Siasat Wasmo Tinggal di Rumah 'Dimakan Tanah': Lantai Naik, Plafon Dibongkar

Siasat Wasmo Tinggal di Rumah 'Dimakan Tanah': Lantai Naik, Plafon Dibongkar

ilham fikriansyah - detikProperti
Jumat, 08 Agu 2025 12:45 WIB
Sebuah rumah ambles di Bintara Jaya, Bekasi. Rumah itu seolah tenggelam bak dimakan tanah.
Rumah ambles bak 'dimakan bumi' di Bintara Jaya, Bekasi. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Wasmo sudah tinggal di rumah ambles bak 'dimakan tanah' selama kurang lebih 10 tahun. Berlokasi di Bintara Jaya, Bekasi Barat, tempat tinggal Wasmo bisa dibilang jauh dari kata layak.

Meski dialiri listrik, air, dan terdapat atap, akan tetapi rumah tersebut bisa roboh sewaktu-waktu karena terus mengalami ambles dari tahun ke tahun.

Sebagai penghuni rumah, Wasmo melakukan sejumlah siasat agar rumah tersebut tetap nyaman ditinggali meski berada di tanah bekas rawa. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan menyingkirkan plafon rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika masih menggunakan plafon, Wasmo dan istri harus berjalan secara menunduk di dalam rumah. Rumah tersebut memang terus mengalami penurunan tanah dan kini sudah ambles hingga 1 meter.

Dengan rumah yang terus menurun, jarak antara tanah dengan plafon juga semakin pendek. Hal itu yang membuat Wasmo memilih untuk menyingkirkan plafon rumah dan menyisakan rangka atap dari kayu dan genteng.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ia juga menambah tinggi lantai rumahnya sekitar 50 cm. Lantai tersebut bukan dilapisi keramik, melainkan batu bata dan semen yang dibuat rata dan halus. Cara ini dilakukan agar rumahnya tidak kemasukan air ketika hujan turun.

Saat hujan, air dari luar bisa masuk ke dalam rumah, tetapi tidak akan merendam lantai karena sudah ditinggikan. Namun lain halnya kalau turun hujan deras, air bisa masuk ke dalam hingga setinggi 1 meter.

"Sudah bertahun-tahun ngerasain banjir, jadi sudah nggak kaget dan sekarang sudah biasa aja," kata Wasmo kepada detikcom, Rabu (6/8/2025).

Cara lain agar Wasmo bisa nyaman tinggal di rumah ambles adalah dengan membuat jalan setapak. Soalnya, lokasi rumah yang berada di tanah bekas rawa kerap basah dan berlumpur, sehingga sulit dilewati dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor.

Wasmo lalu mengumpulkan sejumlah puing-puing bangunan seperti genteng dan batu bata untuk digunakan sebagai jalan setapak. Puing-puing itu didapatnya dari sisa pembangunan rumah yang kebetulan ia kerjakan.

"Awalnya mah di sini ada jalan sampai ujung sana, tapi lama-lama dipenuhi lumpur jadinya becek dan susah jalan. Jalan kaki aja susah apalagi kalau naik motor," ungkapnya.

"Daripada anak dan istri susah jalan, akhirnya saya bikin sendiri itu jalanan pakai puing-puing bekas dari sisa bangun kontrakan. Setiap pulang kerja atau istirahat makan saya bawa 2 karung, terus saya pakai buat bikin jalan," jelas Wasmo.

Meski sudah melakukan berbagai upaya agar tempat tinggalnya terasa nyaman, tetap masih ada sejumlah masalah yang kerap dihadapi Wasmo dan keluarga, seperti genteng bocor, air yang berbau besi, hingga menemukan sejumlah hewan berbahaya.

Hewan yang dimaksud adalah ular dan biawak. Sang istri, Maryani berujar kerap menemukan biawak masuk ke dalam rumah saat turun hujan. Ada juga anak ular yang berenang masuk ke dalam rumah saat banjir melanda.

"Pernah ada biawak masuk, gede banget. Waktu itu saya lagi tidur di rumah, terus tiba-tiba ada biawak masuk. Anak ular juga sering nongol ke rumah," ucap Maryani yang kerap disapa Yani.

Rumah ambles itu jadi satu-satunya pilihan bagi Wasmo dan keluarga untuk tinggal. Bukannya tak mau pindah, keterbatasan biaya membuatnya harus bertahan di kontrakan tersebut, meski terus dihantui oleh banjir yang datang ketika hujan deras.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(ilf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads