TPR Parangtritis Sudah Digeser ke Selatan JJLS, Masih Ada Wisatawan Bablas

TPR Parangtritis Sudah Digeser ke Selatan JJLS, Masih Ada Wisatawan Bablas

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 25 Nov 2025 13:04 WIB
Suasana TPR Parangtritis yang baru di selatan jalur jalan lintas selatan (JJLS), Kretek, Bantul, Selasa (25/11/2025).
Suasana TPR Parangtritis yang baru di selatan jalur jalan lintas selatan (JJLS), Kretek, Bantul, Selasa (25/11/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Tempat pemungutan retribusi (TPR) Parangtritis resmi pindah ke sisi selatan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Namun, di tempat baru ini masih banyak wisatawan yang bablas tanpa membayar retribusi, khususnya di hari biasa atau hari kerja.

Pantauan detikJogja, Selasa (25/11/2025), lokasi TPR itu berada di pinggir selatan JJLS tepatnya di tikungan dekat kompleks Makam Syekh Belabelu, Kretek, Bantul. TPR ini berupa bangunan permanen namun lebih kecil dibandingkan TPR Parangtritis yang lama. Saat ini belum terlihat ada papan informasi bertulisan TPR Parangtritis di lokasi.

Aktivitas siang ini tampak petugas sedang memberhentikan bus pariwisata di TPR Parangtritis yang baru. Tak ada lajur khusus bagi kendaraan tertentu di lokasi. Petugas terlihat berada di pinggir jalan untuk menghentikan laju bus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, tampak beberapa motor juga tampak ada yang berhenti di TPR Parangtritis. Sedangkan pemotor lain ada yang berhenti sebentar lalu terus melaju lagi karena rumahnya berada di kawasan Parangtritis.

ADVERTISEMENT

"Kalau yang lolos-lolos itu masih, apalagi saat tidak ramai atau selain akhir pekan," kata Koordinator TPR Parangtritis, Rokhmad Ridwanto kepada wartawan di Kretek, Bantul, Selasa (25/11/2025).

Rokhmad menyebut saat kondisi sepi, pengendara memacu kendaraannya dengan kencang. Hal ini menyulitkan petugas untuk menghentikan kendaraan wisatawan itu. Hal ini berbeda dengan kondisi akhir pekan yang biasanya penuh antrean di TPR Pantai Parangtritis tersebut.

"Karena kalau ramai kan bisa antre kendaraannya, tapi kalau tidak ramai mereka kencang-kencang yang mengendarai. Nah itu sulit yang menghentikannya dan berisiko juga kalau tertabrak," ujarnya.

Menurut Rokhmad, banyaknya wisatawan yang lolos sebenarnya bisa dicegah dengan membuat lajur khusus seperti di TPR Parangtritis yang lama. