Mengerikan! Rumah Warga di Serpong Nyaris Terkubur Sampah TPA Cipeucang

Mengerikan! Rumah Warga di Serpong Nyaris Terkubur Sampah TPA Cipeucang

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 10 Des 2025 18:14 WIB
Mengerikan! Rumah Warga di Serpong Nyaris Terkubur Sampah TPA Cipeucang
TPA Cipeucang. Foto: Almadinah Putri Brilian
Jakarta -

Belum lama ini sempat ramai di media sosial soal seorang warga Serpong yang mengaku rumahnya nyaris tertimbun sampah TPA Cipeucang. Hal ini sontak ramai dibicarakan warganet.

Tim detikcom mencoba untuk menemui warga tersebut. Lokasinya ada di Curug RT 006 RW 004, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Saat menelusuri Jl. Raya Serpong di sekitar Bintan Indah, bau sampah sudah menguar. Begitu semakin dekat dengan TPA Cipeucang, bau semakin menyengat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom berhasil menemui warga tersebut yang diketahui bernama Agus (50). Dia keluar rumahnya menggunakan masker karena bau sampah yang menyengat hidung. Rumah Agus tidak berada di wilayah TPA Cipeucang, tapi karena sampah semakin banyak, sebagian mulai memasuki tanah miliknya.

Jarak perbatasan tanah rumahnya dengan gunungan sampah Cipeucang sekitar 4-5 meter, tapi kini sudah memasuki sebagian tanah miliknya. Sampah yang ada di TPA Cipeucang bahkan lebih tinggi dari rumahnya yang terdiri dari satu lantai.

ADVERTISEMENT

Agus mengaku sangat was-was dengan sampah yang semakin lama semakin tinggi di dekat rumahnya. Ia jadi tidak bisa konsentrasi untuk bekerja dan memilih untuk menjaga rumahnya sembari mengurus kambing miliknya.

Terkadang suka terjadi longsoran sampah di TPA Cipeucang. Kalau hujan deras lebih dari satu jam, terjadi banjir di TPA Cipeucang. Pada Jumat (5/12) banjir sempat merendam rumah warga sekitar TPA Cipeucang setinggi betis orang dewasa.

Perbatasan rumah Agus, seperti pohon sukun, pohon rambutan, sebagian sudah tertimbun sampah. Bahkan patok tanahnya sudah hampir tak terlihat karena tertimbun sampah.

"Yang saya takut itu, ini sudah dekat rumah. Nanti malam (sampah) juga akan rapat lagi ini (ke dekat rumahnya)," katanya saat ditemui detikcom, Rabu (10/12/2025).

Rumah warga di samping TPA CipeucangRumah Agus di samping TPA Cipeucang. Foto: Almadinah Putri Brilian

Agus sudah tinggal di rumahnya itu sejak lahir. Dulu, kata Agus, sumber airnya bisa langsung digunakan untuk minum dan lingkungannya masih enak untuk ditinggali.

"Bukan dari lahir lagi, sebelum ada TPA juga sudah di sini nenek moyang punya tanah itu. Sebelum ini juga, nenek moyang sudah punya tanah di sini," tuturnya.

TPA Cipeucang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun. Pun ketika beroperasi, dulu belum sebanyak ini sampahnya tapi lama-lama semakin menggunung karena sampah berasal dari beberapa daerah.

Akibat dari overloadnya TPA Cipeucang, Agus kesulitan mengakses air bersih karena sumurnya tercemar dengan air lindi (cairan beracun yang berasal dari air yang masuk ke tumpukan sampah). Untuk mengakses air bersih selama empat tahun terakhir, Agus selalu menggunakan air isi ulang untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan air galon untuk minum. Baru sekitar lima bulan belakangan ini, ia mendapatkan bantuan air bersih dari Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan.

Agus sudah sering melaporkan keluhannya ke pemerintah daerah dan dinas terkait. Tapi butuh waktu lama untuk keluhannya ini ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Agus juga mengaku sering merasakan sesak napas karena bau sampah yang menyengat. "Sekarang saya mah ini, suka sesak, agak engap" tuturnya.

Agus (50), warga yang rumahnya dekat TPA CipeucangAgus (50), warga yang rumahnya dekat TPA Cipeucang. Foto: Almadinah Putri Brilian

Agus mengakui, pemerintah daerah sudah memberikan kompensasi berupa uang Rp 250.000 per KK per tahun. Namun ia merasa tidak sepadan dengan apa yang harus dirasakannya setiap hari yang menghirup bau menyengat hingga rawan terjadi banjir.

"Kecuali dalam arti (warga) yang jauh, ya wajar (kompensasi segitu). Kita merasa keberatannya lagi di situ. Yang jauh disamaratakan dapatnya segitu," tuturnya.

Beberapa warga RT 006 RW 004 dan desa Kademangan sempat melakukan unjuk rasa di depan kantor UPTD Cipeucang dan menuntut agar TPA itu ditutup sejak Senin (8/12) dan beberapa hal lainnya yaitu:

1. Penutupan TPA Cipeucang per hari Senin, 8 Desember 2025.

2. Normalisasi saluran air kali seperti dulu lagi.

3. Perapihan sampah di sekitar rumah yang terdampak sampah.

4. Alat berat standby untuk perapihan saluran air dan rumah warga.

5. Penanganan lindi dan bau sampah.

6. Dampak kesehatan dan kompensasi warga yang terdampak.

Agus mengatakan hingga saat ini pembuangan sampah ke TPA Cipeucang sudah dihentikan usai dilakukan unjuk rasa.

detikcom sudah mencoba untuk menemui Kepala UPTD Cipeucang di kantornya, namun masih belum bisa ditemui karena sedang ada agenda lain.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

(abr/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads