Sejarah Isra Miraj: Kisah Rasulullah Bertemu Allah-Terima Perintah Sholat

Sejarah Isra Miraj: Kisah Rasulullah Bertemu Allah-Terima Perintah Sholat

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Rabu, 07 Feb 2024 13:05 WIB
ilustrasi Isra Miraj
Ilustrasi sejarah Isra Miraj (Foto: Freepik)
Makassar -

Isra Miraj merupakan perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam untuk bertemu Allah SWT. Perjalanan itu menyimpan rentetan kisah luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Lantas, seperti apa sejarah Isra Miraj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW?

Peristiwa Isra Miraj merupakan dua perjalanan Rasulullah yang terbagi menjadi Isra dan Miraj. Perjalanan tersebut merupakan pertemuan Nabi SAW dengan Allah SWT yang menjadi dasar diwajibkannya salat lima waktu bagi umat muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah perjalanan yang dilakukan ini merupakan perjalanan yang terdengar tidak masuk akal. Sebab terdapat mukjizat dan keagungan Allah SWT di dalamnya yang menjadikan peristiwa ini terkesan ajaib.

Untuk mengetahui kisah selengkapnya, berikut sejarah Isra Miraj lengkap dengan ayat dan hadist yang mendukungnya. Disimak, ya!

ADVERTISEMENT

Sejarah Isra Miraj

Dilansir dari Buku Dardir Bainama (Qisah Isra Mi'raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi'raj oleh Syaikh Najmuddin al Ghaithi, kisah ini bermula pada malam tanggal 27 Rajab 11 kenabian. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang beristirahat tidur di samping Hijir Ismail dekat Ka'bah.

Saat itu Rasulullah tiba-tiba didatangi oleh Malaikat Jibril, Mikail, dan Isrofil. Ketiga malaikat itu kemudian membopong Nabi Muhammad sampai ke sumur zam-zam kemudian dilentangkan di sana.

Dalam sebuah riwayat lain dijelaskan bahwa atap rumah Rasulullah pada malam itu tersingkap dan malaikat Jibril masuk membedah dadanya. Jibril kemudian menyucikan hati dan batin Nabi Muhammad dengan bokor emas berisikan air zamzam yang dibawa oleh malaikat Mikail.

Setelahnya, bokor emas itu diisi dengan hikmah dan iman kemudian ditumpahkan ke dalam hati Nabi Muhammad SAW sehingga ia memiliki sifat sabar, alim, yakin, dan Islam. Rasulullah kemudian dikembalikan seperti sediakala dan diberi gelar kenabian oleh kedua malaikat tersebut.

Nabi Muhammad SAW kemudian disediakan buroq yaitu hewan berbulu putih, tinggi melebihi himar, dan lebih pendek dari bighol untuk dijadikan kendaraan. Nabi kemudian naik di atasnya dan berangkat didampingi malaikat Jibril di sebelah kanan dan Mikail di sebelah kiri.

Di tengah perjalanan, Nabi Muhammad beberapa kali berhenti untuk melaksanakan salat sunah. Malaikat Jibril memintanya berhenti untuk salat di beberapa tempat seperti Madinah yang merupakan tempat hijrahnya kelak, pohon tempat Nabi Musa as berteduh ketika dikejar Fir'aun, bukit Thursina, dan tempat kelahiran Nabi Isa di Bathelem.

Ketiganya kemudian melanjutkan perjalanannya lagi. Di tengah-tengah perjalanan terdapat beberapa peristiwa yang mengundang tanya Rasulullah SAW. Peristiwa-peristiwa itu sejatinya mengajarkan tentang zakat, larangan berbuat zina, memakan harta riba, fitnah, dunia-akhirat dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di Baitul Maqdis (Palestina) melalui pintu gerbang Al-Yamani. Tidak lama kemudian Malaikat Jibril beradzan lalu berkumpullah nabi dan rasul utusan Allah SWT untuk melaksanakan salat berjamaah yang dipimpin Nabi Muhammad SAW.

Naiknya Nabi Muhammad SAW Ke Langit Ketujuh

Setelahnya Nabi SAW diberi minuman arak dan susu, kemudian ia memilih susu yang merupakan fitrah agama Islam. Setelahnya, disediakan tangga untuk naiknya roh-roh manusia beriman yang berasal dari surga Firdaus. Nabi Muhammad SAW bersama Jibril kemudian naik dan sampai di beberapa pintu langit dunia yang disebut Babul Hafadhah.

Ketika masuk ke pintu langit pertama, Nabi Muhammad bertemu Nabi Adam as dan melihat di sebelah kirinya adalah neraka dan sebelah kanannya adalah surga. Rasulullah kemudian masuk ke pintu kedua dan bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya. Nabi Muhammad SAW kemudian naik ke langit ketiga dan bertemu Nabi Yusuf as ditemani sebagian umatnya.

Setelahnya, mereka naik lagi ke pintu keempat dan bertemu Nabi Idris. Sementara di pintu kelima Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun as. Ketika masuk di langit keenam, Nabi Muhammad SAW bertemu lagi dengan beberapa nabi yang saling diiringi para kaumnya, salah satunya nabi Musa as. Setelahnya, Nabi Muhammad SAW masuk ke pintu langit ketujuh dan berjumpa dengan Nabi Ibrahim as.

Nabi Muhammad SAW lantas dibawa naik lagi ke Sidrotul Muntaha yang merupakan akhir dari semua amal manusia naik dari bumi. Di Sidrotul Muntaha inilah takdir-takdir diturunkan dari ketinggian dan berhenti.

Sidrotul Muntaha adalah sebatang pohon besar. Di tunasnya mengalir empat sungai menuju surga. Adapun dua sungai mengalir ke bumi. Daunnya selebar telinga gajah yang terdapat belalang emas.

Perintah Melaksanakan Salat Lima Waktu

Setelahnya, Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT kemudian bersujud. Allah SWT kemudian berkata "Dan sesungguhnya Aku mulai hari ini telah memberi mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Ku wajibkan kepadamu dan kepada umatmu untuk mengerjakan shalat lima puluh kali. Maka kerjakanlah shalat tersebut."

Setelah itu, Nabi Muhammad mendatangi nabi Musa as dan menceritakan kewajiban salat 50 waktu yang diperintahkan Allah SWT kepada umatnya. Nabi Musa as kemudian berkata, "Berkenanlah kiranya engkau untuk kembali ke hadapan Allah dan memintalah keringanan untuk dirimu dan umatmu".

Dengan persetujuan malaikat Jibril, Nabi Muhammad kembali ke hadapan Allah SWT kemudian sujud dan berkata "Duh Tuhanku, semoga engkau berkenan memberi keringanan kepada umatku sebab umatku adalah seringkih-ringkihnya umat." Allah SWT berkata: "Aku kurangi lima untuk umatmu."

Sesudah itu, Nabi SAW kembali turun menghadap dan menceritakannya kepada Nabi Musa as. Namun, sekali lagi Nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali menghadap Allah SWT agar perintah itu diringankan karena umat Nabi Muhammad SAW masih belum mampu mengerjakannya.

Nabi Muhammad SAW pun kembali lagi ke hadapan Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT pun kembali memberikan keringanan dengan mengurangi lima waktu dari sebelumnya. Kemudian, Nabi SAW kembali menghadap ke Nabi Musa as, namun ia meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali menghadap Allah SWT agar perintah salat itu diringankan.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW masih melakukan negosiasi beberapa kali agar perintah salat itu semakin diringankan. Setiap meminta keringanan, Allah SWT menguranginya lima, hingga pada akhirnya salat lima puluh waktu tersebut tinggal lima waktu saja.

Allah berkata: "Shalat itu kerjakanlah dalam waktu sehari-semalam. Adapun pahalanya setiap satu kali shalat adalah sepuluh kali lipat. Jadi, lima kali shalat itu sama halnya dengan pahala lima puluh kali shalat."

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali menghadap ke hadapan Nabi Musa as. Nabi Musa berkata, "Berkenanlah kiranya kamu ya Muhammad untuk kembali lagi ke hadapan Allah, Tuhanmu untuk meminta keringanan. Sesungguhnya umatmu masih belum sanggup untuk mengerjakannya". Namun, Nabi SAW yang sudah bolak-balik meminta keringanan kepada Allah SWT merasa malu sehingga ikhlas dan ridha dengan keputusan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW lantas turun kembali ke bumi untuk menyampaikan perintah salat. Sehingga peristiwa perjalanan Rasulullah ke Masjidil Aqsa itu disebut Isra, sementara peristiwa Rasulullah dinaikkan ke langit adalah Miraj. Kedua perjalanan itulah yang disebut dengan Isra Miraj.

Ayat tentang Isra Miraj

Melansir buku Keajaiban Peristiwa Isra Miraj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as Sidawi, al-qur'an telah mengisyaratkan Isra Miraj dalam dua surah yaitu al-Isra' dan an-Najm.

Dalam surah al-Isra ayat 1, Allah SWT berfirman tentang peristiwa Isra sebagai berikut:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Sementara itu, peristiwa Miraj diisyaratkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18)

Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. ( QS An-Najm : 13-18).

Hadist tentang Isra Miraj

Perjalanan Isra Miraj diriwayatkan oleh banyak sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang dibukukan oleh para ulama ahli hadits, tafsir dan tarikh. Berikut beberapa hadist mengenai Isra Miraj yang diriwayatkan Anas bin Malik:

Anas bin Malik ra menceritakan: Suatu kali Abu Dzar menyampaikan sebuah hadits bah­wasanya Rasulullah berkata: "Suatu ketika atap tempat tinggalku di Makkah terbuka lalu turunlah Jibril. Dia membelah dadaku dan mencucinya dengan air Zamzam. Kemudian dia membawa sebuah mangkuk be­sar dari emas, penuh dengan hikmah dan iman lalu menumpahkannya ke dalam dadaku. Setelah itu, dia menutupnya kembali.

Lalu dibawakan ke hadapanku seekor Buraq-lebih besar dari­pada keledai tetapi lebih kecil daripada bagal (peranakan kuda dengan keledai). Dia (buraq tersebut) melangkahkan kakinya sejauh mata memandang. Aku mengendarainya hingga tiba di Baitul Maqdis. Kemudian aku menempatkannya di tempat para nabi menambatkan kenda­raan mereka. Aku memasuki masjid dan shalat dua raka'at. Setelah selesai, aku keluar. Tiba-­tiba, Jibril datang membawa semangkuk susu dan semangkuk khamar. Aku memilih susu. Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah."

Kemudian dia menarik tanganku dan mem­bawaku naik ke langit dunia. Ketika sampai di langit dunia, Jibril berkata kepada penja­ganya, "Bukalah!" Penjaga itu berkata, "Siapa ini?" "Jibril." Penjaga itu bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad" Penjaga itu bertanya lagi, "Apakah dia sudah diutus?" Kata Jibril, "Ya".

Setelah pintu itu dibuka, kami naik ke langit dunia dan di sana telah ada seseorang yang se­dang duduk. Di sebelah kanan dan kirinya ada bayangan sosok hitam­ hitam. Jika menoleh ke kanan, dia tertawa, tetapi jika menengok ke kiri, dia menangis. Kemudian dia berkata, "Selamat datang nabi yang shalih dan putra yang shalih."

Aku bertanya kepada Jibril "Siapa dia?" Ji­bril menjawab, "Dia Adam. Adapun yang di sebelah kanan dan kirinya itu adalah roh anak­-anak cucunya. Yang di sebelah kanan adalah ah­lul jannah (penduduk surga), sedangkan yang di sebelah kiri adalah penduduk neraka. Kalau dia melihat ke kanan dia tertawa dan bila melihat ke kiri dia menangis".

Nabi naik melewati langit demi langit, ber­temu dengan sejumlah nabi-'alaihimushshalatu wassalam. Di langit ke­-2, beliau bertemu dengan Nabi Yahya dan Isa, di langit ke-­3 dengan Nabi Yusuf, di langit ke­-4 dengan Nabi Idris, di langit ke­-5 dengan Nabi Harun, dan di langit ke­-6 dengan Nabi Musa. Di langit ke-­7, Nabi bertemu dengan Nabi Ibrahim yang bersandar di Baitul Ma'mur yang setiap harinya sekitar 70.000 malaikat memasukinya. Bila me­reka keluar darinya, maka tidak akan masuk lagi selamanya. Setelah itu beliau dibawa ke Sidratul Muntaha yang tak satu pun makhluk Allah dapat menerangkan keindahannya. Sesampainya di Sidratul Muntaha, Allah mewahyukan ke­pada Rasulullah apa yang Dia kehendaki. Ke­mudian menetapkan kewajiban shalat lima puluh kali sehari semalam.

Setelah menerima perintah ini, beliau kembali turun. Di langit ke-­6, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa dan bertanya, "Apa yang Allah perintahkan atas umatmu?" Nabi mengatakan, "Lima puluh kali shalat. "Nabi Musa menyarankan, "Kembalilah, mintalah keringanan! Karena umatmu tidak akan sanggup. Aku sudah pernah menguji Bani Israil.

Nabi Muhammad kembali menghadap Allah dan meminta keringanan hingga beberapa kali. Kemudian Allah menyatakan, "Wahai Muham­mad. Itulah lima shalat fardhu sehari semalam, masing-masing shalat pahalanya sepuluh kali lipat, maka sama dengan lima puluh kali shalat. Siapa yang berniat mengerjakan kebaikan na­mun tidak mengerjakannya, ditulis untuknya satu kebaikan. Bila dia kerjakan, ditulis untuknya sepuluh kebaikan. Sebaliknya, siapa yang berniat mengerjakan kejelekan dan tidak dikerjakannya, maka tidak dicatat. Bila dia kerjakan maka ditulis satu kejelekan."

Demikianlah sejarah lengkap Isra Miraj Nabi Muhammad SAW beserta ayat dan hadist yang menjelaskan peristiwa tersebut. Semoga menambah wawasan ya, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads