Pelatih PSS Sleman, Risto Vidakovic, mengungkapkan kekesalannya lantaran jadwal Liga 1 2023/2024 yang kembali mendadak diubah. Risto menyebut keputusan tersebut tidak profesional.
Sebelumnya, PSSI dan PT LIB memutuskan menunda secara mendadak kompetisi Liga 1 2023/2024 lantaran Piala Asia U-23 2024 hingga Mei 2024.
Seluruh tim tentu terdampak dengan keputusan ini. Salah satunya PSS Sleman yang sudah menyiapkan pekan ke-31 Liga 1 lawan Arema FC. Namun, keputusan Liga ditunda secara mendadak tersebut diumumkan dua hari jelang laga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, PT LIB kembali mengumumkan bahwa Liga 1 kembali bergulir pada 15 April mendatang. Hal ini menimbulkan kekecewaan dari Risto Vidakovic yang menyebut keputusan ini tidak profesional.
"Menurut sudut pandang saya, keputusan tersebut tidak profesional. Pertama-tama mereka mengirimkan surat pemberitahuan kepada kami jadwal penundaan kompetisi dan bergulir kembali pada bulan Mei," ungkap Risto dalam keterangan yang diterima detikJogja, Sabtu (6/4/2024).
Menurut Risto, keputusan ini membawa banyak masalah bagi persiapan tim. Terutama bagi pemain yang sudah merencanakan lebaran bersama keluarga.
"Banyak pemain yang merencanakan lebaran bersama keluarga pada jeda kompetisi ini. PSS juga sudah merencanakan sesi latihan setelah libur lebaran," jelasnya.
"Namun, kami harus merubah itu dan memperjuangkan segala hal untuk mempersiapkan pertandingan Senin (15/4) mendatang," sambung Risto.
Bahkan, pelatih kelahiran Serbia itu menyebut keputusan jadwal Liga 1 yang berubah-ubah tak membawa manfaat apapun bagi sepakbola Indonesia.
Meski begitu, PSS mau tidak mau menerima keputusan tersebut dan mempersiapkan laga lawan Arema FC pada Senin (15/4) mendatang.
"Bagi saya, semua keputusan yang diambil tidak membawa manfaat apapun bagi sepakbola di Indonesia," kata Risto.
"Tapi kami tidak punya pilihan, kami harus menerima apa yang diputuskan pihak-pihak terkait dan harus kami jalani," pungkasnya.
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan