- Kapan Waktu Puasa Arafah?
- Waktu Puasa Arafah di Arab Saudi
- Niat Puasa Arafah 1. Niat Puasa Arafah Malam Hari
- 2. Niat Puasa Arafah Siang Hari
- Tata Cara Puasa Arafah 1. Membaca Niat 2. Makan Sahur 3. Menahan Diri 4. Berbuka
- Doa Berbuka Puasa Arafah
- Keutamaan Puasa Arafah 1. Amalannya Lebih Dicintai Allah SWT 2. Dilipatgandakan Pahala 3. Menghapus Dosa Dua Tahun 4. Pembebasan dari Siksa Neraka
Puasa Arafah merupakan salah satu amalan yang dianjurkan menjelang Idul Adha. Lantas, kapan waktu puasa Arafah?
Pada awal bulan Dzulhijjah terdapat satu hari yang memiliki keutamaan luar biasa bagi umat muslim, yakni hari Arafah. Pada hari ini jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Selain itu, hari Arafah juga disebut sebagai hari yang penuh dengan pengampunan dosa. Oleh karena itu, seluruh umat muslim khususnya yang tidak berwukuf dianjurkan untuk memperbanyak amalan saleh pada hari ini salah satunya dengan berpuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah bagi detikers yang ingin mengamalkannya, berikut detikSulsel telah menyajikan informasi seputar puasa arafah mulai dari jadwal, niat, tata cara, hingga keutamaannya.
Yuk, disimak!
Kapan Waktu Puasa Arafah?
Puasa Arafah dikerjakan sehari sebelum perayaan Idul Adha yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Sementara itu merujuk pada hasil sidang isbat Kemenag RI, tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada 8 Juni 2024.
Dengan begitu, waktu puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah akan dikerjakan pada Minggu 16 Juni 2024. Pada hari itu, umat muslim di Indonesia bisa mengerjakan puasa Arafah untuk memperoleh keutamaannya.
Waktu Puasa Arafah di Arab Saudi
Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah bersamaan dengan waktu wukuf jemaah haji. Akan tetapi, di tahun 2024 ini penetapan awal bulan Dzulhijjah di Arab Saudi dan Indonesia berbeda.
Melansir NU Online, Indonesia menetapkan awal bulan Dzulhijjah lebih lambat dibandingkan Arab Saudi. Mahkamah Agung Arab Saudi menetapkan awal bulan Dzulhijjah bertepatan dengan 7 Juni 2024.
Dengan begitu, tanggal 9 Dzulhijjah atau waktu wukuf jemaah haji di Padang Arafah dilaksanakan sehari lebih dulu dibandingkan di Indonesia. Apabila mengikuti penetapan jadwal yang ada di Indonesia, maka puasa Arafah dilaksanakan tidak bersamaan dengan ibadah wukuf di Arab Saudi.
Kontroversi tersebut sejatinya telah dijelaskan para ulama dalam kitabnya. Salah satunya, Syekh Sulaiman al-Jamal dalam kitab Hasyiatul Jamal yang menjelaskan tentang perbedaan waktu puasa Arafah sebagai berikut:
ويوم عرفة الذي يظهر لهم أنه يوم عرفة سواء التاسع والعاشر لخبر الفطر يوم يفطر الناس والأضحى يوم يضحي الناس رواه الترمذي وصححه وفي رواية للشافعي وعرفة يوم يعرف الناس ومن رأى الهلال وحده أو مع غيره وشهد به فردت شهادته يقف قبلهم لا معهم ويجزيه إذ العبرة في دخول وقت عرفة وخروجه باعتقاده
Artinya: "Hari Arafah adalah hari yang menurut orang-orang tampak sebagai hari Arafah, meski tanggal 9 dan 10 Dzulhijjah, mengingat hadits, 'Berbuka (tidak lagi berpuasa) yaitu hari di mana orang-orang tidak berpuasa dan Idul Adha adalah hari-hari dimana orang menyembelih kurban,' (HR. Tirmidzi). Dalam riwayat Imam Syafi'i ada hadits, 'Hari Arafah adalah yang telah diketahui orang-orang'.
Dalam periwayatan Imam Syafi'i juga diterangkan tentang penetapan hari Arafah, yakni sebagai berikut:
"Barang siapa melihat hilal sendirian atau bersama orang lain dan ia bersaksi dengannya, lalu kesaksiannya ditolak, maka ia harus wukuf sebelumnya tidak bersama mereka dan wukufnya mencukupi (sebagai rukun haji). Sebab yang menjadi pedoman perihal masuk dan keluarnya hari Arafah adalah keyakinannya sendiri," (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiatul Jamal 'Ala Syarhil Manhaj, [Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1996], juz 4, halaman 144)
Berdasarkan kedua keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa waktu puasa Arafah tidak mesti bersamaan dengan terjadinya wukuf di Arafah. Umat muslim mengikuti jadwal penetapan awal bulan Dzulhijjah termasuk di dalamnya hari Arafah yang telah ditetapkan oleh pemerintah masing-masing negara.
