Apa Itu Isra Miraj? Ini Pengertian, Tujuan, Hikmah, Ayat, serta Sejarahnya

Apa Itu Isra Miraj? Ini Pengertian, Tujuan, Hikmah, Ayat, serta Sejarahnya

Irmalasari - detikSulsel
Kamis, 08 Feb 2024 07:13 WIB
Kumpulan ceramah Isra Miraj singkat untuk anak
Ilustrasi pengertian Isra Miraj (Foto: Getty Images/wongmbatuloyo)
Makassar -

Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Lantas, apa sebenarnya Isra Miraj itu?

Peringatan Isra Miraj diperingati pada 27 Rajab setiap tahunnya. Kegiatan tahunan ini biasanya dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan seperti tausiah, pengajian, hingga mengadakan perlombaan.

Untuk memahami tentang peristiwa Isra Miraj, berikut pengertian, tujuan, makna, hikmah, ayat, dan sejarahnya. Yuk, simak selengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Isra Miraj

Kata Isra Miraj berasal dari bahasa Arab. Isra artinya berarti perjalanan di malam hari dan miraj artinya anak tangga yang dipakai untuk naik.

Jadi Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah hingga masjid al-Aqsha di Palestina dan terus naik menghadap Tuhan hingga sampai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidratul Muntaha.1

ADVERTISEMENT

Kapan Peristiwa Isra Miraj Terjadi?

Pendapat para ulama terkait kapan terjadi peristiwa Isra Miraj itu beragam. Namun biasanya masyarakat Indonesia memperingati peristiwa Isra Miraj setiap 27 Rajab. Hari peringatan ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari libur nasional.

Perbedaan pendapat para ulama terkait waktu terjadinya Isra Miraj disebutkan oleh Sofiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Rakhiqul Makhtum-nya. Berikut ragam waktu terjadinya Isra Miraj.

  • Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Isra dan Miraj terjadi pada tahun kedua setelah diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi.
  • Kedua, Isra dan Miraj terjadi pada tahun ke-5 setelah diutusnya nabi. Pendapat ini diamini oleh An-Nawawi dan Al-Qurthuby.
  • Ketiga, pendapat yang dipilih oleh Al-Manshur Faury, yakni pendapat yang lumrah dan populer di kalangan masyarakat, 27 Rajab tahun ke-10 setelah diutusnya Nabi.
  • Keempat, pendapat Imam Al-Baihaqi yang mengutip pendapat Az-Zuhri, Isra dan Miraj terjadi pada Rabi'ul Awal tahun ke-13 setelah diutusnya nabi, yakni satu tahun sebelum hijrahnya Nabi ke Madinah.
  • Kelima, menurut pendapat As-Sadi, Isra dan Miraj terjadi pada sembilan belas bulan sebelum peristiwa Hijrah, yakni bertepatan dengan bulan Dzul Qa'dah.
  • Keenam, menurut Al-Harby, Isra dan Miraj terjadi pada tanggal 27 Rabiul Akhir satu tahun sebelum hijrahnya Nabi.
  • Ketujuh, pada bulan Ramadhan tahun ke-12 setelah kenabian, yakni enam belas bulan sebelum hijrahnya Nabi.
  • Kedelapan, pada bulan Muharram 13 tahun setelah kenabian, yaitu bertepatan dengan satu tahun dua bulan sebelum hijrahnya nabi.2

Ayat Alquran tentang Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj benar adanya meskipun terkesan sulit diterima akal manusia. Kebenaran adanya Isra Miraj ditegaskan oleh Allah SWT dalam Alquran.

Berikut ayat Alquran yang menyebutkan tentang Isra Miraj.

Surah Al-Isra ayat 1


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Arab latin: Sub-ḥānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-baṣīr

Artinya: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Surah An-Najm ayat 13-18

(13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Arab Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā

Artinya: Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.

