- Apakah Puasa Syawal Bisa Digabung dengan Puasa Qadha Ramadhan?
- Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Syawal
- Niat Puasa Syawal
- 1. Niat Puasa Syawal di Malam Hari 2. Niat Puasa Syawal di Siang Hari
- Keutamaan Puasa Syawal 1. Mendapat Pahala Puasa Setahun 2. Penyempurna Puasa Ramadan 3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadan 4. Tanda Syukur kepada Allah SWT 5. Ibadah di bulan Ramadhan Tidak Terputus
- Amalan di Bulan Syawal 1. Memberi Ucapan 2. Puasa Senin-Kamis 3. Puasa Ayyamul Bidh 4. Silaturahmi 6. Bersedekah 7. Menikah 8. I'tikaf
Di bulan Syawal ini, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah selama enam hari. Bagi yang mengerjakannya maka akan mendapatkan keutamaan yang luar biasa.
Dilansir dari Kemenag RI, seseorang yang melaksanakan puasa Syawal akan mendapatkan pahala berpuasa setahun. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun" (HR Muslim).
Akan tetapi, bagaimana jika seseorang masih memiliki utang puasa Ramadan sementara dirinya ingin mengerjakan puasa sunnah Syawal? Apakah puasa Syawal bisa digabung dengan puasa qadha Ramadhan?
Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan selengkapnya yang dihimpun detikSulsel berikut.
Apakah Puasa Syawal Bisa Digabung dengan Puasa Qadha Ramadhan?
Menurut laman Kemenag, ibadah puasa Syawal boleh digabung dengan puasa qadha Ramadhan. Orang yang mengerjakan puasa qadha Ramadhan di bulan Syawal akan tetap mendapatkan keutamaan selayaknya melakukan puasa sunah Syawal.
Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut:
وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر
Artinya, "Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta'akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal)," (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri 'alâ Syarhil 'Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).
Akan tetapi, terdapat pendapat lain yang menyebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk mendahulukan qadha puasanya terlebih dahulu. Setelahnya, baru boleh menunaikan puasa sunah Syawal.
Seperti keterangan Al-Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil Muhtaj yang dilansir dari NU Online berikut:
ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ
Artinya: "Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa'dah sebagai qadha puasa Syawal."
Jika mendahulukan qadha puasa Ramadan, maka memungkinkan bagi seseorang tidak sempat melaksanakan puasa Syawal. Dengan begitu, sebagian ulama berpendapat dianjurkan bagi mereka untuk berpuasa enam hari di bulan Dzulqa'dah sebagai qadha puasa Syawal.
Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Syawal
Bagi detikers yang ingin mengganti utang puasa terlebih dahulu, selumnya perlu melafalkan niat qadha puasa Ramadhan. Niat ini dibaca pada malam hari selayaknya puasa wajib di bulan Ramadan.
Berikut ini bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang dilansir dari NU Online Lampung:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.
Niat Puasa Syawal
Sementara itu, bagi umat muslim yang ingin melaksanakan puasa Syawal juga mesti melafalkan niat di malam harinya. Namun, karena puasa ini hukumnya sunah maka niatnya boleh juga dibacakan di siang hari apabila lupa dilafalkan malam harinya.
Melansir kembali Kemenag RI, berikut lafal niat puasa Syawal untuk malam dan siang hari:
1. Niat Puasa Syawal di Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta'ala."
2. Niat Puasa Syawal di Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta'ala."
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa sehingga sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Nah, berikut ini daftar keutamaan puasa Syawal yang dilansir dari NU Online:
1. Mendapat Pahala Puasa Setahun
Seseorang yang melaksanakan puasa Syawal, maka pahala puasanya akan disempurnakan menjadi pahala puasa satu tahun. Sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW dalam kitab sahih Muslim berikut:
"Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun."
2. Penyempurna Puasa Ramadan
Selanjutnya, keutamaan puasa Syawal yaitu bisa dilaksanakan untuk menyempurnakan puasa Ramadan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Artinya: "Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta'ala berfirman, 'Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?' Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya" (HR at-Tirmidzi).
3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadan
Seorang muslim yang mengerjakan ibadah puasa Syawal berarti membiasakan berpuasa setelah selesainya Ramadan. Puasa Syawal tersebut menjadi tanda bahwa diterimanya puasa Ramadan seseorang.
Sebab, puasa Ramadan dan puasa Syawal merupakan dua hal yang baik. Sementara, sesungguhnya apabila Allah SWT menerima kebaikan seseorang, maka orang itu akan dianugerahi perbuatan baik setelahnya.
Sebagaimana disampaikan oleh sebagian ulama berikut ini:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
Artinya: "Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan."
4. Tanda Syukur kepada Allah SWT
Keutamaan selanjutnya yaitu puasa Syawal menjadi sebuah tanda rasa syukur umat muslim atas anugerah berlimpah yang Allah berikan di bulan Ramadan. Sebab, di bulan Ramadan Allah SWT meniscayakan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni." [dalam riwayat lain]: "Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni." (Hr. Bukhari dan Muslim)
5. Ibadah di bulan Ramadhan Tidak Terputus
Meskipun bulan Ramadan telah selesai, bukan berarti ibadah yang senantiasa dilakukan di bulan suci itu menjadi terputus ketika memasuki bulan selanjutnya. Maka, umat muslim dianjurkan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan berikutnya selayaknya di bulan Ramadan.
Dengan begitu, puasa Syawal bisa dikatakan menjadi salah satu bentuk usaha untuk mempertahankan ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan.
Amalan di Bulan Syawal
Selain dengan berpuasa, terdapat amalan-amalan lainnya yang bisa dikerjakan untuk memperoleh keberkahan di bulan Syawal. Berikut rinciannya:
1. Memberi Ucapan
Melansir buku 'Kalender Ibadah Sepanjang Tahun' oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, amalan pertama yaitu dengan memperbanyak mengucapkan selamat kepada para kerabat, tetangga, dan teman-teman. Amalan ini dianjurkan pada Hari Raya Idul Fitri.
Diriwayatkan Abu Umamah al-Bahili, berikut ucapan yang bisa disampaikan:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Arab Latin: Taqabbalallaahu minnaa wa minkum.
Artinya: "Semoga Allah menerima ibadah di bulan puasa kita dan kalian."
2. Puasa Senin-Kamis
Menukil laman Baznas Sumedang, amalan yang dianjurkan pada bulan Syawal ini adalah puasa Senin-Kamis. Sebab, puasa ini merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan Aisyah RA berikut:
"Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad).
3. Puasa Ayyamul Bidh
Pada bulan Syawal, umat muslim juga bisa melaksanakan puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini dikerjakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah setiap bulannya.
Seperti yang dijelaskan Abu Daud berikut:
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya: "Puasa tiga hari di setiap bulannya adalah seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Bukhari).
4. Silaturahmi
Silaturahmi menjadi salah satu amalan yang bisa dilakukan di bulan Syawal. Pasalnya, silaturahmi ini disebut sebagai amalan yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
Artinya: "Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (HR. Bukhari no. 5983)
6. Bersedekah
Selanjutnya, yaitu amalan sedekah. Amalan sedekah sangat dicintai oleh Allah SWT. Dengan bersedekah, pintu rejeki akan dibuka selebar-lebarnya sebagaimana sabda Nabi SAW berikut:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Artinya : "Sedekah tidaklah mengurangi harta." (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
Dengan begitu, amalan sedekah juga bisa dilakukan di bulan Syawal.
7. Menikah
Di bulan Syawal, seseorang dianjurkan untuk melangsungkan pernikahan atau membangun rumah tangga. Sebab, pada bulan ini Rasulullah SAW menikahi Aisyah RA.
Dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim berikut:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?" (HR Muslim).
8. I'tikaf
I'tikaf menjadi kebiasaan yang dilakukan di bulan Ramadan. Akan tetapi, kebiasaan ini disunahkan untuk terus dikerjakan pada bulan Syawal.
Ibadah ini dilaksanakan dalam beberapa waktu tertentu, misal dalam 1 jam, 2 jam, 3 jam, hingga semalaman. Adapun I'tikaf ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Baz rahimahullah berikut:
"Tidak diragukan lagi bahwa i'tikaf di masjid merupakan salah bentuk ibadah. Baik di bulan Ramadan maupun selain Ramadan. Dan ia dianjurkan di bulan Ramadan dan selain Ramadan."
Nah, itulah ulasan mengenai hukum puasa Syawal apabila digabung dengan qadha Ramadhan. Semoga menjawab, ya!
(edr/urw)