Dengan begitu, umat muslim di Indonesia tidak harus berpuasa berbarengan dengan waktu wukuf di Arab Saudi. Maka, puasa Arafah 2024 dikerjakan pada Minggu 16 Juni 2024.
Niat Puasa Arafah
Bagi umat muslim yang hendak mengamalkan puasa Arafah sebelumnya wajib mengetahui niatnya. Adapun niat puasa Arafah terdiri niat di malam dan siang hari.
Untuk lebih jelasnya, berikut bacaan niat puasa Arafah yang dilansir dari NU Online Banten:
1. Niat Puasa Arafah Malam Hari
Niat puasa Arafah dibacakan pada malam hari sejak terbenamnya Matahari sampai terbit fajar. Nah, berikut lafal niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."
2. Niat Puasa Arafah Siang Hari
Puasa Arafah termasuk puasa sunah sehingga pembacaan niatnya boleh dikerjakan pada siang hari jika seseorang lupa membacanya di waktu malam. Dengan syarat, seseorang tersebut belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Berikut ini bacaan niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Tata Cara Puasa Arafah
Pelaksanaan puasa Arafah sama dengan puasa pada umumnya. Yakni dimulai dengan niat dan diakhiri berbuka puasa.
Agar lebih jelas, berikut tata cara puasa Arafah selengkapnya yang disadur dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas):
1. Membaca Niat
Sebelum melaksanakan ibadahnya, umat muslim perlu membacakan niat puasa. Niat puasa ini dibacakan sebagai bentuk kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah.
2. Makan Sahur
Makan sahur dilakukan untuk menyimpan asupan energi agar memudahkan umat muslim dalam melaksanakan puasa di siang hari. Selain itu, makan sahur juga merupakan sunah yang apabila dikerjakan maka akan mendapatkan pahala.
Maka dari itu, makan sahur sangat dianjurkan untuk dikerjakan meski hanya dengan segelas air putih. Namun apabila tidak sempat makan sahur, puasa yang dikerjakan akan tetap sah.
3. Menahan Diri
Saat menjalankan ibadah puasa, umat muslim harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai terbenamnya Matahari. Adapun menahan diri yang dimaksudkan yakni dengan tidak makan, minum, berhubungan badan, dan lain sebagainya.
4. Berbuka
Berbuka puasa dilakukan ketika Matahari terbenam saat masuk waktu salat magrib. Begitu azan magrib berkumandang, umat muslim dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.
Doa Berbuka Puasa Arafah
Ketika berbuka puasa, termasuk untuk puasa Arafah umat muslim dianjurkan untuk membaca doa. Dinukil dari laman NU Online berjudul "Doa dan Amalan Sunnah Buka Puasa", bacaan doa berbuka puasa paling utama yakni doa yang diriwayatkan Abu Dawud.
Berikut bacaan doanya:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya: "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka." (HR. Abu Dawud).
Atau bisa membaca doa berikut ini:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله
Artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala menjadi tetap, insyaallah." (HR Abu Dawud).
Doa berbuka puasa ini disunahkan dibaca setelah berbuka bukan sebelum ataupun di tengah-tengah aktivitas berbuka puasa.
Keutamaan Puasa Arafah
Pelaksanaan puasa Arafah sangat dianjurkan kepada umat muslim khususnya yang tidak melaksanakan ibadah haji karena memiliki keutamaan yang luar biasa. Nah, untuk lebih jelasnya berikut keutamaan puasa Arafah yang dilansir kembali dari NU Online Banten:
1. Amalannya Lebih Dicintai Allah SWT
Puasa Arafah dikerjakan pada 9 Dzulhijjah yang merupakan bagian dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun 10 hari pertama ini merupakan waktu dimana amal saleh seperti puasa lebih dicintai oleh Allah SWT.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: "Tidak ada hari di mana amal saleh padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: 'Tidak juga dari jihad fi sabilillah?' Beliau menjawab: 'Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya."
2. Dilipatgandakan Pahala
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah termasuk hari Arafah, Allah SWT melipatgandakan pahala hambanya. Seperti sabda Rasulullah SAW berikut:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." (HR At-Tirmidzi) Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari', Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
3. Menghapus Dosa Dua Tahun
Puasa Arafah juga memiliki keutamaan dapat menghapus dosa dua tahun, yakni dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Rasulullah SAW menjelaskan dalam sabdanya sebagai berikut:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَه
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim) Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
4. Pembebasan dari Siksa Neraka
Selanjutnya, keutamaan puasa Arafah yakni dibebaskan dari siksa neraka oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)
Demikianlah ulasan mengenai puasa Arafah mulai dari jadwal, niat, hingga keutamaannya. Jangan lupa diamalkan, ya!
(edr/edr)