Legenda Danau Malawen dari Barito Selatan

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Rabu, 10 Sep 2025 08:00 WIB
Danau Malawen. Foto: Pariwisata Kalimantan Tengah
Barito Selatan -

Kalimantan Tengah bukan hanya dikenal dengan kekayaan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kisah-kisah legenda yang melekat erat pada setiap tempat indahnya. Salah satunya adalah Danau Malawen yang berada di Desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan.

Konon, danau yang kini menjadi tujuan wisata itu bermula dari kisah tragis seorang pemuda bernama Kumbang Banaung dan gadis cantik jelita bernama Intan. Kisah cinta mereka berakhir dengan peristiwa ajaib yang dipercaya menjadikan sebuah sungai menjelma menjadi danau.

Legenda Danau Malawen tersebut datang dari Barito Selatan. Di sekeliling danau ini tumbuh banyak anggrek yang indah, dan kawasan tersebut juga dikenal sebagai tempat yang cocok untuk memancing.

Konon dulunya, danau ini adalah aliran sungai dengan banyak jenis ikan. Namun karena suatu peristiwa yang dahsyat, sungai berubah jadi danau. Bagaimana kisah legendanya?

Legenda Danau Malawen dari Kalimantan Tengah

Dirangkum dari YouTube Balai Bahasa Kalimantan Tengah, buku 120 Cerita Nusantara oleh David Wijaya, hingga e-book Legenda Danau Malawen pada Bintang Pusnas, dijelaskan bahwa Danau Malawen merupakan sebuah danau yang berada di Desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Konon, di balik keindahan Danau Malawen tersimpan sebuah legenda yang berawal dari kisah sepasang suami istri. Mereka adalah pasangan yang miskin dan tinggal di tepi hutan Kalimantan Tengah.

Walau hidup serba kekurangan, mereka saling menyayangi. Setelah 10 tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Hampir setiap malam mereka berdoa memohon kepada Tuhan agar diberikan buah hati.

Suatu malam, sang istri bermimpi didatangi seorang lelaki tua yang berkata bahwa jika mereka ingin memiliki keturunan, mereka harus pergi ke hutan untuk bertapa.

Keesokan harinya, sang istri menceritakan mimpinya kepada sang suami. Keduanya pun bertekad melaksanakannya. Setelah menyiapkan bekal, mereka menuju hutan lebat yang jauh dari desa.

Di sana mereka membangun sebuah gubuk kecil untuk bertapa. Hari demi hari, minggu demi minggu, hingga berbulan-bulan lamanya mereka terus bertahan. Hingga hari keseratus, barulah seorang kakek muncul yang menyatakan bahwa mereka boleh pulang dan tinggal menanti kehadiran buah hati.

Seketika kakek itu hilang dan pasangan tersebut kembali ke rumah dengan penuh harapan. Tidak lama kemudian, doa mereka terkabul. Sang istri mengandung, dan lahirlah seorang anak lelaki yang mereka beri nama Kumbang Banaung.

Kumbang Banaung tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah berani. la hidup bersama kedua orang tua yang sudah tua dan hidupnya masih sangat sederhana.

Tapi sayang, sifat Kumbang tidak serupawan wajahnya. la sering bertindak kasar dan melawan kepada orang tua, selalu memaksakan kehendaknya.




(aau/aau)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork