- Dalil tentang Bulan Syawal 1. Hadis Riwayat Muslim 2. Hadis Riwayat Bukhari 3. Hadis Riwayat Aisyah RA 4. Hadis Riwayat Ibnu Majah 5. Hadis Riwayat Muslim dari Aisyah RA 6. Hadis Riwayat Jama'ah 7. Hadis Riwayat Ahmad 8. Keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani 9. Keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani 2 10. Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri 11. Keterangan Imam Abu Al-Husain Yahya
- Keistimewaan Bulan Syawal 1. Bulan Fitrah Manusia 2. Bulan Takbir 3. Bulan Silaturahmi 4. Bulan Penuh Kegembiraan 5. Bulan Nikah 6. Bulan Peningkatan 7. Bulan Pembuktian Takwa
- Amalan di Bulan Syawal 1. Silaturahmi dan Memberi Ucapan 2. Berpuasa Enam Hari 3. Puasa Senin-Kamis 4. Puasa Ayyamul Bidh 5. Silaturahmi 6. Bersedekah 7. Menikah 8. I'tikaf
Syawal merupakan bulan ke-10 setelah Ramadhan dalam penanggalan Hijriah. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sejumlah amalan.
Bulan Syawal memiliki keistimewaan dan keutamaan luar biasa bagi seorang muslim. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil yang diriwayatkan para sahabat Nabi SAW dan keterangan para ulama.
Untuk memahaminya lebih dalam, berikut dalil tentang bulan Syawal sesuai sabda Rasulullah SAW dan keterangan para ulama. Simak, ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalil tentang Bulan Syawal
Dalil tentang bulan Syawal banyak membahas tentang keistimewaan, keutamaan, dan amalan yang bisa dikerjakan seorang muslim di bulan ini. Nah, berikut di antaranya:
1. Hadis Riwayat Muslim
Melansir laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalil berikut menjelaskan tentang keutamaan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal. Berikut bunyi dalilnya:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Sungguh Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
2. Hadis Riwayat Bukhari
Selanjutnya, dalil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menerangkan tentang anjuran ibadah i'tikaf di bulan Syawal. Sebagaimana dalilnya berikut:
فَتَرَكَ الِاعْتِكَافَ ذَلِكَ الشَّهْرَ ثُمَّ اعْتَكَفَ عَشْرًا مِنْ شَوَّالٍ.
Artinya: "Kemudian Nabi tidak beri'tikaf pada bulan Ramadhan tersebut dan beri'tikaf sepuluh hari di bulan Syawal." (HR. Bukhari)
3. Hadis Riwayat Aisyah RA
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, dijelaskan tentang keutamaan menikah di bulan Syawal. Berikut rincian hadisnya:
Hadits ini menyebutkan tentang keutamaan menikah di bulan Syawal.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ
Artinya: 'Aisyah dia berkata, "Rasulullah ﷺ menikahiku pada bulan Syawal, dan mulai berumah tangga bersamaku pada bulan Syawal, maka tidak ada di antara istri-istri Rasulullah ﷺ yang lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku." Periwayat hadits berkata, "Oleh karena itu, 'Aisyah sangat senang menikahkan para wanita di bulan Syawal." (HR. Muslim)
4. Hadis Riwayat Ibnu Majah
Dilansir dari Muslim or.id, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang keutamaan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal. Berikut ini dalilnya:
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)
Artinya: "Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal]." (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa'ul Gholil)
5. Hadis Riwayat Muslim dari Aisyah RA
Dikutip dari laman Baznas Sumedang, dalil tentang keutamaan menikah di bulan Syawal juga disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim. Dalil selengkapnya sebagai berikut:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?" (HR Muslim).
6. Hadis Riwayat Jama'ah
Menukil laman Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan, bulan Syawal juga disebutkan dalam hadis riwayat Jama'ah. Dalil ini juga menerangkan tentang keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal. Berikut rinciannya:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ ... أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ[رواه الجماعة إلا البخاري والنسائي] .
Artinya: Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) ... bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa. [HR Jama'ah ahli hadis selain dan an-Nasa'i].
7. Hadis Riwayat Ahmad
Imam Ahmad juga meriwayatkan hadis mengenai keutamaan puasa di bulan Syawal yakni dilipatgandakan pahalanya. Berikut ini hadis selengkapnya:
عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ . [رواه أحمد] .
Artinya: Dari Tsauban, dari nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].
8. Keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani
Selanjutnya, terdapat dalil tentang ibadah puasa di bulan Syawal dari keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Mengutip laman Kemenag RI, berikut dalilnya:
Selanjutnya, terdapat dalil tentang bulan Syawal dari keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Mengutip laman Kemenag RI, berikut dalilnya:
الرابع صوم ( ستة من شوال ) لحديث من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر ولقوله أيضا صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام السنة أي كصيامها فرضا وتحصل السنة بصومها متفرقة منفصلة عن يوم العيد لكن تتابعها واتصالها بيوم العيد أفضل وتفوت بفوات شوال ويسن قضاؤها
Artinya: "Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, 'Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.' Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh'. Keutamaan sunnah puasa Syawal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fitri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunnah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya," (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, Al-Maarif, Bandung, Tanpa Tahun, Halaman 197).
9. Keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani 2
Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani menjelaskan lebih lanjut tentang hukum melaksanakan ibadah puasa di bulan Syawal. Nah, berikut rincian dalilnya:
ومما يتكرر بتكرر السنة (ستة من شوال) وإن لم يعلم بها أو نفاها أو صامها عن نذر أو نفل آخر أو قضاء عن رمضان أو غيره. نعم لو صام شوالا قضاء عن رمضان وقصد تأخيرها عنه لم يحصل معه فيصومها من القعدة
Artinya: "Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menapikannya, atau melakukan puasa nadzar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadhan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadhan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawal sehingga ia berpuasa sunah Syawal pada Dzul Qa'dah," (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Qutul Habibil Gharib, Tausyih alâ Ibni Qasim, Darul Fikr, Beirut, 1996 M/1417 H, Halaman 117).
10. Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri
Ibadah puasa di bulan Syawal juga diterangkan oleh Syekh Ibrahim Al-Baijuri. Berikut ini rincian dalilnya:
وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر
Artinya: "Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta'akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal)," (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri 'alâ Syarhil 'Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).
11. Keterangan Imam Abu Al-Husain Yahya
Dikutip dari NU Online, Imam Abu Al-Husain Yahya bin Abil Khair bin Salim Al-Umrani Al-Yamani dalam salah satu karyanya menyebutkan tentang puasa di bulan Syawal. Berikut keterangannya:
يُسْتَحَبُّ لِمَنْ صَامَ رَمَضَانَ أَنْ يَتَّبِعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ. وَالْمُسْتَحَبُّ: أَنْ يَصُوْمَهَا مُتَتَابِعَةً، فَإِنْ صَامَهَا مُتَفَرِّقَةً جَازَ
Artinya: "Disunnahkan bagi orang yang puasa di bulan Ramadhan untuk meneruskan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal. Dan (praktik) yang dianjurkan, yaitu dengan berpuasa Syawal secara terus-menerus, dan jika puasa dengan cara terpisah, maka diperbolehkan." (Imam Abul Husain, Al-Bayan fi Mazhabil Imam Asy-Syafi'i, [Darul Minhaj: 2000], juz III, halaman 548).
Keistimewaan Bulan Syawal
Berdasarkan dalil yang telah disebutkan sebelumnya, bulan Syawal memiliki banyak keistimewaan. Nah, untuk mengetahuinya berikut daftar keistimewaan bulan Syawal yang dilansir dari buku 'Kalender Ibadah Sepanjang Tahun' oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid:
1. Bulan Fitrah Manusia
Pada hakikatnya, bulan Syawal merupakan bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya. Sebab umat Islam diampuni dosanya setelah melakukan ibadah puasa Ramadan selama sebulan.
Maka, kedatangan bulan Syawal membawa kemenangan bagi orang-orang yang berhasil menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Bulan Syawal menjadi lambang kemenangan umat Islam setekah menang melawan hawa nafsu dan amarah.
2. Bulan Takbir
Syawal disebut juga bulan Takbir karena pada bulan ini takbir dikumandangkan di seluruh dunia. Kumandang takbir, tahmid, maupun tahlil adalah bentuk rasa mengangungkan dan rasa syukur kepada Allah SWT setelah melaksanakan puasa Ramadan.
Sehingga kaum muslimin menyadari bahwa kemenangan yang diraih di Idul Fitri tidak akan tercapai tanpa pertolongan-Nya. Untuk itu, dikumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih.
3. Bulan Silaturahmi
Di bulan Syawal, umat Islam banyak melakukan silaturahmi dengan keluarga, para tetangga, maupun teman-teman lainnya. Dengan begitu, Syawal menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT karena umat muslim menguatkan tali silaturahmi.
4. Bulan Penuh Kegembiraan
Pada bulan Syawal seluruh umat muslim bersuka cita, bersalaman, berpelukan, dan mengucap syukur kepada Allah SWT. Pada bulan ini pula orang-orang saling meminta maaf dan memaafkan.
