Masih banyak didapati, bangunan-bangunan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa memakai arsitektur khas Belanda. Bahkan bangunan Istana Kepresidenan yakni Istana Negara, Istana Merdeka, dan Istana Bogor juga dibangun oleh orang Belanda dan terinspirasi dari gaya bangunan di negara mereka.
Pengaruh Belanda dalam arsitektur bangunan di Indonesia sebenarnya juga pengaruh dari lamanya negara tersebut menjajah Indonesia. Mereka tidak hanya singgah, melainkan menetap, bahkan mempunyai keluarga di Indonesia pada saat itu. Maka dari itu, mereka juga membangun rumah, kantor pemerintahan, bangunan-bangunan megah lainnya yang inspirasi desainnya dari hunian yang berada di negara mereka sendiri.
Namun, sebenarnya gaya bangunan tersebut merupakan ciri khas arsitektur bangunan di Eropa yang sedang digandrungi oleh Belanda pada zaman itu. Gaya ini mencakup ciri-ciri seperti bangunan beratap tinggi dengan atap bertumpu, balkon kayu, dan pintu-pintu yang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tetap Ada Unsur Budaya Lokal
Meskipun berkiblat pada arsitektur Eropa, kolonial Belanda juga memasukkan elemen-elemen budaya lokal pada bangunan-bangunan yang dibuat di Indonesia. Hal ini tercermin dalam penggunaan material dan teknik konstruksi yang sesuai dengan iklim di Indonesia. Selain itu, bahan bangunan yang digunakan pun berasal dari lokal seperti kayu jati dan batu bata yang tersedia melimpah di Indonesia.
Alih Fungsi Bangunan Peninggalan Kolonial
Setelah kolonial Belanda meninggalkan Indonesia, bangunan pemerintah yang dibangun oleh mereka tetap dipertahankan hingga saat ini. Sebagai contoh adalah Gedung Sate di Bandung, yang merupakan salah satu ikon arsitektur kolonial Belanda di Indonesia.
Selain dialih fungsikan menjadi bangunan pemerintahan Indonesia, beberapa bangunan bekas kolonial Belanda juga ada yang difungsikan sebagai museum, cafe, hingga hotel dengan perubahan menyesuaikan kebutuhan. Sebab, memang ada beberapa bangunan yang sebelumnya berbeda fungsi atau ada beberapa bagian bangunan yang sudah rusak sehingga perlu diperbaiki.
Tak hanya bangunan, kolonial Belanda juga membawa perubahan dalam lanskap kota. Mereka membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sistem perkeretaapian yang sebagian besar masih digunakan hingga hari ini, tak terkecuali di daerah perkebunan seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Pada masa itu, banyak dibangun bangunan seperti rumah dinas, pabrik gula, dan fasilitas pertanian. Banyak dari bangunan-bangunan ini masih ada dan menjadi bagian dari warisan arsitektur dan sejarah Indonesia.
Pengaruh kolonial Belanda terhadap arsitektur di Indonesia menciptakan beragam gaya arsitektur yang memadukan unsur-unsur Eropa dengan budaya lokal. Gaya ini telah menjadi kesatuan dari identitas arsitektur Indonesia dan mempengaruhi perkembangan arsitektur saat ini dan ke depannya. Selain sebagai warisan sejarah, bangunan-bangunan ini juga berperan dalam memvisualisasikan bagian penting dari sejarah Indonesia.
(aqi/dna)