- Niat Puasa Tarwiyah
- Puasa Tarwiyah Siang Hari
- Niat Puasa Arafah
- Niat Puasa Arafah Siang Hari
- Tata Cara Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha 1. Membaca Niat 2. Melaksanakan Sahur 4. Menahan Nafsu, Makan, dan Minum 5. Mengakhiri Puasa dengan Berbuka
- Hukum dan Dalil Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha
- Keutamaan Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha 1. Dilipatgandakan Pahalanya 2. Penghapus Dosa Setahun yang Lalu dan yang akan Datang 3. Pembebasan dari Siksa Neraka
- Puasa Dzulhijjah bagi Orang yang Memiliki Hutang Puasa
Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah dua hari sebelum Idul Adha. Kedua amalan ini disebut puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Mengutip dari laman NU Online, puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan tanggal 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah. Kedua ibadah ini termasuk dalam amalan yang diajurkan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Nah, bagi detikers yang ingin melaksanakannya, berikut penjelasan tentang puasa 2 hari sebelum Idul Adha lengkap dengan niat, tata cara hingga keutamaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk disimak!
Niat Puasa Tarwiyah
Niat ini dibaca untuk puasa sunnah pada tanggal 8 Dzulhijjah. Berikut adalah bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'âlâ."
Puasa Tarwiyah Siang Hari
Bagi orang yang lupa membaca niat di atas pada malam hari, maka diperbolehkan melafalkan ulang niat dengan bacaan:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adā'i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah SWT."
Niat puasa pada siang hari ini diperbolehkan bagi mazhab Syafi'i. Bagi mereka, seseorang boleh berpuasa sunnah tarwiyah atau puasa sunnah apa saja dengan membaca niat di siang hari.
Pandangan tersebut didasarkan pada hadits riwayat Muslim dari Sayyidah Aisyah RA yang artinya:
Artinya: "Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, 'Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, 'Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?' Kami jawab, 'Tidak.' 'Kalau begitu aku puasa saja,' kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, 'Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.' 'Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,' kata Nabi. Ia lalu memakannya,'" (HR Muslim).
Niat Puasa Arafah
Puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dengan membaca:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."
Niat Puasa Arafah Siang Hari
Jika seseorang lupa membaca niat puasa Arafah pada malam hari, maka dia bisa melafalkan niat pada siang hari yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adā'i sunnati yaumi Arafah lillâhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT."
Tata Cara Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha
Mengutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional, berikut cara mengamalkan puasa Arafah dan Tarwiyah yang benar.
1. Membaca Niat
Seseorang yang hendak melaksanakan puasa perlu untuk berniat dengan baik. Hal ini dilakukan dengan melafalkan niat dengan sungguh-sungguh di dalam hati.
Membaca niat puasa sunnah juga tidak harus dibaca ketika sahur. Niat puasa sunnah boleh dilafalkan di tengah hari selama orang yang bersangkutan belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
2. Melaksanakan Sahur
Sahur dianjurkan untuk dilakukan ketika hendak melakukan puasa. Hukum melaksanakan sahur pada puasa apapun adalah sunnah muakkad.
Makan sebelum melaksanakan puasa sangat dianjurkan karena bisa mendapat pahala. Selain itu, sahur juga dapat membuat seseorang lebih fit dalam menjalankan puasa
4. Menahan Nafsu, Makan, dan Minum
Selama berpuasa, seseorang diharuskan untuk menahan makan, minum, dan nafsu untuk melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Hawa nafsu bermacam-macam bentuknya, bisa berupa marah-marah, sedih berlebihan, hingga perbuatan-perbuatan buruk lainnya.
5. Mengakhiri Puasa dengan Berbuka
Puasa dianjurkan untuk segera diakhiri ketika masuk waktu berbuka. Anjuran Ini dilakukan karena berbuka dengan segara bisa menjadi kenikmatan tersendiri untuk orang yang telah berpuasa seharian.
Hukum dan Dalil Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha
Kembali mengutip dari laman NU Online, dijelaskan bahwa puasa Tarwiyah dan puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim. Hal ini sebagaimana hadits yang berbunyi:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya: "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abusy Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
Ada sebagian ahli hadits memperdebatkan dalil di atas karena dimuat oleh seorang perawi bermasalah. Oleh karena itu, terdapat beberapa hadits lain yang dapat memperkuat landasan kedua ibadah sunnah ini.
Hadits-hadits ini sebagian besar berisi anjuran beramal saleh pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Beberapa di antaranya adalah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, 'Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,'" (HR At-Tirmidzi).
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menjelaskan hal yang sama.
عن ابن عباس مرفوعا: "ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام" -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: "ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لميرجع من ذلك بشيء
Artinya, "Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu'. 'Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.' Kemudian para sahabat bertanya, 'Bukan pula jihad, ya Rasulullah?' Rasul menjawab, 'Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,'" (HR Bukhari).
Keutamaan Puasa 2 Hari sebelum Idul Adha
Dalam laman yang sama juga dijelaskan bahwa Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum). Sehingga bulan ini memiliki keutamaan jika dibandingkan bulan lainnya.
Oleh karena itu, puasa pada hari-hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan tersendiri, di antaranya:
1. Dilipatgandakan Pahalanya
Orang-orang yang melaksanakan puasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya. Hal ini sebagaimana dengan sabda Rasulullah SAW:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." (HR At-Tirmidzi) Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari', Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
2. Penghapus Dosa Setahun yang Lalu dan yang akan Datang
Kedua puasa sunnah ini juga dapat menjadi penghapus dosa bagi orang yang mengamalkannya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُوَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim) Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
3. Pembebasan dari Siksa Neraka
Untuk puasa Arafah, amalan ini dapat menjadi pembebas dari siksa neraka. Karena hari Arafah merupakan hari dimana Allah SWT membebaskan hamba-hamba-Nya dari api nereka.
Penjelasan di atas sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)
Puasa Dzulhijjah bagi Orang yang Memiliki Hutang Puasa
Berdasarkan penjelasan Sayyid Bakri Syatha dalam kitab I'anatut Thalibin, orang yang memiliki hutang puasa diharuskan mengqadha puasanya terlebih dahulu. Namun jika dia mengqadha puasa pada hari puasa sunnah, maka dia juga akan mendapatkan keutamaan dari puasa sunnah.
Bahkan berdasarkan fatwa Al-Barizi juga menjelaskan jika puasanya hanya membaca niat qadha, maka orang tersebut tetap mendapat pahala keduanya.
Misalnya ada seorang muslim yang hendak mengqadha puasanya bertepatan dengan waktu puasa Arafah. Secara otomatis dia juga mendapatkan kesunnahan puasa Arafah (Sayyid Bakri, Hâsyiyah I'ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).
Nah, demikian ulasan lengkap tentang puasa 2 hari sebelum Idul Adha, lengkap dengan niat, tata cara dan keutamaannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/alk)