Tak banyak pesepakbola yang lanjut pendidikan ketika masih aktif bermain bola. Lain cerita dengan kapten PSS Sleman, Kim Jeffrey Kurniawan, yang menyadari pentingnya pendidikan meski masih berkarier sebagai pesepakbola profesional.
Berangkat dari dorongan orang tua, Kim mengaku pendidikan merupakan hal yang penting dia geluti di sela kegiatannya sebagai pemain bola. Saat ini, Kim kuliah sertifikasi di ESM Academy, Jerman, pada jurusan sport management.
"Sangat penting bagiku pendidikan tetap nomor satu. Saya dari dulu dikasih tahu sama orang tua, oke boleh main bola tapi pendidikan tetap nomor satu. Kita nggak tahu apa yang terjadi di dunia sepakbola mau itu cedera atau apa, mungkin setelah jadi pemain bola profesional setelah itu apa. Jadi apapun itu tetap harus menjalani sekolahnya kuliahnya. Jadi pendidikan sangat penting," buka Kim saat berbincang dengan detikJogja, Rabu (7/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi Masa Depan
Mantan gelandang Persib Bandung itu menuturkan, pendidikan menjadi salah satu investasinya jika pensiun dari dunia si kulit bundar. Saat pensiun kelak, dia tetap ingin berkarier di dunia sepakbola, namun di bagian manajerial.
"Alasannya mempersiapkan diri setelah masa aktifnya, mau apa. Saya emang punya tekad tinggi untuk manajemennya mengelola sebuah klub sepakbola itu adalah passion dan target saya di mana caranya kita mencoba untuk mendorong sepakbola Indonesia ke arah yang bagus," ungkap Kim.
Karena itu, Kim mengambil jurusan tersebut dan ambil kuliah di Jerman. Apalagi, sepakbola di Negeri Panzer juga menjadi salah satu yang terkuat di dunia.
"Harapan saya bisa bawa sedikit ilmu dari Jerman, karena kita tahu sepakbola Jerman lumayan bagus, mudah-mudahan bisa dibawa ke sini. Jurusannya Sport Management jadi banyak hal yang bisa dilanjutkan, mau itu ke marketing-nya mau itu ke keuangannya. Tapi target utama me-manage klub sepakbola," lanjutnya.
![]() |
Tantangan Perbedaan Waktu
Ambil kuliah di Jerman secara online tentu menjadi tantangan bagi Kim, terutama soal membagi waktu. Mengingat Indonesia dan Jerman sendiri punya perbedaan waktu lima jam.
"Kebetulan saya kuliah online dari Jerman jadi waktunya lebih sulit lagi karena perbedaan waktu. Jadi setiap kali kalau ada les dari jam setengah 1 malam sampai jam 2 pagi. Jadi memang lumayan berat itu," ucap adik ipar mantan penyerang Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Irfan Bachdim itu.
Apalagi Kim saat ini masih aktif latihan bersama PSS. Meski intensitasnya tak terlalu tinggi karena dia masih dalam tahap pemulihan cedera lutut.
"Memang sedikit sulit apalagi saya punya dua anak. Tapi Puji Tuhan anakku jam 8 (malam) udah tidur, jadi saya persiapan kuliah. Kadang-kadang saya tidur dulu tergantung mood sama ngantuknya, terus bangun jam 12 (malam). Kadang-kadang lanjutin aja, jadi istirahat dilebihin pas paginya, terus bangun siangan," jelasnya.
Cerita Kim bertemu teman lama bisa dibaca di halaman berikutnya:
Ketemu Teman Lama
Menariknya, saat kegiatan pembelajaraan, Kim tak sengaja bertemu teman lamanya, Simon Zoller. Keduanya pernah berseragam sama di tim muda FC Kaiserslautern.
"Kebetulan salah satu rekan tim saya dulu, Simon Zoller, dia main di Bundesliga pas les pertama kita kenalan lewat Zoom. Tiba-tiba dia muncul, dia bilang, saya dulu rekan tim sama Kim," tutur Kim.
"Awalnya saya kenalan dulu terus dia. Lucu aja gitu, belasan tahun nggak kontakan ternyata kuliahnya sama. Sepakbola memang nggak jauh dari kalangan itu," lanjutnya.
Selain itu, Kim juga kuliah bareng dengan mantan rekan satu timnya di PSS, Mychell Chagas. "Kuliah itu sama Mychell Chagas pemain PSS dulu. Saya dekat sama dia terus saya ajak terus dia tertarik mengikuti itu (sekolah). Dia ikut kuliah dengan saya," kata Kim.
Harapan Kim
Kim turut menyadari jika tak banyak pesepakbola yang melanjutkan pendidikan formal. Dia berharap lebih banyak pemain yang mengikuti jejaknya karena menurutnya, manajemen di dunia sepakbola juga butuh orang profesional yang paham di bidang sepakbola.
"Tentunya saya berharap siapa tahu ada yang ingin ikut jejaknya gitu, karena saya pikir kalau semakin banyak pemain bola profesional masuk ke dalam manajemen sebuah klub sepakbola saya pikir semakin bagus kalau di-combine dengan orang-orang yang latar belakangnya manajemen," jelas Kim.
"Saya pikir bisa saling menambah ilmu. Kita kebetulan pemain bola kan lahirnya dari olahraga sepakbola, emang bagi saya cocok untuk pemain bola kalau nggak jadi pelatih, karena biasanya pelatih. Tapi dari dulu saya nggak tertarik ke arah pelatih, jadi sukanya belajar hal yang baru dan mengurus sesuatu," pungkas pemain berusia 35 tahun itu.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Sekjen PDIP Hasto Divonis 3,5 Tahun Bui