Lirik dan Makna Lagu Balarut di Sungai Mahakam Ciptaan Djuriansyah

Lirik dan Makna Lagu Balarut di Sungai Mahakam Ciptaan Djuriansyah

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Selasa, 09 Sep 2025 11:01 WIB
Sejumlah peserta meningkatkan kecepatan mendayung dalam balap Perahu Naga di Sungai Karang Mumus, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (16/11/2024). Lomba yang merupakan rangkaian dari Festival Mahakam 2024 itu diikuti 23 tim dari Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang,  Paser, Penajam Paser Utara, serta dari Kutai Barat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Spt.
Sungai Mahakam di Samarinda. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Samarinda -

Lagu Balarut di Sungai Mahakam ciptaan Djuriansyah menggambarkan kehidupan masyarakat Samarinda dan sekitarnya yang begitu lekat dengan Sungai Mahakam. Sungai ini dikenal sebagai yang terbesar sekaligus urat nadi ekonomi, sosial, dan budaya di Kalimantan Timur.

Balarut di Sungai Mahakam banyak dibawakan dalam berbagai acara lokal, mulai dari festival hingga acara kecil di sekolah. Lagu ini juga sering dijadikan pengiring tarian modern di Kaltim.

Lirik Lagu Balarut di Sungai Mahakam

Cipt: Drs. Djuriansyah, SE

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sungai Mahakam

Memecah buih

Basinar putih

Diayun angin puhun rumbia

Perahu tambangan

Balarut banyu

Membawa urang

Basinggah-singgah di jembatan

Dari hulu Sungai Mahakam

Tambangan bawa hasel bumi

Batu bara wan batang kayu

Matan jaman Mulawarman

Tambangan balarut sini

Kada' heran balarut di Sungai Mahakam.. 2x

Mahakam.. Mahakam...

Makna Lagu Balarut di Sungai Mahakam

Menurut kajian ekolinguistik berjudul Ekoleksikon dalam Kumpulan Lagu Daerah Suku Kutai, Kalimantan Timur oleh Rahman dkk (2024), lagu ini sarat dengan simbol dan penggambaran kehidupan masyarakat Kalimantan Timur. Ada beberapa makna penting yang bisa ditafsirkan, di antaranya:

1. Sungai Mahakam sebagai Urat Nadi Kehidupan

Baris pembuka "Sungai Mahakam memecah buih, basinar putih" menggambarkan kejernihan dan keindahan Mahakam. Sungai ini tidak sekadar aliran air, melainkan sumber kehidupan masyarakat Samarinda sejak dulu.

2. Perahu Tambangan sebagai Transportasi Tradisional

Penyebutan "perahu tambangan balarut banyu" melukiskan transportasi air yang digunakan masyarakat untuk menyeberang sungai atau membawa barang. Tambangan menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari warga tepian Mahakam.

3. Hasil Bumi dari Hulu ke Hilir

Pada bait "Dari hulu Sungai Mahakam, tambangan bawa hasel bumi, batu bara wan batang kayu", jelas tergambar bagaimana Mahakam menjadi jalur perdagangan utama. Batu bara dan kayu, dua komoditas penting Kalimantan, dibawa menyusuri sungai hingga ke Samarinda.

4. Jejak Sejarah Kerajaan Mulawarman

Penyebutan "Matan jaman Mulawarman" menunjukkan bahwa Sungai Mahakam telah menjadi saksi sejarah sejak masa kerajaan kuno di Kutai. Artinya, hubungan masyarakat dengan sungai ini sudah berlangsung ribuan tahun, bukan hanya di masa sekarang.

5. Identitas Budaya Masyarakat Samarinda

Refrain "Kada' heran balarut di Sungai Mahakam" menegaskan bahwa pemandangan perahu yang hilir mudik di Mahakam adalah hal biasa. Inilah identitas kota Samarinda di mana kehidupannya tidak bisa dipisahkan dari sungai.

Dari bait ke bait, melalui lagi ini kita bisa merasakan bagaimana Sungai Mahakam menjadi saksi sejarah, jalur perdagangan, hingga penopang ekonomi yang membentuk identitas budaya Kalimantan Timur.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads