- Niat Puasa Arafah: Arab, Latin, dan Artinya Niat Puasa Arafah Malam Hari Niat Puasa Arafah untuk Dibaca Pagi-Siang
- Tata Cara Puasa Arafah 1. Membaca Niat 2. Makan Sahur 3. Menahan Diri 4. Berbuka
- Keutamaan Puasa Arafah 1. Pelebur Dosa 2. Pembebasan dari Api Neraka 3. Dikabulkannya Doa 4. Seperti Memerdekakan Dua Ribu Budak
- Waktu Puasa Arafah di Arab Saudi dan Indonesia Berbeda
Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepat saat jemaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah. Tahun 2024 ini, puasa Arafah jatuh pada tanggal 16 Juni dalam kalender Masehi.
Umat muslim yang ingin mengerjakan puasa sunnah ini dianjurkan untuk membaca niat. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Arafah yang dapat dilafalkan?
Nah bagi detikers yang ingin mengamalkan, berikut bacaan niat puasa Arafah dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahan Bahasa Indonesia, serta tata cara pelaksanaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk, dihapalkan!
Niat Puasa Arafah: Arab, Latin, dan Artinya
Mengutip NU Online, niat puasa Arafah dapat diucapkan dalam hati, namun lebih dianjurkan untuk dilafalkan dengan lisan.
Niat Puasa Arafah Malam Hari
Niat puasa ini dapat dibaca pada malam hari sebelum melaksanakan puasa. Adapun bacaan niat pusa Arafah di malam hari yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat puasa 'arafah sunnah karena Allah.
Niat Puasa Arafah untuk Dibaca Pagi-Siang
Jika seseorang hendak melaksanakan puasa Arafah namun lupa niat pada malam hari, boleh melafalkan niat pada siang harinya. Adapun ketentuan waktunya yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya Matahari (Waktu dzuhur), selagi yang bersangkutan belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Berikut niat puasa 9 Dzulhijjah yang dapat dilafalkan pada pagi atau siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Tata Cara Puasa Arafah
Pelaksanaan puasa Arafah sama dengan puasa pada umumnya. Yakni dimulai dengan niat dan diakhiri berbuka puasa.
Agar lebih jelas, berikut tata cara puasa Arafah selengkapnya yang disadur dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas):
1. Membaca Niat
Sebelum melaksanakan ibadahnya, umat muslim perlu membacakan niat puasa. Niat puasa ini dibacakan sebagai bentuk kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah.
2. Makan Sahur
Makan sahur dilakukan untuk menyimpan asupan energi agar memudahkan umat muslim dalam melaksanakan puasa di siang hari. Selain itu, makan sahur juga merupakan sunah yang apabila dikerjakan maka akan mendapatkan pahala.
Maka dari itu, makan sahur sangat dianjurkan untuk dikerjakan meski hanya dengan segelas air putih. Namun apabila tidak sempat makan sahur, puasa yang dikerjakan akan tetap sah.
3. Menahan Diri
Saat menjalankan ibadah puasa, umat muslim harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai terbenamnya Matahari. Adapun menahan diri yang dimaksudkan yakni dengan tidak makan, minum, berhubungan badan, dan lain sebagainya.
4. Berbuka
Berbuka puasa dilakukan ketika Matahari terbenam saat masuk waktu salat magrib. Begitu azan magrib berkumandang, umat muslim dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.
Keutamaan Puasa Arafah
Puasa Arafah dianjurkan bagi umat muslim karena memiliki sejumlah keutamaan. Dilansir dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Solikhin, berikut ini keutamaan puasa Arafah :
1. Pelebur Dosa
Salah satu keutamaan puasa Arafah terdapat pada hadits nabi, berikut:
Abu Qatadah RA berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari 'Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang." (HR. Muslim).
2. Pembebasan dari Api Neraka
Selain sebagai peleburan dosa, puasa Arafah juga mempunyai fadhilah sebagai pembebasan dari api neraka. Rasulullah SAW bersabda:
"Di antara hari yang Allah SWT banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada malaikat. Kemudian, Allah berfirman, 'Apa yang diinginkan oleh mereka?" (HR. Muslim).
3. Dikabulkannya Doa
Keutamaan lainnya adalah dikabulkannya doa bagi orang yang menjalankannya. Secara umum, doa orang yang berpuasa akan dikabulkan Allah SWT, apalagi yang menjalankan puasa Arafah. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari 'Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nabi sebelumku, adalah ucapan 'Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kuli syai-in qadiir" (HR. Tirmidzi).
4. Seperti Memerdekakan Dua Ribu Budak
Puasa Arafah sama dengan memerdekakan dua ribu budak dan bersedekah dua ribu unta dan dua ratus kuda untuk jihad fi sabilillah.
Waktu Puasa Arafah di Arab Saudi dan Indonesia Berbeda
Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah yang idealnya bersamaan dengan waktu wukuf jemaah haji. Akan tetapi, di tahun 2024 ini penetapan awal bulan Dzulhijjah di Arab Saudi dan Indonesia berbeda.
Melansir NU Online, Indonesia menetapkan awal bulan Dzulhijjah lebih lambat dibandingkan Arab Saudi. Mahkamah Agung Arab Saudi menetapkan awal bulan Dzulhijjah bertepatan dengan 7 Juni 2024.
Dengan begitu, tanggal 9 Dzulhijjah atau waktu wukuf jemaah haji di Padang Arafah dilaksanakan sehari lebih dulu dibandingkan di Indonesia. Apabila mengikuti penetapan jadwal yang ada di Indonesia, maka puasa Arafah dilaksanakan tidak bersamaan dengan ibadah wukuf di Arab Saudi.
Kontroversi tersebut sejatinya telah dijelaskan para ulama dalam kitabnya. Salah satunya, Syekh Sulaiman al-Jamal dalam kitab Hasyiatul Jamal yang menjelaskan tentang perbedaan waktu puasa Arafah sebagai berikut:
ويوم عرفة الذي يظهر لهم أنه يوم عرفة سواء التاسع والعاشر لخبر الفطر يوم يفطر الناس والأضحى يوم يضحي الناس رواه الترمذي وصححه وفي رواية للشافعي وعرفة يوم يعرف الناس ومن رأى الهلال وحده أو مع غيره وشهد به فردت شهادته يقف قبلهم لا معهم ويجزيه إذ العبرة في دخول وقت عرفة وخروجه باعتقاده
Artinya: "Hari Arafah adalah hari yang menurut orang-orang tampak sebagai hari Arafah, meski tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah, mengingat hadits, 'Berbuka (tidak lagi berpuasa) yaitu hari di mana orang-orang tidak berpuasa dan Idul Adha adalah hari-hari di mana orang menyembelih kurban,' (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat Imam Syafi'i ada hadits, 'Hari Arafah adalah yang telah diketahui orang-orang'.
Dalam periwayatan Imam Syafi'i juga diterangkan tentang penetapan hari Arafah, yakni sebagai berikut:
"Barang siapa melihat hilal sendirian atau bersama orang lain dan ia bersaksi dengannya, lalu kesaksiannya ditolak, maka ia harus wukuf sebelumnya tidak bersama mereka dan wukufnya mencukupi (sebagai rukun haji). Sebab yang menjadi pedoman perihal masuk dan keluarnya hari Arafah adalah keyakinannya sendiri," (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiatul Jamal 'Ala Syarhil Manhaj, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1996], juz 4, halaman 144)
Berdasarkan kedua keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa waktu puasa Arafah tidak mesti bersamaan dengan terjadinya wukuf di Arafah. Umat muslim mengikuti jadwal penetapan awal bulan Dzulhijjah termasuk di dalamnya hari Arafah yang telah ditetapkan oleh pemerintah masing-masing negara.
Artinya, puasa Arafah 2024 di Indonesia dikerjakan pada Minggu 16 Juni 2024, yakni sehari setelah jemaah haji wukuf di Arafah.
Nah, demikianlah bacaan niat puasa Arafah besok 16 Juni 2024 lengkap dengan tata cara dan ketentuan pelaksanaannya. Semoga bermanfaat, detikers!
(urw/edr)