Seorang warga Serpong, Tangerang Selatan, Agus, tinggal di dekat TPA Cipeucang. Jarak rumahnya yang sangat dekat dengan TPA tersebut membuatnya harus memakai air galon untuk kebutuhan hidup karena sumurnya sudah tercemar air lindi.
Agus (50) sudah tinggal di rumahnya yang berada di Curug, RT 006 RW 04, Serpong ini jauh sebelum ada TPA Cipeucang. Dulu, ia menggunakan sumur yang tak jauh dari rumahnya sebagai sumber air bersih bahkan ia mengklaim bisa langsung diminum saking bersihnya.
Kini, ia tidak bisa menggunakannya lagi karena sumurnya sudah tercemar air lindi dari sampah yang menggunung di TPA Cipeucang. Bahkan, ia sudah melepas paralon yang menyambungkan sumur ke keran-keran di rumah karena sudah tidak berfungsi semenjak tercemar.
Dalam empat sampai lima tahun terakhir, pria yang bekerja sebagai tukang bangunan ini harus menggunakan air isi ulang untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan air galon untuk minum serta memasak setiap hari. Tak hanya beli galon, ia juga menyiapkan air minum botol dan air minum kemasan gelas di rumah.
"Kalau (air) isi ulang ya, itu bisa 5 galon. Kalau untuk minum itu 2 galon. Itu sehari," katanya kepada detikcom, Kamis (11/12/2025).
Untuk biayanya, ia merinci untuk air isi ulang Rp 5.000 per galon dan Rp 22.000 per galon untuk air minum. Jadi sehari, ia bisa menghabiskan sekitar Rp 69.000 hanya untuk air bersih.
Tak hanya galon, Agus juga harus memakai masker setiap hari untuk mengurangi mencium bau menyengat dari sampah di TPA Cipeucang. Jika tidak memakai masker, ia merasa engap karena bau yang tertahankan dari TPA Cipeucang.
"Iya (pakai masker setiap hari), itu anak yang beli," tuturnya.
Setelah bertahun-tahun menggunakan air isi ulang dan air galon sebagai sumber air bersih, baru lah sekitar lima bulan yang lalu ia mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Walau demikian, ia masih tetap membeli air galon untuk kebutuhan minum.
Sebelumnya diberitakan, beberapa warga Beberapa warga RT 006 RW 004 dan Desa Kademangan sempat melakukan unjuk rasa di depan kantor UPTD Cipeucang dan menuntut agar TPA itu ditutup sejak Senin (8/12) dan beberapa hal lainnya yaitu:
1. Penutupan TPA Cipeucang per hari Senin, 8 Desember 2025.
2. Normalisasi saluran air kali seperti dulu lagi.
3. Perapihan sampah di sekitar rumah yang terdampak sampah.
4. Alat berat standby untuk perapihan saluran air dan rumah warga.
5. Penanganan lindi dan bau sampah.
6. Dampak kesehatan dan kompensasi warga yang terdampak.
Agus mengatakan hingga saat ini pembuangan sampah ke TPA Cipeucang sudah dihentikan usai dilakukan unjuk rasa.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)