Round Up

Akhir Kegaduhan 'Islam Sejati' yang Berawal dari Mimpi Pemuda 20 Tahun

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Jumat, 02 Mei 2025 07:00 WIB
Mediasi Alan Kurniawan dan MUI Sandai. Foto: Dok. MUI Sandai
Ketapang -

Polemik ajaran yang disebut sesat di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) berakhir damai. Alan Kurniawan (20), pemuda yang menjadi sumber polemik ini, membantah dirinya menyebarluaskan ajaran sesat.

Sempat dilakukan mediasi dengan berbagai tokoh dan disimpulkan bahwa tidak ada penyebarluasan ajaran sesat. Namun, Alan mengakui kesalahan karena bercerita tentang mimpinya dan berjanji tidak lagi menyebarkan informasi yang tidak sesuai ajaran Islam yang sahih.

Awal Mula Kehebohan 'Islam Sejati'

Kasus ini berawal dari laporan masyarakat yang disebar dalam bentuk video. Setelah viral, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sandai dan Kabupaten Ketapang turun tangan melakukan penelusuran terhadap kelompok bernama Islam Sejati ini.

Ketua MUI Kabupaten Ketapang, KH M Faisol Maksum mengungkapkan, dari informasi yang dihimpun MUI dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan hasil pengamatan langsung di lapangan, ada dugaan kuat ajaran tersebut sesat.

Ajaran yang membuat heboh meliputi tidak wajibnya salat fardu dan dapat digantikan dengan salat batiniah, kemudian ibadah haji tidak harus dilakukan ke Makkah tetapi cukup ke Makam Tanjungpura saja, serta beberapa ajaran lain.

Polsek Sandi turut menerima laporan mengenai dugaan aliran sesat tersebut. Mereka pun menggelar mediasi antara kelompok Islam Sejati dengan MUI tingkat kecamatan, kabupaten, hingga pejabat setempat. Menurut informasi, awal mulanya dari Kecamatan Laur (tetangga Kecamatan Sandai). Ketua kelompok ini juga dari Laur. Kemudian aliran ini diduga menyebar di Sandai.

Pengakuan Sumber Ajaran Islam Sejati

Mediasi digelar di Kantor Camat Sandi pada Selasa (29/4), melibatkan TNI-Polri, Camat Sandai, Kemenag Ketapang, MUI Ketapang, Kesbangpol, MUI Sandai, dan Tim PAKEM. Alan Kurniawan selaku pihak yang diduga menyebarkan ajaran ini memberikan keterangan.

Alan menegaskan tidak pernah melakukan penyebaran ajaran-ajaran seperti yang dituangkan dalam surat pernyataan sikap dari MUI Sandai itu. Dia bahkan mengaku belum paham mengenai salat batiniah ataupun ibadah haji.

"Sebenarnya, apa yang saya ucapkan itu hanya bercerita pengalaman yang saya alami dalam. Bukan mengajarkan, bukan menyebarkan," jelas Alan.

Alan menjelaskan dirinya datang dari Laur ke Sandai hanya untuk menghadiri undangan ayah angkatnya yang menggelar hajat. Dalam kesempatan itu, dia pun menceritakan mimpinya.

"Saya datang ke Sandai Kiri bukan main datang saja, tapi saya datang diundang untuk acara selamatan bapak angkat saya. Sudah lama saya kenal bapak angkat saya ini. Saya juga punya saudara di Sandai ini. Apakah saya tidak boleh bercerita tentang pengalaman mimpi saya?" tanyanya.

Menurutnya, sudah menjadi tradisi masyarakat di daerah-daerah terutama di Laur dan Sandai jika berkumpul pasti banyak yang bercerita. Ia mengaku kaget atas beredarnya isu bahwa dirinya menyebarkan ajaran sesat.

"Saya kaget, saya baru tahu ada isu ini. Siapa yang merekam siapa yang memvideokan, saya tidak tahu. Apa yang saya ceritakan ini bukan di ruang publik atau umum. Hanya di ruang lingkup keluarga saya," ujarnya.




(des/des)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork