Pengembang terkadang memasarkan perumahan dengan klaim perjalanan dekat ke fasilitas umum seperti stasiun hingga gerbang tol. Bahkan, ada pengembang sampai membuat menyebutkan waktu tempuhnya cukup singkat.
Namun, ternyata klaim-klaim yang dijanjikan bisa saja berbeda dari yang sebenarnya. Melihat fenomena seperti ini, detikProperti melakukan percobaan untuk membuktikan janji-janji pengembang saat memasarkan rumah.
Kami mengunjungi salah satu perumahan di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan pada Selasa (17/9). Untuk akses ke Stasiun Rawa Buntu, pengembang mengklaim perjalanan hanya 15 menit. Nyatanya, perjalanan memakan waktu 32 menit ketika berangkat pukul 11.29 WIB menggunakan mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan menggunakan motor perjalannya 33 menit saat berangkat jam 13.23 WIB. Ternyata waktu tempuh dari perumahan ke stasiun lebih lama dari yang disebutkan pengembang.
Kemudian akses ke tol, pengembang menyebutkan waktu tempuh ke Tol Cinere-Serpong adalah 7 menit. Kami berangkat menggunakan mobil menuju gerbang tol pukul 18.18 WIB. Perjalanan memakan waktu 15 menit, sehingga lebih lama dari seharusnya.
Cerita Warga Dengar Janji Manis Marketing Rumah
Hal ini sempat dialami seorang warga perumahan di Pamulang, Tangerang Selatan, Alfons yang baru menempati rumahnya pada Februari 2024 lalu. Ia mengaku pernah melihat iklan melalui media sosial dan brosur yang menyebut fasilitas umum dekat, bahkan bisa ditempuh dalam waktu yang cukup singkat.
Menurutnya, pengembang memberikan janji-janji manis ketika memasarkan rumah kepadanya. Akan tetapi, ia baru tahu kenyataannya setelah beli rumah. Ternyata realita tidak sesuai ekspektasinya dari janji pengembang.
"Saya pernah nyoba iseng benar nggak sih marketing ngomongnya gimana, terus saya hitung. Dan ternyata kalau ke halte TransJakarta itu makan waktu 15-30 menit. Kalau paling macet 30 menit, tapi kalau normal 15 menit. Jadi ada selisih 5 menit dari janji mereka," ujar Alfons kepada detikProperti.
Selain dekat akses, pengembang pernah memasarkan perumahan dengan menjanjikan akan ada infrastruktur tertenut. Kenyataannya hingga kini masih belum dibangun, seperti akan adanya Stasiun MRT. Padahal, hal itu merupakan rencana yang bahkan belum diumumkan oleh pemerintah.
Terpisah, warga lain yang juga tinggal di perumahan tersebut sejak Februari 2024 lalu, Endang merasa aksesibilitas perumahan ke beberapa fasilitas umum kurang sesuai ekspektasinya.
Ada Marketing Catut Infrastruktur yang Masih Mimpi saat Promosi Rumah
"Banyak real estat itu menawarkan kondisi, lokasi, dan juga fasilitas yang ditawarkan itu untuk menunjang penjualan, contohnya berapa menit dari pintu tol, berapa menit dari stasiun kereta, yang lagi hot sekarang MRT dan LRT. Banyak saya analisa di brosur-brosur, market place, YouTube, itu banyak menawarkan real estat yang menjanjikan," kata Steve.
Steve mengatakan ada banyak pengembangan yang sedang membangun stasiun KRL ke titik lokasi perumahan. Kemudian, ada juga pembangunan akses jalan tol hingga Stasiun MRT yang hingga kini belum terwujud.
Untuk itu, Steve menyarankan agar calon pembeli rumah mempelajari tentang proyek-proyek pengembangan sekitar perumahan yang sedang atau akan dilakukan. Menurutnya kata 'akan' merupakan ketidakpastian terwujudkan fasilitas tersebut.
Boleh Nggak Catut Infrastruktur yang Belum Dibangun Saat Promosi Perumahan?
Menurutnya, hal itu sah-sah saja dilakukan asalkan proyek pembangunan sudah diumumkan oleh pemerintah. Sebab, pemerintah lebih berwenang soal proyek pembangunan.
"Kalau pemerintah sudah mendeklarasikan public announcement, bahwa akan dikembangkan MRT, kutipan itu sah-sah aja yang diambil oleh developer (untuk promosi perumahan," tuturnya.
Tips Beli Rumah dengan Akses Mudah
Dengan fenomena seperti ini, calon pembeli harus jeli dengan klaim pengembang yang bisa saja tidak sesuai realita.
"Saya imbau kepada para calon pembeli untuk berkunjung ke lokasi real estat yang ditawarkan. Pada saat kita berkunjung, paling tidak kita bisa melihat langsung kondisi lalu lintas, kondisi akses, betul atau tidak akses 5 menit dari pintu tol, 10 menit dari stasiun kereta," katanya.
Kondisi lalu lintas sekitar perumahan juga perlu diperhatikan, sebab ada kemacetan terutama saat jam sibuk. Menurut Steve, idealnya sarana transportasi umum tidak lebih 3 km dari rumah kalau memiliki kendaraan pribadi.
Namun, bagi yang ingin berjalan kaki, maka disarankan jaraknya tidak lebih dari 1 km. Sedangkan soal waktu tempuh sangat variatif karena ketidakpastian kondisi jalan.
Di samping itu, kalau pengembang menjanjikan akan ada fasilitas umum tertentu seperti MRT dan tol, calon pembeli bisa mempelajari untuk memastikan kebenarannya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/dna)