(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

Arab Latin: 'Inda sidratil-muntahā

Artinya: (Yaitu) di Sidratul Muntaha

(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

Arab Latin: 'Indahā jannatul-ma`wā

Artinya:Di dekatnya ada surga tempat tinggal

(16) اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ

Arab Latin: Idz yagsyas-sidrata mā yagsyā

Artinya: (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

(17) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى

Arab Latin: Mā zāgal-baṣaru wa mā thagā

Artinya: "penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya."

(18) لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

Arab Latin: Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā

Artinya: Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.

Tujuan Isra Miraj

Tujuan utama Isra Miraj adalah untuk menjemput perintah shalat fardhu. Selain itu, Isra Miraj juga dimaksudkan oleh Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW bisa melihat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam raya ini.

Tujuan yang tidak kalah pentingnya, Allah SWT ingin menghibur Nabi Muhammad yang saat itu sedang berduka. Beliau ditinggal dua sosok yang paling dicintainya yakni Khadijah dan Abu Thalib.

Khadijah adalah istri tercinta yang setia menemani beliau menghadapi masa-masa sulit selama 25 tahun. Sedangkan Abu Thalib adalah paman yang selalu melindungi dan membelanya sejak usia 8 tahun.1

Hikmah Isra Miraj

Terdapat sejumlah hikmah yang dapat dipetik oleh kaum muslimin dari peristiwa Isra Miraj. Adapun hikmah dari peristiwa Isra Miraj, yakni:

  • Wajib melaksanakan shalat lima waktu
  • Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan kita terhadap kekuasaan Allah SWT yang Maha berkehendak.
  • Membuat kita semakin mengamati bahwa Nabi Muhammad adalah utusan yang membawa perintah Allah SWT.
  • Meyakini bahwa setiap kesulitan pasti akan nada kemudahan dari Allah SWT, dimana setiap cobaan tersebut juga dapat meningkatkan keimanan kita atas kuasa Allah SWT.
  • Kita juga dapat mengetahui apabila kita melanggar perintah Allah maka Allah akan menghukum kita sesuai dengan apa yang kita lakukan.
  • Kita juga dapat mengetahui tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT.3

Makna Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj bukan hanya sekedar kisah, ada makna yang tersimpan di dalamnya. Jika dilihat dari perspektif heremenutika Paul Ricoeur, kisah Isra Miraj menjadi simbol untuk
menjustifikasi syariat baru yang akan diperintahkan pada umat Islam yaitu shalat.

Shalat adalah hadiah bagi umat Islam yang menjadi cara untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Shalat menjadi simbol
ketaatan dan upaya untuk memperoleh rahmat Tuhan.

Dalam kisah Isra Miraj, Nabi diperlihatkan visualisasi tentang umat yang akan
masuk di neraka dan surga. Hal ini dimaksudkan agar kisah ini bisa bernilai.4

Sejarah Peristiwa Isra Miraj

Peristiwa Isra Miraj yang terjadi pada malam 27 Rajab bermula ketika Nabi Muhammad sedang tidur di Hijir Ismail dekat Ka'bah. Beliau tiba-tiba didatangi oleh Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil.

Ketiga malaikat itu membopong Nabi Muhammad ke sumur Zam-zam kemudian dilentangkan dan dibelah dadanya. Hal tersebut dilakukan agar Malaikat Jibril dapat menyucikan hati dan batin Nabi Muhammad.

Setelah dibersihkan, hati dan batin Nabi Muhammad diisi dengan hikmah dan iman sehingga memiliki sifat sabar, alim, yakin, dan Islam. Saat semuanya sudah selesai, Rasulullah kemudian dikembalikan seperti sedia kala dan diberi gelar kenabian oleh kedua malaikat tersebut.

Nabi Muhammad SAW kemudian disediakan buroq yaitu hewan berbulu putih, tinggi melebihi himar, dan lebih pendek dari bighol untuk dijadikan kendaraan. Nabi kemudian naik di atasnya dan berangkat didampingi malaikat Jibril di sebelah kanan dan Mikail di sebelah kiri.

Dalam perjalanan, Nabi Muhammad beberapa kali berhenti untuk melaksanakan shalat sunnah. Tempat pemberhentian Nabi melakukan shalat sunnah yakni di Madinah, pohon tempat Nabi Musa berteduh ketika dikejar Firaun, bukit Tursina, dan tempat kelahiran Nabi Isa di Bethlehem.

Di tengah-tengah perjalanan, Nabi Muhammad beberapa kali menemukan peristiwa yang mengundang tanda tanya di benaknya. Peristiwa yang ditemui Rasulullah tersebut sejatinya mengajarkan tentang zakat, larangan berbuat zina, memakan harta riba, fitnah, dunia-akhirat dan lain sebagainya.

Setelah Nabi Muhammad sampai di hadapan Allah SWT, beliau bersujud. Allah SWT kemudian berkata " Dan sesungguhnya Aku mulai hari ini telah memberi mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Ku wajibkan kepadamu dan kepada umatmu untuk mengerjakan shalat lima puluh kali. Maka kerjakanlah shalat tersebut."

Setelah mendapat perintah tersebut, Nabi Muhammad mendatangi nabi Musa as dan menceritakan kewajiban shalat 50 waktu yang diperintahkan Allah SWT kepada umatnya. Nabi Musa as kemudian berkata, "Berkenanlah kiranya engkau untuk kembali ke hadapan Allah dan mintalah keringanan untuk dirimu dan umatmu".

Nabi Muhammad kemudian kembali ke hadapan Allah SWT. Beliau bersujud dan berkata "Duh Tuhanku, semoga engkau berkenan memberi keringanan kepada umatku sebab umatku adalah seringkih-ringkihnya umat." Allah SWT berkata: "Aku kurangi lima untuk umatmu."

Rasulullah kembali lagi ke tempat Nabi Musa dan menceritakan apa yang telah ia terima dari Allah. Namun, sekali lagi Nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali menghadap Allah SWT agar perintah itu diringankan karena umat Nabi Muhammad SAW masih belum mampu mengerjakannya.

Sesuai anjuran Nabi Musa, Rasulullah pun kembali lagi ke hadapan Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT pun kembali memberikan keringanan dengan mengurangi lima waktu dari sebelumnya. Kemudian, Nabi SAW kembali menghadap ke Nabi Musa as, namun ia meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali menghadap Allah SWT agar perintah shalat itu diringankan.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW masih melakukan negosiasi beberapa kali agar perintah shalat itu semakin diringankan. Setiap meminta keringanan, Allah SWT menguranginya lima, hingga pada akhirnya salat lima puluh waktu tersebut tinggal lima waktu saja.

Allah berkata: "Shalat itu kerjakanlah dalam waktu sehari-semalam. Adapun pahalanya setiap satu kali shalat adalah sepuluh kali lipat. Jadi, lima kali shalat itu sama halnya dengan pahala lima puluh kali shalat."

Nabi Muhammad SAW kembali lagi menghadap ke Nabi Musa as. Nabi Musa berkata, "Berkenanlah kiranya kamu ya Muhammad untuk kembali lagi ke hadapan Allah, Tuhanmu untuk meminta keringanan. Sesungguhnya umatmu masih belum sanggup untuk mengerjakannya". Namun, Nabi SAW yang sudah bolak-balik meminta keringanan kepada Allah SWT merasa malu sehingga ikhlas dan ridha dengan keputusan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW lantas turun kembali ke bumi untuk menyampaikan perintah shalat. Sehingga peristiwa perjalanan Rasulullah ke Masjidil Aqsa itu disebut Isra, sementara peristiwa Rasulullah dinaikkan ke langit adalah Miraj. Masyarakat kemudian menyebut peristiwa tersebut dengan istilah Isra Miraj.5

Nah itulah tadi informasi seputar Isra Miraj. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Sumber:

  1. Buku Kisah Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW
  2. Laman resmi Nahdlatul Ulama, "Kapan Pastinya Peristiwa Isra dan Miraj? Ini Ragam Pandangan Ulama."
  3. Jurnal Dewantara "Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhamad dan Pembelajarannya."
  4. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, "Membaca Kisah Isra Miraj dengan Hermeneutika Paul Ricoeur."
  5. Buku Dardir Bainama (Qisah Isra Mi'raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi'raj



(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads