Menjalani musim perdana di Liga 1 2024/2025 tentu tidak mudah bagi kiper asing PSS Sleman, Alan Bernardon. Dia pun mengaku sempat kesulitan awal bermain di Liga Indonesia.
Awal kedatangan Alan ke PSS Sleman di musim ini banyak menuai sorotan. Selain karena memiliki postur jangkung setinggi 2 meter, Alan juga tak memiliki pengalaman jam terbang bermain di Liga Indonesia.
Tentu, hal ini sempat menjadi kendala pemain yang genap berusia 30 tahun itu. Dia pun mengaku kesulitan adaptasi dengan bahasa saat awal gabung klub berjuluk Super Elang Jawa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal yang paling penting adalah saya betah dan nyaman di Indonesia. Saya akui kesulitan terbesar saya di awal adalah bahasa," ujar Alan dalam keterangan yang diterima detikJogja, Minggu (17/11/2024).
Kendati sempat terkendala bahasa, Alan mengaku mulai mempelajari Bahasa Indonesia.
"Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah karena saat in saya sedang banyak belajar Indonesia," lanjut eks pemain XV Piracicaba itu.
Meski belum fasih berbahasa Indonesia, Alan mampu membuktikan dirinya layak mengemban tugas di bawah mistar gawang PSS. Dia mencatatkan sembilan kali penampilan bersama PSS di musim ini.
"Saya menemukan kebahagiaan bermain sepak bola di Indonesia. Selain itu, saya juga sangat merasakan dalam kondisi terbaik di negara ini," tuturnya.
Puncaknya, dia berhasil menjadi man of the match untuk pertama kalinya kala PSS mengalahkan Persis Solo di pekan ke-10 lalu. Di laga tersebut, Alan banyak melakukan penyelamatan krusial.
"Menjadi man of the match pada sebuah pertandingan membuat saya sangat termotivasi. Saya menjadi ingin setiap hari untuk lebih berkembang dan terus berlanjut dalan jangka waktu panjang di sepak bola Indonesia bersama PSS Sleman," tegasnya.
Alan pun berusaha untuk konsisten di setiap pertandingan dengan menjalani latihan intensitas tinggi di setiap hari. Dia mengakui berkat arahan pelatih kiper PSS, Andre Croda, hal tersebut bisa dia lakukan dengan lebih baik di jeda kompetisi ini.
"Persiapan yang dilakukan dengan intensitas dan keinginan yang sama sejak saya tiba di PSS berlatih bersama pelatih Andre dan jajaran pelatih lainnya. Kehadiran mereka membuat saya semakin siap di setiap hari untuk pertandingan berikutnya,"pungkasnya.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan