Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang mulia dan penuh keberkahan. Umat Muslim dapat melakukan sejumlah ibadah sunah di sepanjang bulan ini.
Dikutip dari buku Rajab, Keutamaan & Hukumnya oleh Ahmad Zarkasih, Abu Nashr al-Farabi (383 H) menjelaskan dalam kitabnya al-Shihah Taaj al-Lughah (1/133) tentang kemuliaan bulan Rajab.
رجب] رَجِبْتُهُ بالكسر ، أَي هِبْتُهُ وعَظَّمْتُهُ، فهو مرْجوبٌ. ومنه سُمِّيَ رَجَبْ، لأنهم كانوا يعظمونه في الجاهلية ولا يستحِلّونَ فيه القِتال]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Rajab artinya mulia; aku merajabkan sesuatu yakni memuliakannya dan mengagungkannya, dan sesuatu itu mulia. Dan karena itulah rajab dinamakan rajab; karena memang orang-orang terdahulu di zaman jahiliyah memuliakan bulan tersebut dan tidak menghalalkan peperangan.
Kebajikan dan amal saleh di bulan Rajab dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya melakukan sholat sunah Rajab, puasa, sedekah, dan lain sebagainya.
Berikut sejumlah amalan yang dapat dilakukan di bulan Rajab.
1. Puasa Rajab
Dilansir dari NU Online, salah satu amalan yang disunnahkan dalam bulan Rajab adalah berpuasa. Menurut Imam al-Ghazali (w. 1111 M), kesunnahan berpuasa lebih ditekankan pada hari-hari yang memiliki kemuliaan.
Dasar anjuran pada empat bulan yang dimuliakan, termasuk di dalamnya bulan Rajab ditegaskan oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, h. 54) adalah sabda Nabi berikut:
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا
Artinya: "Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari."
Sementara tentang puasa di bulan mulia termasuk Rajab, Sayyid Abu Bakar Syattha' dalam I'ânah at-Thâlibîn mengutip hadits berikut:
صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR Abu Dawud dan yang lainnya).
Pelaksanaan puasa Rajab dilakukan hanya beberapa hari saja. Tidak boleh selama satu bulan penuh. Sebagian sahabat Nabi, lanjut al-Ghazali, memakruhkan puasa Rajab selama satu bulan penuh karena dianggap menyerupai puasa bulan Ramahan.
2. Sholat Sunah Rajab
Imam Al-Ghazali mencatat dalam kitab Ihya Ulumiddin bahwa terdapat shalat sunah mutlak yang biasa dilakukan oleh orang saleh pada masanya. Terkait shalat Rajab, Imam Al-Ghazali menganjurkan demikian:
"Seseorang yang berpuasa di hari Kamis dalam bulan Rajab, kemudian melakukan shalat sunah sebanyak dua belas rakaat di antara waktu shalat Isya dan sepertiga malam, maka permohonannya akan dikabulkan. Adapun tatacara melakukan shalat dua belas rakaat itu seperti shalat sunah pada umumnya, yaitu dilakukan dengan shalat dua rakaat dengan satu kali salam. Bila shalat dua belas rakaat berarti terdapat enam kali salam. Setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah, disunahkan membaca Surat Al-Qadar sebanyak 3x dan Al-Ikhlas sebanyak 12x."
"Setelah selesai shalat, kita dianjurkan membaca shalawat sebanyak 70x. Shalawat yang dibaca adalah allahumma shalli 'ala Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'ala alihi. Setelah membaca shalawat, kita dianjurkan sujud dengan membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70x. Setelah selesai sujud, duduklah sejenak dengan membaca rabbighfir warham wa tajawaz 'amma ta'lam innaka antal a'azzul akram sebanyak 70x. Setelah itu, kembali sujud dengan membaca subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70x. Setelah rampung, mohonlah kepada Allah SWT atas hajat yang diinginkan."
Imam Al-Ghazali menganggap sholat sunah Rajab dengan cara yang disebutkan di atas adalah mustahabbah (sunah) dan biasa dilakukan semua warga kota Al-Quds tanpa ada yang rela meninggalkan kebiasaan shalat tersebut. Walaupun demikian, Imam al-Ghazali mengakui bahwa dalil shalat sunah mutlak di Bulan Rajab ini tidak sekuat dalil Shalat Tarawih dan Shalat Idul Fitri ataupun Shalat Idul Adha.
3. Perbanyak Istighfar
Dalam buku Doa & Amalan di Bulan Rajab Sya'ban dan Ramadhan oleh Tim Zahra, disebutkan bahwa bulan Rajab adalah bulan pengampunan. Imam Ja'far ash Shadiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Rajab adalah bulan pengampunan bagi umatku, maka perbanyaklah beristighfar di bulan ini, karena Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bulan Rajab dijuluki dengan al Ashab (pelimpahan) karena pada bulan ini terdapat rahmat Allah yang dilimpahkan kepada umatku. Sehingga perbanyaklah mengucap,
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ
Arab latin: Astaghfirullah wa as aluhut taubah
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah dan aku meminta kepada-Nya agar diterima tobatku."
Rasulullah SAW menganjurkan untuk beristighfar sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari, lalu mengangkat tangannya dan berkata:
اللهم اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ
Arab latin: Allahummaghfirli wa tub 'alayya
Artinya: "Ya Allah ampunilah aku dan terimalah tobatku."
4. Berdoa Panjang Umur
Ketika masuk Bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk memohon keberkahan hidup kepada Allah SWT. Mereka dianjurkan untuk memohon doa panjang umur selama bulan Rajab agar dapat mengalami bulan mulia Sya'ban dan Ramadhan.
Adapun lafal doa yang lazim dibaca adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Arab latin: Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya'bâna wa ballighnâ Ramadhânâ
Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Bulan Sya'ban. Sampaikan kami dengan Bulan Ramadhan."
Doa panjang umur itu juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana riwayat hadits berikut:
كان إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Artinya: "Jika masuk bulan Rajab, Rasulullah berdoa, 'Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Sya'ban. Sampaikan kami ke Bulan Ramadhan.'"
Syekh Ibnu Rajab menyimpulkan bahwa riwayat ini menganjurkan umat Islam untuk memohon panjang umur dengan niat untuk menambah kebaikan dan beramal saleh di masa mendatang.
5. Membaca Ayat- ayat Al-Qur'an
Sayid Ibn Thawus meriwayatkan bahwa seorang muslim dapat membaca Surat Al Ikhlas sebanyak 10.000 kali atau 1.000 kali atau 100 kali pada bulan Rajab. Terlebih jika dibaca pada hari Jumat maka di hari kiamat ia akan bercahaya dan cahaya tersebut dapat menariknya ke surga.
(alk/hmw)