Ternyata Begini Gaya Asli Rumah di Menteng Zaman Dulu, Bikin Pangling!

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Minggu, 08 Jun 2025 16:20 WIB
Kawasan Menteng. Foto: Almadinah Putri Brilian/detikcom
Jakarta -

Menteng merupakan salah satu kawasan elit Jakarta. Di sana, banyak terdapat rumah-rumah gedong dengan halaman luas yang ditutupi pagar.

Tak hanya itu, di kawasan Menteng juga sangat tertata rapi serta banyak taman dan pepohonan. Kawasan ini pun terasa adem meski sedang panas terik.

Menteng memang awalnya dibangun sebagai perumahan sejak era kolonial Belanda. Menteng mulai dikembangkan sekitar tahun 1912 dan dirancang oleh arsitek sekaligus pendiri pengembang real estat NV de Bouwploeg, PAJ Moojen yang kemudian disempurnakan oleh arsitek FJ Kubatz.

Kota Taman' Pertama di Indonesia" title="Kawasan Menteng circa 1930-1940-an/via buku karya Adolf Heuken, Menteng 'Kota Taman' Pertama di Indonesia" class="p_img_zoomin" />Burgemeester Bischopplein yang kini merupakan Taman Suropati, pada tahun 1937. Foto: via buku karya Adolf Heuken, Menteng 'Kota Taman' Pertama di Indonesia

Usut punya usut, arsitektur rumah-rumah di Menteng awalnya tidak seperti saat ini yang kebanyakan memiliki pagar dan rumah yang tinggi. Lantas seperti apa?

Menurut Sejarawan Asep Kambali, pada awal dibangun, rumah-rumah di Menteng memiliki arsitektur yang seragam yaitu gaya Indis atau Indische Empire yang memadukan percampuran gaya Eropa dengan tropis.

"Sebenarnya kawasan Menteng ini rumahnya bergaya Indische, jadi campuran antara Eropa dan tropis sehingga memang rumah-rumah itu memiliki ventilasi yang kuat dan rumahnya dibikin seragam. Meskipun desainnya Indische tapi dibikin seragam, ada ciri-cirinya kayak batu bata ya, bata hitam bergaris-garis," kata Asep kepada detikcom, Rabu (28/5/2025) lalu.

Arsitektur Indis sendiri diperkenalkan oleh Gubernur Jenderal Daendels pada 1808-1811. Dilansir dari jurnal ilmiah karya Adyt Alkautsar dan La Ode Rabani berjudul Arsitektur Indis dan Perubahan Sejarah Kota Magelang 1906-1942, awalnya gaya Indische Empire ini bertujuan untuk menggantikan tempat tinggal bergaya landhuizen dengan corak Neo-Klasik. Seiring berjalannya waktu, gaya arsitektur tersebut menyesuaikan kondisi geografis dan iklim daerah setempat.

Ciri utama dari arsitektur Indische Empire ini penggunaan beranda depan dan belakang dengan halaman yang cukup luas. Selain itu, plafon dan atap yang tinggi, memiliki garis simetris dengan langit-langit yang tinggi dan terbuka, ruang utama yang diapit dengan kamar bagian kanan dan kiri dengan tembok tebal, hingga memakai tegel marmer.

Sementara itu, dilansir dari buku karya Adolf Heuken yang berjudul Menteng 'Kota Taman' Pertama di Indonesia, disebutkan bahwa ada beberapa gaya arsitektur lain yang digunakan, seperti art deco, gaya tradisional barat, Amsterdamse School, gaya vila atau bungalow dan gaya modern.

Arsitektur rumah tinggal di kawasan Menteng juga bisa dibagi berdasarkan ukuran kavling, yaitu:

1. 1.000 meter persegi atau lebih tergolong groote stadsvilla atau berukuran besar yang berada di kawasan Jl. Teuku Umar, Jl. Imam Bonjol hingga Jl. Diponegoro.

2. 500-800 meter persegi yang tergolong middelgroote stadswoning atau rumah ukuran sedang, seperti kawasan Jl. Sam Ratulangi, Jl. H.A. Salim, hingga Jl. Palem.

3. 500 meter persegi dengan luas rumah 70-90 meter persegi atau tergolong kleine woningen yaitu rumah ukuran kecil, dapat dijumpai di Jl. Kusumaatmaja dan Jl. Sumenep.

Mau tahu tipe-tipe rumah di Menteng? Lihat di halaman selanjutnya.




(abr/abr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork