Pada 19 Oktober lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dari 5,75% menjadi 6%. Kenaikan suku bunga acuan ini diprediksi akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap properti menurun.
"Mengingat sebagian besar pembelian properti oleh masyarakat cenderung menggunakan cara bayar Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), maka ini perlu menjadi perhatian semua stakeholder untuk memastikan geliat permintaan masyarakat akan properti tetap stabil," papar Bharat Buxani, Senior Vice President (SVP) Marketing 99 Group Indonesia, dalam keterangan yang diterima detikcom, Kamis (30/11/2023).
Dampak kenaikan suku bunga acuan tersebut, menurut Bharat, bisa diantisipasi masyarakat dengan lebih cermat dalam menyusun perencanaan keuangan untuk membeli properti, jeli dalam membandingkan berbagai program KPR bank, memanfaatkan insentif pemerintah hingga promo dari developer agar cicilan membeli hunian impian bisa tetap terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi yang sedang menjalani cicilan KPR dan dirasa mulai berat karena bunga floating, bisa memanfaatkan program Pindah KPR, untuk mendapatkan suku bunga dan nilai cicilan yang lebih terjangkau," lanjut Bharat.
Pindah KPR bisa menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat dengan mengalihkan pembiayaan KPR rumah yang sedang berjalan dari bank asal ke bank lainnya. Dengan pindah KPR, masyarakat bisa memilih suku bunga dan nilai cicilan bank yang lebih terjangkau.
Sementara itu, BI dan pemerintah juga menghadirkan sejumlah kebijakan dan insentif dalam menjaga laju pasar properti tetap stabil, seperti perpanjangan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100 persen, kebijakan insentif PPN/DTP untuk setiap pembelian rumah dengan harga maksimal Rp5 miliar dan insentif tanggungan biaya administrasi pembelian rumah hingga Rp4 juta kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Apabila insentif ini didukung dengan langkah strategis stakeholder terkait, seperti pengembang, perbankan, hingga marketplace properti dalam menghadirkan program-program yang memudahkan masyarakat, ditambah dengan iklim Pemilu 2024 yang kondusif, kami optimistis stabilitas pasar properti tetap bergeliat," tutur Bharat.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(dna/dna)