Menteng merupakan kawasan elit di Jakarta. Area ini kerap ditempati oleh kalangan pejabat. Kenapa ya?
Sebenarnya, hal ini kembali pada alasan dibangunnya Menteng. Kawasan ini dulunya memang sengaja dibangun untuk menunjang perumahan para pejabat era kolonial Belanda.
Hal itu bermula dari perpindahan pusat kota dan pemerintahan kolonial Belanda dari Batavia (kawasan Kota Tua) ke Weltevreden (kawasan Lapangan Banteng). Pindahnya pusat pemerintahan tersebut tentunya membuat para pejabat juga pindah rumah agar bisa lebih dekat ke tempat kerjanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Dibangunnya Menteng) kebutuhan pemukiman, terutama pemukiman pejabat Belanda, maka memang Menteng kemudian dijadikan kawasan yang paling indah, paling sejuk, kawasan elit," kata Sejarawan Asep Kambali kepada detikcom, Rabu (28/5/2025) lalu.
Maka dari itu, orang-orang yang tinggal di sana adalah pejabat pemerintah kolonial Belanda. Sementara saat ini, kawasan tersebut kerap dihuni oleh menteri, pejabat, hingga kepala lembaga. Menurutnya Menteng kala itu mirip seperti kawasan Widya Chandra saat ini, yang banyak terdapat rumah dinas menteri.
"Betul (Menteng dibuat sengaja untuk kalangan elit). Jadi Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan NV de Bouwploeg itu membutuhkan hunian untuk para pejabat. Jadi di situlah perumahan-perumahan yang memang sangat elit bagi mereka," tuturnya.
Menurut buku karya Adolf Heuken yang berjudul Menteng 'Kota Taman' pertama di Indonesia, pemerintah Belanda membeli tanah-tanah partikulir yang ada di kawasan Menteng dan Gondangdia untuk membangun perumahan di Menteng. Kala itu, terdapat Komisi Pengawasan Pengurusan Tanah Menteng yang ditugaskan untuk merencanakan dan membangun Nieuw Gondangdia (kini Menteng). Salah satu anggotanya adalah PAJ Moojen yang merupakan pendiri pengembang real estat NV De Bouwploeg, perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah kolonial Belanda untuk mengembangkan kawasan tersebut.
Pada 1910, PAJ Moojen mengajukan rancangan desain kota hunian Menteng dan akhirnya disetujui pemerintah kolonial Belanda pada 1912. Seiring berjalannya waktu, rancangan PAJ Moojen dianggap kurang praktis hingga akhirnya pemerintah kolonial Belanda menugaskan FJ Kubatz untuk menyempurnakan pekerjaan PAJ Moojen.
Saat ini, tidak hanya pejabat negara seperti menteri saja yang tinggal di kawasan Menteng. Ada juga rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, rumah dinas Panglima TNI, rumah dinas duta besar untuk berbagai negara seperti Amerika Serikat, Mesir, hingga India.
Pengembangan Menteng Sempat Melambat
Pada era penjajahan Jepang hingga 1949, pengembangan kawasan Menteng melambat. Tak banyak rumah-rumah besar dibangun di sana. Baru setelah 1950, pembangunan rumah-rumah besar kembali dilakukan.
Hingga akhir 1960, kawasan Menteng masih daerah permukiman yang tenang dan asri. Namun, pada awal 1970 mulai ada perubahan karena ramai dilewati lalu lintas.
Akibat lalu lintas yang tinggi, banyak penduduk Menteng yang pindah ke daerah lain dan bisnis mulai masuk daerah tersebut. Hal itu lambat laun mengubah kawasan Menteng.
Belum lagi, banyak pendatang baru yang membongkar rumah lama dan menggantinya dengan gaya yang baru sehingga tidak serasi dengan gaya bangunan pada zaman Menteng dikembangkan menurut pertimbangan yang matang.
Walau demikian, hingga saat ini Menteng masih menjadi kawasan elit yang harga tanahnya menjadi salah satu paling tinggi di Jakarta. Menurut Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutapea, hal itu terjadi karena memang sudah sejak dulu Menteng dibangun secara eksklusif.
"Ya karena sudah terlanjut dari awal itu dipenuhi komunitas pebisnis dan pemerintah. Zaman dulu kan mainnya kan orang-orang pejabat ya, di Menteng dari awal, kemudian pebisnis-pebisnis juga ada di sana," tuturnya kepada detikcom belum lama ini.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)