Universitas Harvard merupakan perguruan tinggi tertua di Amerika. Kampus ini sudah berdiri sejak Oktober 1636 dan masih eksis hingga saat ini.

Sebagai kampus tertua, bahkan sebelum masuk abad ke-18, tentu bangunan di sana memiliki arsitektur berbeda-beda, mengadopsi banyak arsitektur yang sedang tren pada abad tersebut.

Dilansir Harvard Magazine, salah satu gedung tertua dan masih berdiri hingga saat ini adalah Massachusetts Hall yang berdiri di pintu masuk Harvard Yard. Bangunan ini telah berdiri sejak 1720. Saking istimewanya bangunan tersebut, gedung ini sering dijadikan sebagai gambar ikon beberapa merchandise dan pelengkap dalam spanduk.

Mengingat umurnya yang sudah 3 abad lebih, Massachusetts Hall sudah dimanfaatkan untuk berbagai macam hal. Mulai dari barak tentara selama Perang Revolusi, asrama mahasiswa, ruang baca, ruang kuliah, laboratorium, dan saat ini ditetapkan sebagai ruang administrasi serta ruang rektor kampus.

Sejarah awal pembangunan Massachusetts Hall sendiri dimulai ketika Harvard College merasa jumlah penghuni di asrama semakin banyak. Kemudian, Dewan Pengawas Universitas mengajukan petisi kepada Pengadilan Umum, badan pemerintahan koloni, untuk membangun tempat tinggal baru dengan dana publik dan mengurangi tekanan pada Old Stoughton, yang saat itu merupakan satu-satunya asrama Universitas.

"Jumlah Putra-putra Nabi sekarang telah meningkat begitu pesat sehingga tempat di mana mereka biasa tinggal menjadi sangat sempit," tulis surat permohonan tersebut, seperti dikutip detikcom pada Jumat (12/12/2025).

Permohonan tersebut tidak langsung dikabulkan. Pihak kampus berjuang kurang lebih dua tahun bahkan berselisih dengan legislatif soal pemotongan anggaran. Beruntungnya Massachusetts Hall selesai dibangun dengan biaya £3.500 atau saat ini setara dengan Rp 78 juta (Kurs Rp 22.287).

Bangunan ini mengadopsi arsitektur bergaya Georgian Awal. Dikutip dari catatan cendekiawan Harvard Bainbridge Bunting berjudul Harvard: An Architectural History. Bangunan ini ditujukan untuk menampung 64 mahasiswa, tetapi dua kamar dialokasikan untuk tutor dan satu kamar lainnya menjadi "Ruang Peralatan", nantinya di masa depan ruang peralatan tersebut menjadi ruang laboratorium ilmiah.

Selama Perang Revolusi, Harvard mengosongkan asrama untuk tentara kontinental yang akan digunakan sebagai barak. Pada puncak pengepungan Boston, 640 tentara kontinental tinggal di 32 kamar gedung tersebut. Sayangnya, bangunannya banyak mengalami kerusakan setelah diubah menjadi barak darurat tersebut. Interior dan kenop pintu serta kunci kuningan banyak yang hilang atau hancur.

Gedung ini pada 1740-an, sempat menjadi laboratorium fisika eksperimental pertama di Amerika, milik profesor matematika dan filsafat alam Hollis, John Winthrop. Pada 1870-an, Presiden Universitas Harvard Charles William Eliot merasa membutuhkan lebih banyak ruang kelas sehingga merombak gedung tersebut untuk membangun empat ruang besar yang akan digunakan sebagai ruang kelas, ruang ujian, atau laboratorium sesuai kebutuhan.

Kemudian, ada rencana gedung tersebut mau direnovasi menjadi ruang kantor. Namun, terjadi kebakaran pada 1924 sehingga fungsinya kembali menjadi asrama. Pada 1939, lantai bawah dialokasikan untuk kantor presiden (yang sebelumnya berada di University Hall) dan gedung tersebut mulai memiliki tampilan modernnya.

Meskipun kegunaannya berubah, tampilan luar bangunan tua ini tidak banyak berubah dan tetap elegan. Perbedaan terbesarnya adalah hilangnya sebuah jam besar yang berdiri di ujung barat bangunan dan hiasan besi dihilangkan pada tahun 1800-an. Sementara, tampilan dalam bangunan mengalami perubahan mengikuti fungsinya.