Pemprov Sulsel Ajukan Tambahan Kuota Solar 21.000 KL dan LPG 3 Kg 8.000 MT

Pemprov Sulsel Ajukan Tambahan Kuota Solar 21.000 KL dan LPG 3 Kg 8.000 MT

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Rabu, 22 Nov 2023 17:00 WIB
Ilustrasi BBM
Foto: Dok. Pertamina
Makassar - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengajukan penambahan kuota solar sebanyak 21 ribu kiloliter (KL), dan pertalite sebanyak 92 ribu KL. Selain itu, Pemprov juga mengajukan penambahan kuota gas LPG 3 kg sebanyak 8 ribu metrik ton (MT).

"Iya. Kita sudah ajukan usulan untuk penambahan kuota jenis solar sebesar 21 ribu kiloliter. Pertalite 92 ribu kiloliter," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Andi Eka Prasetya kepada detikSulse, Rabu (22/11/2023).

Eka mengatakan langkah ini diambil usai melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina dan kabupaten/kota di Sulsel. Dia menyebut penambahan kuota BBM bersubsidi itu untuk mengantisipasi kekurangan pasokan bahan bakar hingga akhir tahun nanti.

"Jadi, sebelumnya memang kami hasil koordinasi toh. Baik di pihak Pertamina. Kondisi-kondisi dia laporkan. Kemudian dia perhitungkan, begitu juga koordinasi kami libatkan pihak kabupaten/kota," sebutnya.

"Terkait data usulan atau estimasi kemungkinan-kemungkinan kekurangan kuota tersebut. Dengan pertimbangan tentunya, pihak Pertamina. Ini diestimasikan berkurangnya sampai akhir tahun," lanjut Eka.

Dia menyebut kuota Sulsel untuk BBM bersubsidi jenis solar sebesar 736 ribuan KL. Sementara untuk pertalite berjumlah 1,2 juta KL.

"Adapun jatah kuota BBM subsidi 2023 untuk solar (JBT) 736.436 KL, pertalite (JBKP) sebesar 1.252.584 KL. Lalu untuk usulan tambahan kuota jenis solar sebesar 21.000 KL dan Pertalite 92.000 KL," paparnya.

Eka kemudian menjelaskan bahwa pihaknya juga sempat turun ke lapangan untuk meninjau ketersediaan pasokan solar di beberapa SBPU. Dia mengaku memang ada SBPU yang ditemukan tidak menjual solar lantaran stoknya habis.

"Ada beberapa hal yang dilaporkan oleh pihak Pertamina ke kami. Jadi saya pertanyakan kenapa ada, kan saya jalan juga, survei. Ada saya kunjungi SPBU lagi tidak ada solar. Jadi memang ada SPBU yang tidak punya kuota solar dia jual, begitu," bebernya.

Dia juga menuturkan ketersediaan bahan bakar menjadi sulit akibat proses pengantaran bahan bakar ke SPBU terhambat. Eka kemudian menyebut ruas Jalan Camba yang ditutup beberapa kali salah satu contoh hambatan yang dimaksud.

"Misalnya, salah satu contoh, kalau ada keterlambatan di Bone. Kan biasa ada penutupan jalan di Camba. Itu bisa menghambat (pasokan bahan bakar) di salah satu lokasi. Karena mobilisasinya yang telat," jelasnya.

Eka juga mengatakan beberapa SPBU juga memiliki stok yang pada dasarnya memang terbatas. Karena habis, akhirnya SPBU tersebut akhirnya tidak lagi menjual dan antrean kendaraan pun menjadi panjang.

"Ada juga SPBU yang kuotanya sekian saja. Karena sudah habis, dia nda menjual lagi. Itu menurut laporan Pertamina ke kami. Juga ada katanya, kenapa ada antrian panjang. Itu karena distribusi, mobilisasinya yang terhambat," bebernya.

Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga meminta agar kuota gas LPG 3 kg ditambah untuk persediaan hingga akhir tahun. Hal ini dilakukan demi menjaga pasokan supaya merata di seluruh kabupaten/kota di Sulsel.

"Iya ditambah. 3 kg, yang subsidi. Data kuota LPG subsidi 3 Kg berdasarkan Surat Dirjen Migas per 11 Januari 2023 sebesar 283.250 MT dan 18.917 MT (Cadangan). Usulan tambahan kuota sampai akhir tahun 2023 sebesar 8.000 MT," sebutnya.

"Artinya kami selalu mau ketersediaan itu sampai akhir tahun. Menjamin stok secara merata," tutup Eka.


(hsr/asm)

Hide Ads