Cerita Warga Semarang dan Grobogan Bingung Cari LPG 3 Kg

Cerita Warga Semarang dan Grobogan Bingung Cari LPG 3 Kg

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Senin, 03 Feb 2025 16:29 WIB
Agen gas di Grobogan menata tabung gas kosong di truknya. Foto diunggahΒ Senin (3/2/2025).
Agen gas di Grobogan menata tabung gas kosong di truknya. Foto diunggah Senin (3/2/2025). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Warga Semarang dan Grobogan banyak yang kebingungan mencari gas LPG 3 kg. Ada yang mencari pinjaman ada yang berkelana hingga lebih dari 5 km.

Angga, salah satu warga Banyumanik, Kota Semarang, kebingungan ketika istrinya minta dibelikan gas karena di warung atau pengecer di sekitar rumahnya habis. Dia mulai melajukan motornya dan mendatangi satu per satu toko yang menjual gas hingga agen.

"Habis, tidak ada. Saya dari Banyumanik, dapatnya di daerah Tambakharjo Rp 22 ribu. Ya lebih dari 5 kilometer jaraknya. Di agen juga habis. Jadi mereka dapat kiriman terus ludes," kata Angga saat ditemui di Jalan Pemuda, Semarang, Senin (3/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Semarang memang toko pengecer dan agen rata-rata kehabisan LPG 3 kg. Dari pantauan detikJateng di sejumlah pengecer di daerah Pedurungan hingga Jalan Pemuda sudah kehabisan. Bahkan empat agen LPG yang detikJateng datangi sudah menutup tokonya.

"Susah carinya, ini saya ambil langsung habis, saya belinya ke tempat lain Rp 23 ribu, saya jualnya Rp 24 ribu nggak apa, lah yang penting saya bisa menyediakan buat warga sekitar sini," kata salah satu pengecer gas di daerah Pedurungan, Sis.

ADVERTISEMENT

Hal serupa ternyata juga terjadi di Kabupaten Grobogan. Warga Desa Sugihmanik, Grobogan, Ainun mengaku mendapatkan gas LPG 3 kg senilai Rp 40 ribu usai mencari ke sana-ke sini.

"Sudah cari-cari tidak ada gas 3 kg. Ada satu penjual, saya ditawari Rp 40 ribu, ya saya tidak jadi beli," ujar Ainun.

Salah satu agen LPG di wilayah Grobogan Barat, Oyong, mengatakan hari ini datang sekitar 100 tabung gas namun langsung ludes. Dia mengatakan sebelumnya pengiriman stok sempat terkendala bencana banjir dan juga banyaknya hari libur.

"Begitu ambil langsung habis. Sebelumnya kan sempat terpengaruh banjir, sama ada hari libur juga yang banyak di bulan Januari," ujar Oyong.

Tanggapan Pertamina

Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Taufiq Kurniawan mengatakan kebijakan baru terkait pembatasan LPG subsidi 3 kg mulai berlaku sejak 1 Februari 2025. Oleh karena itu, saat ini merupakan masa transisi.

"Kami melalui program ini pasti ada fase transisi tapi tujuan dari program ini baik ya supaya HET yang ditetapkan oleh Gubernur Jateng Rp 18 ribu bisa dirasakan ya Rp 18 ribu. Semua lapisan masyarakat merasakan Rp 18 ribu nggak ada yang merasakan ngambil keuntungan apalagi di Grobogan tadi sampai Rp 40 ribu. Pemerintah nggak menginginkan hal itu terjadi lagi," Jelas Taufiq saat dihubungi detikJateng.

Dia menjelaskan tiga bulan terakhir membuka peluang dari pengecer untuk menjadi pangkalan resmi gas dari Pertamina. Namun ternyata belum banyak yang tertarik.

"Tiga bulan belakangan ini kami sudah cek sekitar 71 ribu toko atau warung yang menjual LPG 3 kg tapi statusnya bukan pangkalan, itu terdata dari Disperindag, kami cek cuma yang mau jadi pangkalan cuma 450 sekian. Dari 71 ribu," ujarnya.

Dia menegaskan untuk pangkalan resmi diarahkan untuk menjual gas bersubsidi kepada yang berhak. Sedangkan ia mengimbau bagi yang mampu agar beralih ke nonsubsidi atau Bright Gas.

"Sarannya ya beralih ke yang nonsubsidi atau Bright Gas. Seluruh pangkalan kita juga juga ada Bright Gas dan LPG 3 kg," ujarnya.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads