Warga Miskin di Parepare Naik Jadi 8.010 Orang, Dipicu Inflasi Pangan

Warga Miskin di Parepare Naik Jadi 8.010 Orang, Dipicu Inflasi Pangan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Jumat, 20 Okt 2023 13:20 WIB
Statistisi Ahli Muda BPS Parepare, Ismaya Gusmi.
Foto: Statistisi Ahli Muda BPS Parepare, Ismaya Gusmi. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare - Badan Pusat Statistik (BPS) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendata jumlah penduduk miskin di Kota Parepare meningkat hingga mencapai 8.010 jiwa. Kenaikan ini turut dipengaruhi inflasi harga pangan.

"Jumlah penduduk miskin Kota Parepare berfluktuasi antar tahun. Kadang naik dan kadang turun tergantung kondisi ekonomi juga," ungkap Statistisi Ahli Muda BPS Parepare, Ismaya Gusmi saat ditemui detikSulsel, Jumat (20/10/2023).

Ismaya menjelaskan pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Parepare mencapai 7.960 orang, kemudian mengalami penurunan di tahun 2021 menjadi 7.930 jiwa. Lalu di tahun 2022 lalu penduduk miskin kembali naik menjadi 8.010 jiwa atau ada penambahan 80 orang penduduk miskin.

"Jadi di tahun 2020 itu jumlah penduduk miskin sebanyak 7.960 jiwa, nah itu turun di tahun 2021 menjadi 7.930 jiwa kemudian naik sedikit tahun 2022 menjadi 8.010 jiwa. Jadi kalau dari 2020 ke 2021 turun 30 jiwa dan dari 2021 ke tahun 2022 naik 80 jiwa," bebernya.

Lebih lanjut, Ismaya memaparkan pada tahun 2020 lalu menjadi titik kenaikan penduduk miskin yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan faktor adanya COVID-19 yang membuat masyarakat kesulitan secara ekonomi.

"Pada tahun 2020 itu ada COVID-19 yang turut menyebabkan angka kemiskinan naik. Meskipun ada penurunan di tahun berikutnya tetapi tidak bisa kembali ke kondisi sebelum COVID-19," bebernya.

Ismaya menguraikan untuk mengukur kemiskinan masyarakat dipakai metode dengan melihat pengeluaran masyarakat setiap bulannya. Semakin sedikit pengeluaran masyarakat maka tingkat kemiskinannya juga menjadi semakin tinggi.

"Kalau kami acuannya dari itu tadi penduduk miskin kan dihitung pengeluaran makanan dan bukan makanan. Itu menjadi pengeluarannya dia. Nanti ada garis kemiskinan yang menjadi tolak ukur, dia masuk kategori penduduk miskin atau tidak," imbuhnya.

Dia menjelaskan pergerakan inflasi juga menjadi indikator yang kemudian ikut berpengaruh. Dengan inflasi yang tinggi, maka masyarakat pun akan semakin mengerem pengeluaran mereka.

"Meningkatnya kemiskinan itu juga ada pengaruh dari inflasi harga kebutuhan sehari-hari," paparnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinsos Parepare, Wahidin Syanur memaparkan, sejumlah program penanganan kemiskinan telah dilakukan oleh Pemkot Parepare. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan baik dari Kementerian maupun APBD Daerah.

"Bantuan itu dalam bentuk tunai dan ada juga non tunai seperti Beras Sejahtera (Rastra) yang menjadi program Wali Kota yang diperuntukkan bagi warga miskin," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, Pemkot Parepare juga memberikan bantuan peralatan kerja kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya menjadi semakin baik.

"Bantuan juga berupa peralatan kerja dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan atau usaha lainnya," jelasnya.


(ata/sar)

Hide Ads