Banjir dan Longsor Terjang Sulsel, Pj Gubernur Singgung Kondisi Lahan Kritis

Banjir dan Longsor Terjang Sulsel, Pj Gubernur Singgung Kondisi Lahan Kritis

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Rabu, 08 Mei 2024 12:24 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Sebanyak 7 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) diterjang bencana alam banjir dan longsor hingga mengakibatkan 15 orang tewas. Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyinggung kondisi lahan yang semakin kritis turut menjadi penyebab bencana tersebut.

"Sejak tahun lalu saya sudah bilang, saya sudah lihat Sulsel ini mungkin 2/3 keadaannya alamnya, lahannya kritis dan bahkan sangat kritis. Dengan mudah sebenarnya dengan kita teliti, datang meki ke kampung-kampung sudah susah kita lihat pohon besar. Jadi kalau ada hujan, jadi mudah roboh segala macam," kata Bahtiar kepada wartawan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Rabu (8/5/2024).

Bahtiar melanjutkan, sejumlah wilayah di Sulsel merupakan daerah pegunungan dan bebatuan, seperti di Tana Toraja, Enrekang hingga Luwu. Kondisi tersebut membuat daerah itu rawan longsor ketika dilanda hujan deras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang geologisnya, lahan kita agak bergunung-gunung. Khusus daerah Tator sebagian, Enrekang, apalagi Luwu itu kan hampir gunung-gunungnya gak ada batunya. Ketika tidak ada pohon yang mengikat tanah, datang hujan, sudah langsung terburai tanah itu," paparnya.

Kendati demikian, kata dia, bukan berarti daerah lainnya tidak tidak berbahaya. Menurut Bahtiar, daerah lainnya di Sulsel berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi.

ADVERTISEMENT

"Daerah lain juga sangat rawan. Jalur ke Bone saja ini, sepanjang jalan pohonnya terbatas juga. Hanya karena berbatu, jadi dia agak tahan. Di kaki Gunung Bawakaraeng juga bermasalah kan," tuturnya.

"Di Sinjai arah ke Manipi yang kena itu kan udah kakinya Gunung Bawakaraeng. Sebelah kanan sana, Gunung Lompobattang, lembah-lembahnya juga sudah jadi ini kebun," lanjut Bahtiar.

Bahtiar juga menyebut, masalah lahan kosong yang kekurangan pohon ini memang sudah menjadi atensi sejak awal menjabat Pj Gubernur Sulsel. Menurut dia, perlu upaya keras untuk mengembalikan pohon menjadi penyangga bencana banjir dan longsor.

"Dari pengalaman kita ini, menunjukkan bahwa apa yang kita diskusikan sejak tahun lalu. Di Sulsel ini kita memang harus bekerja keras untuk mengembalikan fungsi lahan. Karena yang kena ini bukan hanya hutan, di luar hutan malah. Di kebun, samping pemukiman warga kita," sebutnya.

Dia menyebut, kondisi ini patut untuk dicarikan solusinya dengan segera. Program penanamanan pohon di wilayah pegunungan menjadi alternatif yang saat ini sudah dilakukan Pemprov Sulsel di sejumlah wilayah.

"Ini semua kita harus pikirkan baik-baik. Di satu sisi, ini memang sumber kehidupan warga kita. Nah di sisi lain, ini membahayakan tentang jiwa dan mereka jika terjadi hujan dan banjir. Oleh karenanya, bagaimana warga kita tetap terlindungi. Jadi kawasan-kawasan itu harus dijahit menggunakan pohon-pohon," ungkapnya.

Diketahui, 7 kabupaten yang diterjang banjir dan longsor itu, yakni Kabupaten Luwu, Enrekang, Pinrang, Sidrap, Wajo dan Sinjai. Insiden ini mengakibatkan 13 orang tewas di Luwu dan masing-masing satu warga meninggal di Sidrap dan Wajo.

Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo mengatakan, pihaknya kini fokus melakukan penanganan bencana di Luwu. Pihaknya menilai 6 kabupaten terdampak bencana sudah berangsur pulih.

"Untuk sementara yang enam kabupaten sudah mulai kondusif sisa pemulihan dan rehab. Jadi untuk Luwu yang kita fokus khususnya membuka jalur distribusi logistik ke 12 desa di Kecamatan Latimojong," kata Amson saat dikonfirmasi, Selasa (7/5).




(sar/hmw)

Hide Ads