Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), mengungkapkan hunian di IKN nantinya akan menerapkan konsep smart home untuk mendukung keberlanjutan pembangunan.
Berdasarkan Urban Design Development KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) konsep smart home di IKN dilengkapi dengan beberapa elemen di antaranya pencahayaan, audio dan musik, sistem otomatis dan kontrol, ruang media, jaringan, dan keamanan modern. Satu-satunya elemen yang diterapkan tanpa bantuan alat adalah pencahayaan di smart home IKN, mengandalkan bukaan pada bangunan sehingga memungkinkan cahaya dan udara masuk ke dalam.
Meskipun konsepnya smart home, hunian di IKN dipastikan rendah emisi karbon. Bahkan IKN telah menargetkan pada 2045 akan bebas emisi karbon karena menggunakan material ramah lingkungan atau green material.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilihan diutamakan pada bahan material ataupun lokasi material di sekitar yang tidak membutuhkan jejak karbon yang banyak," kata Jafung Perencana Ahli Madya, Direktorat Perencanaan Makro OIKN, Kartika Puspita Sari dalam acara Kolaborasi Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan Melalui Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang Ramah Lingkungan di Balikpapan, Senin (22/4/2024).
Bangunan yang sejak awal didesain berkelanjutan, maka untuk perawatan pun akan jauh lebih mudah terutama saat mengganti material yang rentan rusak akibat cuaca.
"Pemeliharaan bangunan dari awal sudah direncanakan dengan baik dari sisi dukungan dalam operasional, kemudahan penggantian, serta perlindungan terhadap material yang rentan terhadap cuaca," sambungnya.
Lebih lanjut, bangunan berkelanjutan atau modular ini juga dikenal lebih fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan hunian berdasarkan jumlah penghuninya, misalnya single, pasangan, maupun keluarga besar.
"Perencanaan infrastruktur bangunan dan kawasan dilakukan dengan pemikiran jangka pendek, menengah, dan panjang atau kata lainnya fleksibilitas ruang dan sistem," jelas Kartika.
Hunian di IKN diharapkan saat telah rampung, akan dibuat paket lengkap, mulai dari adanya smart home, akses mobilisasi hanya butuh 10 menit, ruang terbuka hijau, bangunan hijau, bebas emisi pada 2045, hingga hunian yang inklusif.
(aqi/zlf)