Bulog Sulselbar menerjunkan tim audit untuk mengusut 500 ton beras yang diduga hilang di Bulog Pinrang. Tim audit nantinya akan bertugas mengumpulkan bukti-bukti dan memeriksa sejumlah pihak yang terlibat.
"Tim audit internal dari Bulog masih melakukan penelusuran dan mengumpulkan bukti-bukti yang terkait (hilangnya 500 ton beras)," ungkap Pimpinan Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulselbar Bakhtiar AS saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (24/11/2022).
Bakhtiar mengatakan, tim audit telah memeriksa berbagai pihak, termasuk Kepala Gudang dan Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang. Kini keduanya pun telah dicopot dari jabatannya.
"Telah dilakukan pencopotan pejabat yang terkait antara lain Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Gudang," papar Bakhtiar.
Selain pihak internal, tim audit juga telah memeriksa rekanan Bulog yang diduga ikut terlibat dalam kasus dugaan hilangnya 500 ton beras.
"Kita sudah periksa rekanan (CV Sabang Merauke Persada) yang bekerja sama dengan gudang (Bulog di Pinrang). Yang jelas pengakuan rekanan itu mengakui bahwa betul diambil sejumlah 500 ton itu," rincinya.
Hanya saja Bahktiar belum mendapatkan laporan lengkap terkait pemeriksaan CV Sabang Merauke Persada. Termasuk komitmen untuk mengembalikan beras sebanyak 500 ton yang telah diambil.
"Saya belum terima dari tim audit (laporan hasil pemeriksaan CV Sabang Merauke Persada)," bebernya.
Tim audit selanjutnya, juga akan berkoordinasi dengan aparat untuk melaporkan hasil audit yang telah dilaksanakan. Pihaknya mengaku menyerahkan ke pihak kepolisian untuk proses hukum kasus tersebut.
"Jadi statusnya sekarang masih mengambil keterangan dan kemudian beberapa saksi juga yang kami anggap mengetahui. Semoga bulan ini sudah ada gambaran lah (hasil audit)," jelasnya.
Rekanan Bulog Pinrang Jaminkan Sertifikat Palsu
Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang, Radityo W. Putra Sikado mengaku sudah lama menagih rekanan untuk mengembalikan pinjaman 500 ton beras yang diduga hilang. Pihaknya bahkan diberi jaminan sertifikat pabrik oleh rekanan yang diduga palsu.
"Saya tagih pertengahan September (pengembalian beras)," ungkap Radityo saat ditemui detikSulsel, Rabu (23/11).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(ata/hsr)