Di Jakarta, terdapat sebuah restoran yang cukup kental akan sejarah. Bangunan tersebut sudah ada sejak era kolonial Belanda dan sempat beberapa kali beralihfungsi hingga akhirnya menjadi restoran saat ini.
Ialah Tugu Kunstkring Paleis yang terletak di Jl. Teuku Umar 1, Menteng, Jakarta Pusat. Restoran tersebut dulunya dibangun sekitar tahun 1913. Bangunan itu dirancang oleh arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen atau PAJ Moojen yang juga merancang kawasan Menteng.
"Yang jelas arsiteknya PAJ Moojen ya (yang merancang) Balai Ikatan Seni atau Bataviasche Kunstkring," ujar Tour Guide dari Jakarta Good Guide, Ilyas, saat detikcom mengikuti Walking Tour, Sabtu (10/5/2025) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya, bangunan ini bernama Bataviasche Kunstkring atau tempat perkumpulan balai ikatan seni. Sesuai namanya, gedung tersebut awalnya merupakan galeri seni yang kerap menampilkan karya-karya dari pelukis terkenal, seperti Vincent van Gogh, Paul Gauguin, hingga Pablo Picasso.
Dilansir dari artikel jurnal karya Polniwati Salim dan Dila Hendrassukma yang berjudul Revitalization of Cultural Heritage Building: The Tugu Kunstkring Paleis yang diterbitkan pada 2023, disebutkan bahwa bangunan Kunstkring dibangun di atas tanah hibah dari salah satu perusahaan konstruksi yang turut membangun kawasan permukiman Menteng.
Gedung dengan gaya arsitektur Nieuwe Kunst ini menjadi galeri seni hingga 1942 sebelum akhirnya beralihfungsi menjadi Majelis Islam A'la Indonesia. Setelah kemerdekaan pada 1945, gedung itu beralihfungsi menjadi kantor Imigrasi Jakarta Pusat hingga 1997.
Pada 1997, gedung tersebut dijual kepada pihak swasta namun dibiarkan terbengkalai bahkan sempat dijarah oleh pencuri. Semua daun jendela dan pintu dicuri, rangka jendela dan tangga dicopot lalu dibawa ke pasar gelap.
Baru pada 2003, atas perintah gubernur saat itu yaitu Sutiyoso, pemerintah membeli kembali bangunan itu. Fasad bangunan dipugar secara bertahap. Banyak elemen struktural dan dekoratif bangunan diganti secara acak, sementara bagian yang dijarah tetap hilang.
![]() |
Setelah cukup lama kosong, bangunan tersebut sempat menjadi Buddha Bar yang menjadi kontroversi pada 2007 silam. Setelah itu, bangunan ini diambil alih oleh Tugu Hotels & Restaurant Group dan mengubahnya menjadi restoran Tugu Kunstkring Paleis pada 2013.
Interior Restoran
Restoran tersebut berada di kawasan yang cukup asri karena banyak pepohonan di sekitarnya. Bagian eksteriornya didominasi warna putih dan merah serta terdapat plakat yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut merupakan cagar budaya melalui SK Gubernur Jakarta Nomor 475/1993.
Masuk ke dalam, setiap ruangannya memiliki konsep masing-masing. Misalnya pada ruangan pertama yang biasa dimasuki yaitu Pangeran Diponegoro Hall yang memiliki langit-langit tinggi dengan furniture kayu dan dekorasi bunga serta lilin yang memberikan kesan elegan. Tak lupa, di sana juga ada lukisan yang menunjukkan penangkapan Pangeran Diponegoro pada Maret 1830 silam.
![]() |
Selain itu, masih ada ruangan-ruangan bertema lainnya, seperti ruangan Raden Saleh, Ruangan Soekarno, Ruangan Suzie Wong, dan lainnya. Di setiap ruangan terdapat dekorasi seperti foto, patung, hingga lukisan.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)