Nasib 1 prajurit TNI yang diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan belum diketahui. Jejak prajurit tersebut tidak terdeteksi sejak 7 hari pascapenyerangan itu.
Prajurit yang tergabung dalam misi penyelamatan pilot Susi Air Capt Philip Mehrtens itu dinyatakan hilang di wilayah Mugi-Mam, Nduga pada Sabtu (15/4).
"(Prajurit hilang) satu orang," ungkap Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono kepada wartawan dilansir detikNews, Jumat (21/4/2023).
Julius tidak menyebut identitas prajurit TNI yang hilang tersebut. Namun upaya pencarian dengan menyisir sungai di sekitar lokasi penyerangan masih dilakukan.
"Masih di sekitar situ (penyisiran), arus sungai," paparnya.
Diketahui, ada 36 personel yang diturunkan dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air. Selain 1 personel hilang, ada 4 prajurit di antaranya gugur diserang KKB.
Keempat prajurit gugur itu yakni Pratu Ibrahim, Pratu M Arifin, Pratu Kurniawan, dan Prada Syukra. Mereka merupakan Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna.
Julius mengatakan jasad keempat personel tersebut sudah diserahkan ke keluarga. Pemulangan keempat prajurit TNI gugur itu dilakukan pada Kamis (20/4).
"Jadi mereka landing dari Timika, Halim, satu transit di Solo, ke Pacitan Miftahul Arifin. Kemudian yang tiga ke Halim, satu jalan darat menggunakan ambulans ke Karawang, dua naik 295 ke Palembang dan Padang," ungkap Julius.
Menurut Julius, keempat prajurit TNI yang gugur akan mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Penghargaan ini atas pengabdian mereka dalam bertugas.
"Iya, jelas ini, menjalankan tugas, kenaikan pangkat luar biasa," terangnya.
KKB Diklaim Dalam Kondisi Terjepit
Insiden penyerangan KKB yang mengakibatkan 4 prajurit gugur membuat TNI menerapkan status operasi siaga tempur di Nduga. Kebijakan ini disebut sudah melalui pertimbangan matang.
"Untuk diketahui bahwa tidak usah khawatir dengan istilah siaga tempur. Karena itu memang sudah terplot, tidak ngawur, tidak melebar ke mana-mana, ya di situ. Ketahuan posisi mereka," kata Julius.
Julius mengklaim KKB sedang dalam situasi terjepit. Mereka lantas menempuh segala cara agar membuat pasukan mundur dari basis KKB.
"Mereka terjepit, melakukan segala cara sehingga mengharapkan antara lain menarik mundur pasukan, kan gitu. Meminta Pak Yudo untuk turun dari Panglima," tegasnya.
Pihaknya pun meminta KKB angkat senjata dan menyerahkan pilot Susi Air yang disandera. Julius tidak ingin persoalan ini tidak lagi menimbulkan korban jiwa.
"Kalau mau silakan balik serahkan pilotnya sesuai rencana awal, letakkan senjata, bergabung bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun Papua lebih humanis dan pasti lebih bermartabat," terang Julius.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(sar/asm)