Kata Siapa Generasi Sandwich Nggak Bisa Punya Rumah? Bisa Dong, Ini Caranya

Kata Siapa Generasi Sandwich Nggak Bisa Punya Rumah? Bisa Dong, Ini Caranya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 28 Feb 2024 13:43 WIB
an asian chinese family moving into new house and received the house key from real estate agent
Ilustrasi beli rumah Foto: iStock
Jakarta -

Generasi sandwich merupakan kelompok masyarakat yang menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai kebutuhan orang tua maupun adik atau kakaknya secara bersamaan. Fenomena tersebut bisa membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk untuk membeli rumah.

Berdasarkan sebuah survei CBNC Indonesia, pada 2021 lalu 48,7% masyarakat produktif (25-45 tahun) Indonesia merupakan generasi sandwich yang memiliki tanggungan finansial atas keluarganya. Dari jumlah tersebut, hanya 13,4% yang memiliki kesiapan finansial dalam memenuhi pengeluaran pokok, menabung, dan berinvestasi.

Walau demikian, para generasi sandwich ini ternyata masih bisa memiliki rumah. Perencana Keuangan dari Finansialku, Shierly menilai generasi sandwich masih bisa memiliki rumah dengan melakukan beberapa hal, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkatkan Penghasilan

Pertama yaitu menaikkan penghasilan. Menurut Shierly, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan berinvestasi. Untuk mulai berinvestasi, kamu bisa menyisihkan sekitar 10% dari penghasilan terlebih dahulu. Lambat laun tingkatkan jumlah investasi.

Buat Budgeting

Selanjutnya adalah membuat budgeting atau memastikan setiap pengeluaran itu efektif. Jangan sampai pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukkan.

ADVERTISEMENT

Siapkan Dana Darurat

Selanjutnya adalah menyiapkan dana darurat. Dengan adanya dana darurat, apabila terjadi sesuatu hal secara mendadak maka bisa menggunakan dana darurat yang ada alih-alih menggunakan pinjaman online alias pinjol.

"Dana darurat ini perlu ada karena saya banyak banget ketemu klien yang hanya karena nggak punya cukup dana darurat, mereka jadinya terjebak dalam pinjol," ujarnya dalam Webinar Property Outlook 2024 yang disiarkan secara daring, dikutip Rabu (28/2/2024).

Shierly menganjurkan untuk memiliki dana darurat 6x dari kebutuhan bulanan bagi orang yang single atau bagi yang sudah berkeluarga 12x pengeluaran bulanan.

Punya BPJS Kesehatan

Menurutnya memiliki BPJS Kesehatan cukup penting jika terjadi risiko kalau sakit setidaknya ada BPJS Kesehatan untuk menutupi biaya perawatan. Terlebih lagi pemerintah juga sudah mengeluarkan kebijakan bagi yang ingin membeli properti harus memiliki BPJS Kesehatan.

"Menurut saya ini sesuatu hal yang bagus, akhirnya menjadi memaksa orang untuk punya BPJS Kesehatan karena kalau kita lihat, salah satu biaya yang besar di rumah tangga itu juga biaya kesehatan. Jadi ini juga penting ketika teman-teman sendiri membeli rumah, apalagi kalau rumahnya KPR untuk jangka waktu yang panjang itu ibaratnya seperti lari marathon, kalau mereka nggak punya proteksi risiko terhadap kesehatan, bagaimana mereka mau produktif dan mencapai tujuan keuangan lainnya?" tuturnya.

Di sisi lain, Shierly mengatakan kalau generasi sandwich belum bisa membeli rumah, ia menyarankan untuk menyewa terlebih dahulu. Selain itu, generasi sandwich bisa membeli properti untuk disewakan agar uang sewa bisa menjadi tambahan pendapatan.

"Atau mereka bisa propertinya bisa dijadikan tempat tinggal sekaligus tempat usaha dari rumah, work from home, bisa dari rumah. Jadi propertinya beli bukan hanya bisa jadi tempat tinggal tetapi juga bisa menjadi tambahan pemasukkan," paparnya.

Sebelum Beli Rumah Perhatikan Hal Ini Dulu

Shierly juga memaparkan hal-hal yang harus diperhatikan dari sisi keuangan sebelum membeli rumah. Hal ini bisa berlaku baik untuk generasi sandwich ataupun bukan. Berikut ini daftarnya.

Jaga Rasio Utang

Rasio utang perlu dijaga. Menurutnya, rasio utang ini seperti nama baik yang harus dijaga. Untuk rasio utang yang aman adalah 35% dari penghasilan bulanan.

"Untuk membeli rumah, tentu rasio utang yang mana harus dijaga. Buat teman-teman mungkin ini menjadi PR, rasio utang atau reputasi kredit ini ibaratnya menjadi nama baik kita. Rasio utang yang aman ini baiknya memang di bawah 35%, cicilannya per bulan di bawah 35% dari penghasilan bulanan," tuturnya.

Asuransi Jiwa KPR

Shierly mengatakan hal tersebut diperlukan agar semisal orang yang membayar KPR rumah meninggal, utang-utang yang belum terbayar tidak dibebankan ke keluarganya.

"Bagusnya juga dari KPR adalah adanya asuransi jiwa. Jadi ada risiko kredit bagi anggota rumah tangga/tanggungan yang ada risikonya andai kata dari proses KPR ini belum selesai dan yang mencicil meninggal dunia, paling nggak tidak memberikan risiko gagal bayar terhadap anggota keluarganya," tuturnya.

Siapkan Down Payment atau DP

Meski saat ini ada kebijakan yang membebaskan pembayaran DP atau DP 0%, Shierly menilai calon pembeli rumah tetap perlu menyiapkan DP. Ia menyarankan untuk menyiapkan DP sebesar 20-40% dari harga rumah.

"Walaupun saat ini ada DP 0%, menurut sudut pandang saya sebagai perencana keuangan, tetap porsi 20% itu harus ada dari modal pribadi. kalau bisa bahkan saya sarankan sampai 30-40% untuk DP-nya sendiri. jadi seenggaknya 40% sudah dari modal sendiri, 60%-nya baru bantuan perbankan," ujarnya.




(abr/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads