Memiliki rumah yang bagus dan nyaman merupakan impian setiap orang. Namun, tidak semua orang beruntung dapat merasakan kenikmatan tersebut.
Masih ada sebagian warga yang terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni. Salah satunya dialami oleh Wasmo yang harus betah menghuni sebuah rumah kontrakan yang sudah ambles tenggelam 1 meter.
Rumah tersebut berlokasi di RT 01/RW 08, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Jawa Barat. Dilihat dari luar, rumah tersebut tampak berbeda dari hunian pada umumnya karena seolah 'dimakan tanah' alias tenggelam.
Tim detikProperti mengunjungi langsung tempat tinggal Wasmo. Ia menyebut rumah tersebut terus mengalami ambles dalam beberapa tahun terakhir. Kini, kontrakan itu diketahui sudah ambles hingga sedalam 1 meter.
Saat memasuki area teras, kami harus menundukkan kepala sedikit karena jarak antara kepala dengan plafon teras sangat dekat. Untuk orang dengan tinggi badan 175 cm, jika berdiri tegak maka kepala bisa langsung menyentuh plafon.
Bahkan, Wasmo yang tinggal di rumah itu mengaku kepalanya masih sering terbentur plafon secara tidak sengaja. Untuk mencegah hal itu terulang lagi, ia mengakalinya dengan cara menjebol sebagian depan plafon.
"Sudah berapa kali saya kejedot, kalau nggak saya bobok sendiri bisa bahaya. Karena kadang-kadang balik pulang kerja pakai topi, jadi nggak ngeh dan akhirnya kejedot," kata Wasmo saat diwawancara detikcom, Rabu (6/8/2025).
Wasmo tinggal di rumah kontrakan itu bersama sang istri, Maryani, dan kedua anaknya. Rumah itu terdiri dari dua bagian, bagian kiri dihuni oleh Wasmo dan keluarga, lalu bagian satunya lagi diisi oleh tetangganya yang merupakan pensiunan guru.
Wasmo menyewa kontrakan tersebut dengan biaya Rp 200.000 per bulan dan belum termasuk listrik. Untuk listrik, Wasmo dan tetangganya saling patungan sebesar Rp 50.000 per orang agar dapat memenuhi kebutuhan listrik selama sebulan.
Wasmo bercerita terkadang ia harus menunggak bayar sewa kontrakan karena tak punya uang. Sebab, profesinya yang hanya kuli bangunan harian membuatnya kesulitan mendapatkan gaji tetap. Meski begitu, pemilik kontrakan memaklumi jika ia harus menunggak bayar kontrakan hingga berbulan-bulan.
"Kalau yang punya (kontrakan) enak orangnya. Walaupun ini sudah telat bayar kontrakan sampai 2-3 bulan, pas dia datang kita bilang lagi nggak ada (uang) nggak apa-apa, nggak kayak yang lain-lain. Intinya kita ngomong," ujarnya.
Rumah yang dihuni Wasmo dan keluarga diketahui berada di tanah bekas rawa. Hal ini turut memengaruhi kualitas air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci baju.
Wasmo mengatakan pemilik kontrakan telah membangun sumur bor untuk mendapatkan air bersih. Namun, air tersebut memiliki bau tak sedap dan mengandung besi tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk memasak. Dengan begitu, sang istri menggunakan air isi ulang untuk masak dan minum.
"Paling kalau buat masak beli air galon, kayak masak nasi pakainya air galon karena airnya nggak bagus juga karena bau besi, jadinya kita sediain air galon dua," ujar Maryani atau kerap disapa Yani.
Baca halaman selanjutnya
Simak Video "Video Senangnya Nunung Dapat Rumah Hasil Jadi Brand Ambassador"
(ilf/ilf)