Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan menyambut bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh keberkahan ini selalu menjadi momen istimewa, di mana umat Islam berbondong-bondong melaksanakan ibadah puasa, memperbanyak amal kebaikan, dan memperkuat kebersamaan.
Penentuan awal Ramadan sering kali menjadi sorotan publik. Di Indonesia, ada dua acuan besar yang digunakan, yaitu hasil hisab Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Muhammadiyah dan penetapan pemerintah melalui sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).
Kadang hasilnya sama, namun tidak jarang berbeda. Hal ini membuat masyarakat perlu memperhatikan informasi resmi, baik dari Muhammadiyah maupun pemerintah. Lalu, kapan perkiraan jadwal bulan Ramadan versi Muhammadiyah?
Jadwal Puasa Ramadan 1447 H/2026 Versi Muhammadiyah
Untuk Ramadan 1447 H atau bertepatan dengan tahun 2026 M, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa jatuh pada hari Rabu, 18 Februari 2026. Penetapan ini disampaikan lewat Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 2/MLM/I.0/E/2025 setelah dilakukan peninjauan ulang data astronomis global.
"Berdasarkan perhitungan astronomis, ijtimak jelang Ramadan terjadi pada Selasa, 17 Februari 2026, pukul 12:01:09 UTC. Pada saat Matahari terbenam di hari ijtimak tersebut, analisis menunjukkan bahwa kriteria visibilitas hilal Parameter Kalender Global (PKG) 1 yang mensyaratkan tinggi Bulan minimal 5 derajat dan elongasi minimal 8 derajat sebelum tengah malam UTC, belum terpenuhi di belahan bumi mana pun," tulis laman resmi Muhammadiyah.
"Namun, penerapan KHGT dilanjutkan dengan memeriksa PKG 2. Hisab membuktikan bahwa setelah pukul 24:00 UTC, terdapat wilayah di daratan Amerika, tepatnya di koordinat Lintang 56°48'49" LU dan Bujur 158°51'44" BB, yang telah memenuhi syarat dengan tinggi Bulan 5°23'35" dan elongasi 8°00'11", sementara waktu ijtimak tercatat sebelum fajar di New Zealand," imbuh keterangan tersebut.
Dengan demikian, umat Islam yang mengikuti ketetapan Muhammadiyah akan menjalankan ibadah puasa mulai tanggal tersebut hingga Kamis, 19 Maret 2026. Setelah itu, 1 Syawal 1447 H atau Hari Raya Idul Fitri versi Muhammadiyah jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.
Berikut adalah jadwal lengkap puasa Ramadan 1447 H versi Muhammadiyah dari hari pertama hingga ke-30:
1 Ramadan 1447 H - Rabu, 18 Februari 2026
2 Ramadan 1447 H - Kamis, 19 Februari 2026
3 Ramadan 1447 H - Jumat, 20 Februari 2026
4 Ramadan 1447 H - Sabtu, 21 Februari 2026
5 Ramadan 1447 H - Minggu, 22 Februari 2026
6 Ramadan 1447 H - Senin, 23 Februari 2026
7 Ramadan 1447 H - Selasa, 24 Februari 2026
8 Ramadan 1447 H - Rabu, 25 Februari 2026
9 Ramadan 1447 H - Kamis, 26 Februari 2026
10 Ramadan 1447 H - Jumat, 27 Februari 2026
11 Ramadan 1447 H - Sabtu, 28 Februari 2026
12 Ramadan 1447 H - Minggu, 1 Maret 2026
13 Ramadan 1447 H - Senin, 2 Maret 2026
14 Ramadan 1447 H - Selasa, 3 Maret 2026
15 Ramadan 1447 H - Rabu, 4 Maret 2026
16 Ramadan 1447 H - Kamis, 5 Maret 2026
17 Ramadan 1447 H - Jumat, 6 Maret 2026
18 Ramadan 1447 H - Sabtu, 7 Maret 2026
19 Ramadan 1447 H - Minggu, 8 Maret 2026
20 Ramadan 1447 H - Senin, 9 Maret 2026
21 Ramadan 1447 H - Selasa, 10 Maret 2026
22 Ramadan 1447 H - Rabu, 11 Maret 2026
23 Ramadan 1447 H - Kamis, 12 Maret 2026
24 Ramadan 1447 H - Jumat, 13 Maret 2026
25 Ramadan 1447 H - Sabtu, 14 Maret 2026
26 Ramadan 1447 H - Minggu, 15 Maret 2026
27 Ramadan 1447 H - Senin, 16 Maret 2026
28 Ramadan 1447 H - Selasa, 17 Maret 2026
29 Ramadan 1447 H - Rabu, 18 Maret 2026
30 Ramadan 1447 H - Kamis, 19 Maret 2026
Muhammadiyah lebih menekankan pada kepastian melalui perhitungan astronomi. Bagi organisasi ini, pendekatan ilmiah dapat meminimalisasi perbedaan karena dihitung berdasarkan data yang objektif.
Meski demikian, perbedaan tersebut tetap berada dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Muhammadiyah menegaskan bahwa umat Islam bebas mengikuti ketetapan sesuai keyakinannya, tanpa mengurangi nilai ibadah.
Penetapan Ramadan Versi Pemerintah
Meski Muhammadiyah sudah menetapkan lebih awal, pemerintah tetap akan menggelar sidang isbat menjelang Ramadan untuk memutuskan awal puasa secara nasional. Sidang ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Kemenag, MUI, astronom, ormas Islam, hingga perwakilan negara sahabat.
Metode pemerintah menggabungkan rukyah (pengamatan hilal secara langsung) dan hisab (perhitungan astronomis). Karena itu, ada kemungkinan hasilnya sama dengan Muhammadiyah, tapi bisa juga berbeda.
Jika berbeda, masyarakat biasanya menyesuaikan dengan pilihan keyakinannya masing-masing, dengan tetap menjaga sikap saling menghargai.
Momentum Ramadan selalu ditunggu-tunggu karena menjadi ruang silaturahmi antar masyarakat. Dengan adanya penetapan dari Muhammadiyah ini, masyarakat bisa mulai mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan suci sambil menunggu pengumuman resmi pemerintah melalui sidang isbat. Semoga membantu!
Simak Video "Video: Arif Budimanta Wafat, Muhammadiyah Kehilangan Tokoh Ekonomi"
(aau/aau)