Kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi kawasan rumah elit dan strategis di wilayah ibu kota Jakarta. Suasananya asri, tenang, lingkungannya bersih, yang jelas ini adalah komplek gedongan.
Tapi, tak semua orang bisa beli rumah di Menteng. Jelas, harganya pasti selangit. Dikutip dari detikProperti, satu rumahnya bisa seharga Rp 40 miliar, karena satu meter tanahnya seharga Rp 100 juta!
Di salah satu situs jual beli hunian, rumah yang dijual mulai dari Rp 21 miliar hingga Rp 140 miliar untuk yang paling mahal. Untuk rumah dengan harga Rp 21 miliar, terdiri dari 2 lantai dengan luas tanah 323 meter persegi dan luas bangunan 400 meter persegi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mungkin banyak orang bertanya-tanya, mereka yang bisa punya rumah di Menteng, kerjanya apa ya? Hal ini diungkap Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia, Martin Samuel Hutapea.
Menurutnya, mereka yang punya rumah di Menteng itu termasuk orang-orang High Net Worth Individual, atau individu yang kekayaan bersihnya, tidak termasuk residen utama, lebih dari US$ 1 juta atau Rp 16,2 miliar (kurs Rp 16.271).
"Kita bilang itu (pemilik hunian di Menteng) HNWI, High Net Worth Individual," katanya.
Ia meyakini yang bisa membeli rumah di Menteng setidaknya merupakan pemilik bisnis alias business owner maupun pemilik pabrik besar. Bisnis yang dimilikinya juga bukan yang biasa saja, tetapi bisnis besar dengan omzet miliaran Rupiah.
Bahkan, dikatakan tidak mungkin pekerja profesional untuk membeli rumah di Menteng yang harganya selangit.
"Khusus yang level itu, itu nggak mungkin profesional. Profesional dalam artian massal ya, kayak pekerja kantoran kayak saya, itu sih nggak mungkin," tuturnya saat itu.
Apabila dihitung menggunakan fitur simulasi KPR yang ada di detikProperti, katakanlah DP 10%, maka pokok pinjamannya Rp 18,9 miliar. Apabila tenor 20 tahun, bunga fix 5,46% selama 5 tahun maka angsuran yang harus dibayar kurang lebih Rp 129,5 juta. Sesudahnya akan diterapkan bunga floating yang anggap saja besarnya 13,5% sehingga cicilan selanjutnya sekitar Rp 228,1 juta.
Menurut banyak perencana keuangan, besaran cicilan yang bisa diambil yaitu sekitar 30% dari gaji. Dengan demikian, cicilan untuk rumah Rp 21 miliar sekitar membutuhkan gaji sekitar Rp 760 juta per bulan.
(aau/aau)