Puasa Nisfu Syaban merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Syaban. Lantas, berapa hari puasa Nisfu Syaban?
Nisfu Syaban adalah hari pertengahan atau hari ke-15 bulan Syaban yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan. Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya yang meminta ampunan.
Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila tiba malam Nisfu Sya'ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya" (HR al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan salih di hari Nisfu Syaban, termasuk berpuasa. Lantas, berapa hari puasa Nisfu Syaban?
Berikut penjelasannya.
Berapa Hari Puasa Nisfu Syaban?
Dinukil dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa Nisfu Syaban. Puasa di pertengahan bulan Syaban hukumnya sunnah sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
"Jika tiba waktu malam nisfu Syaban, maka beribadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan rahmat-Nya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman, 'Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rezeki akan Aku beri rezeki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya, sampai waktu terbitnya fajar (matahari)." (HR. Ibnu Majah).
Dengan demikian, puasa Nisfu Syaban hanya dilakukan satu hari, yaitu pada tanggal 15 Syaban.
Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban
Umat muslim dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Nisfu Syaban pada malam harinya. Adapun niatnya sama halnya dengan niat puasa sunnah lainnya di bulan Syaban.
Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, berikut niat puasa Nisfu Syaban:
Niat Puasa Nisfu Syaban Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Sya'ban esok hari karena Allah SWT."
Bagi yang tidak sempat melafalkan niat di malam harinya tidak perlu khawatir. Pasalnya, seorang muslim dapat melafalkan niat puasa Nisfu Syaban pada siang hari selama belum makan, minum, ataupun melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Niat Puasa Syaban Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Sya'ban hari ini karena Allah SWT."
Hukum Puasa Nisfu Syaban
Masih dalam buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun, disebutkan bahwa mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum melaksanakan puasa Nisfu Syaban adalah sunnah. Pendapat tersebut berlandaskan pada hadits Ibnu Majah berikut:
"Jika tiba waktu malam nisfu Syaban, maka beribadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan rahmat-Nya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman, 'Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rezeki akan Aku beri rezeki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya, sampai waktu terbitnya fajar (matahari)." (HR.Ibnu Majah).
Tak hanya itu, anjuran berpuasa Nisfu Syaban juga dijelaskan dalam sejumlah hadits lainnya seperti dilansir dari situs Nahdlatul Ulama, di antaranya:
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَصَدَقَةُ بْنُ مُوسَى لَيْسَ عِنْدَهُمْ بِذَاكَ الْقَوِيِّ
"Suatu ketika Rasulullah ditanya mengenai puasa yang lebih utama setelah ramadhan, Rasul pun menjawab 'sya'ban' dan berkata "karena untuk mengagungkan ramadhan" kemudian Rasul juga ditanya mengenai sedekah yang paling utama, beliau pun menjawab "sedekah di bulan ramadhan"
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari Siti Aisyah ra berkata: "Rasulullah berpuasa hingga kami menyangka Ia berbuka, dan berbuka hingga kami menyangka Ia tidak berpuasa dan aku tidak pernah melihat Rasul menyempurnakan puasanya satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat Rasul memperbanyak puasanya dari pada berpuasa di bulan sya'ban" (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
قال: يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان! قال: ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم. (رواه النسائي)
"Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain seperti di bulan sya'ban" mendengar perkataan Usamah lalu Rasulullah pun menjawab "Demikian (bulan sya'ban) adalah bulan yang terletak antara Rajab dan Ramadhan, manusia biasanya lalai akan Sya'ban, dia (Sya'ban) merupakan bulan di mana amal-amal diangkat kepada Tuhan alam semesta, aku menyukai diangkatnya amalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa".
كَانَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ وَلَا يَفْطُرُ حَتَّى نَقُولَ: مَا فِي نَفْسِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنْ يَفْطُرَ الْعَامَ، ثُمَّ يَفْطُرُ فَلَا يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: مَا فِي نَفْسِهِ أنْ يَصُومَ الْعَامَ. وَكَانَ أَحَبُّ الصَّوْمِ إلَيْهِ فِي شَعْبَانَ
"Rasulullah Saw berpuasa, kemudian tidak berbuka sehingga kami katakan: Tidaklah diri Rasulullah Saw akan berbuka (tidak berpuasa selama) setahun ini, lalu beliau berbuka dan tidak berpuasa sehingga kami berkata: "Tidaklah dirinya akan berpuasa selama setahun ini. Dan puasa yang paling menyenangkan beliau adalah puasa di bulan Sya'ban." (HR. Ahmad dan ath-Thabarani)
Itulah penjelasan tentang puasa Nisfu Syaban yang penting untuk diketahui. Semoga bermanfaat, ya!
(edr/alk)