Dengan begitu, kegembiraan dan keceriaan dirasakan oleh semua umat manusia, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, maupun kaya.
5. Bulan Nikah
Bulan Syawal disebut juga dengan bulan nikah, Sebagian pakar hukum fiqh Islam menyebutkan bahwa bulan ini sebenarnya waktu yang baik untuk menikah.
Sebagaimana dikatan Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW menikahinya pada bulan Syawal. Berikut bunyi hadisnya:
"Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawwal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bula Syawal, maka siapakah dari istri beliau yang lebih beruntung daripada saya?"
6. Bulan Peningkatan
Kata 'Syawal' secara harfiah memiliki arti peningkatan. Artinya, pada bulan ini umat muslim dapat meningkatkan ibadah sebagai hasil dari ujian selama bulan Ramadan.
Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikan di bulan Syawal agar ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan tidak sia-sia. Sederhananya, pada bulan Syawal umat muslim melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah.
7. Bulan Pembuktian Takwa
Keistimewaan selanjutnya yang dimiliki bulan Syawal yakni sebagai momen pembuktian berhasil atau tidaknya ibadah seseorang selama bulan Ramadan. Seorang muslim yang mencapai keberhasilan tentu akan menjadi sosok yang lebih saleh.
Keberhasilan ini dapat dilihat dari semangat beribadah dan amal baik yan tidak menurun setelah Ramadan berlalu.
Amalan di Bulan Syawal
Dengan mengetahui keistimewaan bulan Syawal, umat muslim diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan amal ibadah. Untuk itu, terdapat amalan khusus yang bisa dikerjakan pada bulan Syawal ini.
Berikut di antaranya:
1. Silaturahmi dan Memberi Ucapan
Amalan pertama yaitu dengan memperbanyak silaturahmi dan mengucapkan selamat kepada para kerabat, tetangga, dan teman-teman. Amalan ini dianjurkan pada Hari Raya Idul Fitri.
Diriwayatkan Abu Umamah al-Bahili, berikut ucapan yang bisa disampaikan:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Arab Latin: Taqabbalallaahu minnaa wa minkum.
Artinya: "Semoga Allah menerima ibadah di bulan puasa kita dan kalian."
2. Berpuasa Enam Hari
Umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal ini dilakukan untuk memperoleh kesempurnaan dari amal puasa yang dilakukan pada bulan Ramadan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
"Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka seolah ia telah berpuasa setahun penuh." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Puasa Senin-Kamis
Kembali melansir laman Baznas Sumedang, amalam yang dianjurkan pada bulan Syawal ini adalah puasa Senin-Kamis. Sebab, puasa ini merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan Aisyah RA berikut:
"Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad).
4. Puasa Ayyamul Bidh
Pada bulan Syawal, umat muslim juga bisa melaksanakan puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini dikerjakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah setiap bulannya.
Seperti yang dijelaskan Abu Daud berikut:
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya: "Puasa tiga hari di setiap bulannya adalah seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Bukhari).
5. Silaturahmi
Silaturahmi menjadi salah satu amalan yang bisa dilakukan di bulan Syawal. Sebab, silaturahmi ini disebut sebagai amalan yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
Artinya: "Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (HR. Bukhari no. 5983)
6. Bersedekah
Amalan sedekah sangat dicintai oleh Allah SWT. Dengan bersedekah, pintu rejeki akan dibuka selebar-lebarnya sebagaimana sabda Nabi SAW berikut:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Artinya : "Sedekah tidaklah mengurangi harta." (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
Dengan begitu, amalan sedekah juga bisa dilakukan di bulan Syawal.
7. Menikah
Amalan selanjutnya yang dianjurkan di bulan Syawal adalah melangsungkan pernikahan atau membangun rumah tangga. Sebab, pada bulan ini Rasululullah SAW menikahi Aisyah RA.
Dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim berikut:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?" (HR Muslim).
8. I'tikaf
I'tikaf merupakan kebiasaan yang dilakukan di bulan Ramadan. Namun, kebiasaan ini disunahkan untuk terus dikerjakan pada bulan Syawal.
I'tikaf dilaksanakan dalam beberapa waktu tertentu, misal dalam 1 jam, 2 jam, 3 jam, hingga semalaman. Keutamaan I'tikaf ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Baz rahimahullah berikut:
"Tidak diragukan lagi bahwa i'tikaf di masjid merupakan salah bentuk ibadah. Baik di bulan Ramadan maupun selain Ramadan. Dan ia dianjurkan di bulan Ramadan dan selain Ramadan."
Nah, itulah ulasan mengenai dalil bulan Syawal beserta keistimewaan dan amalannya. Semoga menambah wawasan, ya!
(edr/urw)