Generasi sandwich, yang dikenal sebagai kelompok usia yang harus menopang kehidupan orang tua dan anak-anak sekaligus, kini menghadapi tantangan baru mengumpulkan dana untuk membeli rumah. Dengan biaya hidup yang semakin meningkat, banyak dari mereka harus berjuang keras untuk bisa memiliki hunian sendiri.
Berdasarkan analisis survey dari Pinhome yang bekerja sama dengan YouGov, generasi sandwich melakukan pembelian properti seperti rumah 53% itu dari hasil tabungan pribadi mereka. Selain itu, sekitar 29% dari mereka mendapatkan dukungan dari keluarga mereka untuk mewujudkan rumah impian.
"Kebutuhan itu, tidak hanya kebutuhan individu dirinya sendiri. Dan tadi beberapa fitur yang tadi sudah saya sampaikan, itu berkali-kali manifestasi dari bagaimana kami membantu generasi Sandwich" ujar Dayu Dara selaku CEO & Founder of Pinhome.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, hanya 28% yang memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dan 26% lainnya memilih menggunakan pinjaman lain seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Nah mereka juga bilang kalau mereka dapat hubungan atau pinjaman dari keluarga, gitu ya, lalu baru kredit perbankan, itu KPR, KPR dan sebagainya. Jadi disini itu bukan eksklusif, itu bukan LKH Pro atau KS atau KPR, tapi ini bisa kombinasi dari banyak pembiayaan" pungkas Edward Hutasoit selaku General Manager of YouGov Indonesia.
Langkah-langkah yang diambil generasi sandwich dalam merencanakan anggaran ini tidak dapat dilepaskan dari dinamika pasar yang lebih luas. Survey juga menyatakan, pada kuartal kedua tahun 2024 Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, ini guna menjaga stabilitas di tengah ekonomi global yang peningkatannya tidak pasti.
(dna/dna)