Aksesibilitas adalah salah satu poin yang sering ditonjolkan pengembang saat memasarkan perumahan. Ketersediaan transportasi umum yang lengkap hingga akses ke jalan tol tentu menjadi daya tarik karena memudahkan mobilisasi penghuni perumahan.
Selain fasilitas umum yang sudah ada, pemasar atau pengembang terkadang mencantumkan rencana atau proyek pembangunan yang sedang atau akan berlangsung di dalam brosur atau media iklan. Mulai dari rencana pembangunan jalan tol, stasiun transportasi massal, hingga halte bus menjadi bahan untuk promosi, meskipun kadang infrastruktur yang dicatut masih sebatas mimpi alias belum jelas detil rencananya seperti rute, hingga waktu pembangunannya.
Hal ini dialami oleh seorang penghuni perumahan di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Sebelum membeli rumah, Alfons pernah melihat dalam brosur perumahan yang ditinggalinya kalau akan ada Stasiun MRT dekat perumahan. Padahal, rencana tersebut baru kabar burung yang bahkan belum disahkan oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pernah lihat brosurnya dekat dari stasiun, dekat dari TransJakarta dan akan ada MRT. Mereka (pengembang) juga saya yakin nggak tahu kapan akan ada itu, tapi ya sudah untuk tambah promosi juga," ujar Alfons kepada detikProperti pada Selasa (17/9/2024)
Terpisah, Pengamat Properti sekaligus Direktur PT. Global Asset Management, Steve Sudijanto memberi pandangan soal fenomena tersebut. Ia mengatakan banyak real estat yang membagikan brosur atau memasarkan rumah dengan menawarkan lokasi strategis dan fasilitas yang menunjang.
"Banyak real estat itu menawarkan kondisi, lokasi, dan juga fasilitas yang ditawarkan itu untuk menunjang penjualan, contohnya berapa menit dari pintu tol, berapa menit dari stasiun kereta, yang lagi hot sekarang MRT dan LRT. Banyak saya analisa di brosur-brosur, market place, YouTube, itu banyak menawarkan real estat yang menjanjikan," kata Steve kepada detikProperti, Rabu (18/9/2024).
Steve mengatakan ada banyak pengembangan yang sedang membangun stasiun KRL ke titik lokasi perumahan. Kemudian, ada juga pembangunan akses jalan tol yang memudahkan mobilitas warga sekitar.
Ia menyarankan agar calon pembeli rumah mempelajari tentang proyek-proyek pengembangan sekitar perumahan yang sedang atau akan dilakukan. Menurutnya kata 'akan' merupakan ketidakpastian terwujudkan fasilitas tersebut.
"Bisa kita pelajari sebagai konsumen apakah jalan tol itu progresnya atau pembangunannya dengan yang dilakukan oleh pemerintah sedang berjalan atau tidak. Karena kalau belum tersedia, tersambung, atau belum ada itu kan future, akan. Kata akan kan konteksnya kan bisa hari ini, besok, bisa seminggu, bisa setahun," jelasnya.
Steve cenderung untuk membeli rumah yang fasilitasnya sudah pasti tersedia agar dapat langsung dimanfaatkan. Maka, ketersediaan fasilitas perlu menjadi perhatian calon pembeli rumah.
"Kalau saya, lebih baik sudah tersedia fasilitasnya. Karena apa? Di situ kita bisa langsung memanfaatkan. Kalau 'akan' ini kan kita harus menunggu. Itu yang perlu hati-hati," katanya.
Adapun pengembang kerap memberikan janji-janji yang belum pasti agar konsumen tertarik membeli rumah. Sebab, operasional dan keuangan perusahaan bisa terhenti kalau tidak ada pembeli.
"Bagaimanapun, developer atau pengembang harus menjual produknya, karena kalau tidak, perputaran keuangan mereka akan berhenti, dan di situ mereka harus memberikan insentif atau janji yang menarik agar calon pembeli itu mau membeli," ucapnya.
Steve menilai hal ini sah-sah saja apabila sudah ada pengumuman resmi dari pemerintah. Sebab, proyek pembangunan berskala nasional adalah wewenang pemerintah, bukan pengembang.
Mendengar klaim-klaim seperti itu, calon pembeli perlu jeli membuat pertimbangan dan keputusan sebelum membeli rumah. Ia juga mengimbau calon pembeli untuk melakukan survei untuk memastikan kondisi perumahan dan sekitar, terutama soal aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas umum.
"Tergantung dari konsumen mau mengambil risiko atau tidak dengan jadi 'akan' itu, akan tersambung MRT ke Pamulang. Makanya kita harus memberikan public education, karena 'akan' itu realisasinya masih tanda tanya. Apakah bisa segera atau tidak (jadi)?" imbuhnya.
"Tapi kalau pemerintah sudah mendeklarasikan public announcement, bahwa akan dikembangkan MRT, kutipan itu sah-sah aja yang diambil oleh developer," pungkas Steve.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/dna)