul Muntaha, Allah mewahyukan ke­pada Rasulullah apa yang Dia kehendaki. Ke­mudian menetapkan kewajiban shalat lima puluh kali sehari semalam.

Setelah menerima perintah ini, beliau kembali turun. Di langit ke-­6, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa dan bertanya, "Apa yang Allah perintahkan atas umatmu?" Nabi mengatakan, "Lima puluh kali shalat. "Nabi Musa menyarankan, "Kembalilah, mintalah keringanan! Karena umatmu tidak akan sanggup. Aku sudah pernah menguji Bani Israil.

Nabi Muhammad kembali menghadap Allah dan meminta keringanan hingga beberapa kali. Kemudian Allah menyatakan, "Wahai Muham­mad. Itulah lima shalat fardhu sehari semalam, masing-masing shalat pahalanya sepuluh kali lipat, maka sama dengan lima puluh kali shalat. Siapa yang berniat mengerjakan kebaikan na­mun tidak mengerjakannya, ditulis untuknya satu kebaikan. Bila dia kerjakan, ditulis untuknya sepuluh kebaikan. Sebaliknya, siapa yang berniat mengerjakan kejelekan dan tidak dikerjakannya, maka tidak dicatat. Bila dia kerjakan maka ditulis satu kejelekan."

Hikmah Isra Miraj

Dari kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, terdapat banyak hikmah yang bisa dipetik dan dijadikan pelajaran oleh umat muslim. Dikutip dari detikHikmah, berikut hikmah kisah Isra Miraj Rasulullah SAW:

1. Bukti Kebesaran Allah SWT

Pada peristiwa Isra Miraj ini, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan kebesaran Allah SWT yang terkesan tidak masuk akal. Oleh karena itu, peristiwa ini membuktikan kebesaran-Nya sebagai Tuhan semesta Alam.

2. Pentingnya Membersihkan Hati

Pada awal kisah Isra Miraj diceritakan bahwa malaikat Jibril membersihkan hati Nabi Muhammad SAW sebelum bertemu Allah SWT. Maka hikmahnya, untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, manusia perlu membersihkan hatinya terlebih dahulu.

3. Bukti Kemuliaan Rasulullah SAW

Kisah Isra Miraj mengajarkan kepada manusia bahwa tidak ada nabi dan rasul yang mengalami perjalanan ini selain Muhammad SAW. Artinya, Allah SWT memberikan kemuliaan kepada Nabi SAW sebagai kekasih-Nya.

4. Tingginya Derajat Hamba

Dalam surah al-Isra ayat 1, Allah SWT menyebut Rasulullah dengan sebutan 'abdun' (hamba). Ini menandakan bahwa hanya hamba yang benar-benar takwalah yang memperoleh derakat tinggi.

5. Bekal Dakwah

Seperti yang telah dikisahkan sebelumnya, dalam perjalanan ini terdapat banyak pelajaran yang bisa menjadi bekal bagi Rasulullah SAW untuk berdakwah.

6. Memantapkan Hati Nabi SAW

Rasulullah SAW hanya mengetahui hal-hal gaib seperti surga dan neraka lewat wahyu. Namun, melalui perjalanan ini, Nabi SAW bisa melihatnya secara langsung.

7. Pentingnya Salat Lima Waktu

Saat menurunkan perintah salat lima waktu Allah SWT tidak memberikannya melalui perantara wahyu, melainkan mendatangkan langsung Rasulullah SAW. Hal tersebut membuktikan betapa pentingnya menunaikan salat lima waktu.

8. Menghapus Syariat Nabi Terdahulu

Saat perjalanan Isra Miraj, nabi Muhammad menjadi imam salat bagi para nabi dan rasul. Hal itu membuktikan bahwa mereka telah mengikuti syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

9. Menyampaikan Kebenaran

Perjalanan Isra Miraj yang terdengar tidak masuk akal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat dan penduduk Makkah. Meski banyak yang tidak percaya, Nabi SAW tetap menyampaikan kebenaran.

10. Intropeksi Diri

Ketika melakukan perjalanan itu, Rasul SAW melihat hukuman bagi penghuni neraka. Kejadian itu dapat menjadi bahan intropeksi diri untuk menjadi orang yang lebih baik.

11. Ujian Keimanan

Orang yang memercayai kebesaran Allah SWT ini makin bertambah keimanannya. Sebaliknya, hamba yang tidak meyakininya maka semakin lemah imannya.

12. Keistimewaan Masjidil Aqsha

Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis saat Isra menandakan bahwa masjid itu adlah tempat yang mulia bagi umat Islam.

13. Sebagai Penghibur Hati Rasulullah

Isra Miraj terjadi bersamaan dengan masa berduka Rasulullah SAW ditinggal Khadijah dan Abu Thalib. Melalui perjalanan inilah Allah SWT mencoba menghibur hamba-Nya agar tidak berlarut dalam kesedihan.

Demikianlah kisah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW beserta ayat, hadist, dan hikmahnya. Semoga menambahwawasan,ya!




(edr/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads