Kalimantan Tengah bukan hanya dikenal dengan kekayaan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan kisah-kisah legenda yang melekat erat pada setiap tempat indahnya. Salah satunya adalah Danau Malawen yang berada di Desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan.
Konon, danau yang kini menjadi tujuan wisata itu bermula dari kisah tragis seorang pemuda bernama Kumbang Banaung dan gadis cantik jelita bernama Intan. Kisah cinta mereka berakhir dengan peristiwa ajaib yang dipercaya menjadikan sebuah sungai menjelma menjadi danau.
Legenda Danau Malawen tersebut datang dari Barito Selatan. Di sekeliling danau ini tumbuh banyak anggrek yang indah, dan kawasan tersebut juga dikenal sebagai tempat yang cocok untuk memancing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon dulunya, danau ini adalah aliran sungai dengan banyak jenis ikan. Namun karena suatu peristiwa yang dahsyat, sungai berubah jadi danau. Bagaimana kisah legendanya?
Legenda Danau Malawen dari Kalimantan Tengah
Dirangkum dari YouTube Balai Bahasa Kalimantan Tengah, buku 120 Cerita Nusantara oleh David Wijaya, hingga e-book Legenda Danau Malawen pada Bintang Pusnas, dijelaskan bahwa Danau Malawen merupakan sebuah danau yang berada di Desa Sanggu, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Konon, di balik keindahan Danau Malawen tersimpan sebuah legenda yang berawal dari kisah sepasang suami istri. Mereka adalah pasangan yang miskin dan tinggal di tepi hutan Kalimantan Tengah.
Walau hidup serba kekurangan, mereka saling menyayangi. Setelah 10 tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Hampir setiap malam mereka berdoa memohon kepada Tuhan agar diberikan buah hati.
Suatu malam, sang istri bermimpi didatangi seorang lelaki tua yang berkata bahwa jika mereka ingin memiliki keturunan, mereka harus pergi ke hutan untuk bertapa.
Keesokan harinya, sang istri menceritakan mimpinya kepada sang suami. Keduanya pun bertekad melaksanakannya. Setelah menyiapkan bekal, mereka menuju hutan lebat yang jauh dari desa.
Di sana mereka membangun sebuah gubuk kecil untuk bertapa. Hari demi hari, minggu demi minggu, hingga berbulan-bulan lamanya mereka terus bertahan. Hingga hari keseratus, barulah seorang kakek muncul yang menyatakan bahwa mereka boleh pulang dan tinggal menanti kehadiran buah hati.
Seketika kakek itu hilang dan pasangan tersebut kembali ke rumah dengan penuh harapan. Tidak lama kemudian, doa mereka terkabul. Sang istri mengandung, dan lahirlah seorang anak lelaki yang mereka beri nama Kumbang Banaung.
Kumbang Banaung tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah berani. la hidup bersama kedua orang tua yang sudah tua dan hidupnya masih sangat sederhana.
Tapi sayang, sifat Kumbang tidak serupawan wajahnya. la sering bertindak kasar dan melawan kepada orang tua, selalu memaksakan kehendaknya.
Baca juga: Legenda Pesut Mahakam Asal Kalimantan Timur |
Suatu ketika, meski ayahnya sedang sakit, ia tetap memaksa untuk pergi berburu.
"Tidakkah kau kasihan kepada ayahmu yang sedang sakit ini, Nak?" tanya ibunya dengan sedih.
"Kau pergilah sendiri, Ibu akan membawakan kau bekal makanan," sambung ibu.
Meskipun dengan bersungut-sungut, akhirnya Kumbang pergi berburu seorang diri. Sebelum ia pergi, ibunya memberikan sesuatu kepadanya.
"Bawalah ini. Ini adalah piring malawen. Jika kau mengalami kesulitan, lemparkan lah piring ini. Kelak kau akan tertolong," kata sang ibu.
Karena sang ayah tidak sanggup, ia berangkat sendiri dengan bekal sebuah piring Malawen, benda pusaka yang diyakini mampu menolong dalam kesulitan.
Kumbang pun pergi berburu. la menyusuri hutan lebat. Ketika semakin jauh ke dalam hutan, ia tersesat. Kumbang pun segera mencari-cari jalan keluar dari hutan tersebut.
Kumbang tersesat hingga akhirnya tiba di Desa Sanggu, yang saat itu tengah mengadakan pesta adat. Di sanalah ia melihat Intan, putri kepala desa yang cantik jelita. Ia pun langsung jatuh hati.
Di sana sedang diadakan semacam pesta rakyat untuk merayakan masa perubahan anak gadis Kepala Desa dari gadis kecil ke ambang kedewasaan. Kumbang terkagum-kagum melihat kecantikan Intan.
Singkat cerita, Kumbang akhirnya dapat kembali ke rumahnya. Namun sepanjang perjalanannya, wajah Intan masih terbayang-bayang.
Keesokan harinya, Kumbang kembali pamit untuk pergi berburu. Padahal, ia ingin pergi ke Desa Sanggu. Sesampainya di desa itu, ia berusaha mencari jalan agar bisa berkenalan dengan Intan.
Sejak pertemuan itu, Kumbang sering datang ke Desa Sanggu hanya untuk menemui Intan. Hubungan mereka semakin dekat. Namun, hubungan Intan dan Kumbang nyatanya terhalang restu.
Padahal, mereka saling mencintai. Intan juga menyimpan rasa terhadap Kumbang. Mereka pun sepakat tetap menjalin kasih.
Sejak saat itu, Kumbang semakin sering pergi ke Desa Sanggu untuk menemui Intan. Hal itu berlangsung berkali-kali, sehingga menimbulkan kecurigaan warga.
Mereka menganggap sikap Intan dan Kumbang tidak memberikan contoh yang baik bagi para gadis-gadis di desa itu. Sampai akhirnya, Intan mengungkapkan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan seorang pengusaha rotan kaya raya.