Rumah Tapak dan Sektor Industri Diramal Jadi Penopang Sektor Properti di 2025

Rumah Tapak dan Sektor Industri Diramal Jadi Penopang Sektor Properti di 2025

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Kamis, 31 Okt 2024 18:45 WIB
Ilustrasi Perumahan Rakyat
Ilustrasi perumahan. Foto: BP Tapera
Jakarta -

Pengembang Triniti Land memprediksi sektor properti akan membaik dan bangkit pada 2025. Sektor penopangnya dan paling stabil adalah sektor rumah tapak (landed house) dan industri. Selain itu, hotel juga berpotensi untuk berkembang, tetapi untuk hotel bintang 4 dan 5.

"Ada beberapa sektor yang harus kita perhatiin. Yang masih relatif stabil itu mungkin masih hotel. Sektor yang selalu tetap stabil itu adalah landed house dan pergudangan (industri)," kata Direktur Utama sekaligus CEO Triniti Land Ishak Chandra dalam Media Gathering di Jakarta pada Kamis (31/10/2024).

Ishak menyebutkan ada beberapa wilayah yang ia lihat dalam beberapa tahun ke depan dapat berkembang dari segi properti. Total ada 16 daerah di antaranya Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Batam, Palembang, Lampung, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap tahun saya adain riset, 10 kota utama itu nggak terlalu berubah. Nomor satu adalah selain Jakarta, botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi). Selain Jabotabek itu larinya ke Semarang ke Bandung. Jogja ke Semarang, Surabaya," sebutnya.

"Sebenarnya Bali dulu nggak masuk, sekarang bisa masuk (daftar). Kalau Sumatra itu Medan, Batam, Palembang, Lampung. Kalau Kalimantan itu Balikpapan, Samarinda. Kalau Sulawesi itu ada Makassar," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Ia menyoroti, Balikpapan dan Samarinda adalah dua kota yang akan masif pengembangan propertinya karena adanya Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini dikarenakan IKN yang kelak akan menjadi Ibu Kota baru membutuhkan waktu yang lama untuk menarik keramaian. Sementara Balikpapan dan Samarinda adalah kota terdekat dengan IKN yang memang sudah ramai.

"Karena untuk mengembangkan satu properti ada dua hal. Pertama critical mass, populasinya ada atau nggak. Kedua economic base. Terjadi transaksi. IKN, dia perlu waktu untuk bikin critical mass. Ini populasinya. Dia perlu waktu juga create the economic base. Nah, biasanya belum ada populasi, belum ada apa-apa," paparnya.

Lalu, sektor industri disebut akan stabil karena akan ditopang dari bidang data center, produksi barang, hingga pergudangan. Data center biasanya terletak di dekat kota besar karena aksesnya lebih mudah, sedangkan untuk produksi barang lebih tersebar, tetapi masih di dalam Pulau Jawa.

"Bisa pergudangan juga industrial. Industrial termasuk data center, producing, pergudangan," ungkapnya.

Untuk dapat menjaga stabilitas sektor properti pada 2025 hingga seterusnya, menurutnya pemerintah perlu memberikan insentif untuk mendongkrak daya beli. Bentuknya dengan menghilangkan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang rencananya akan naik menjadi 12%, menghapus Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan mengkaji lagi peraturan mengenai properti untuk warga asing.

"Kalau ini BPHTB, ilangin deh. PPN ilangin, itu ilangin. Ketiga, foreigner ownership itu mesti dijadikan aturan pelaksanaannya dengan benar," imbuhnya.

Menurutnya pengenaan PPN hingga 12% cukup besar dan memberatkan. Sementara BPHTB merupakan pajak di tingkat daerah. Pajak ini berbeda dengan pengenaan pajak pusat sehingga jika ada yang dihilangkan akan dapat meringankan beban pengeluaran.




(aqi/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads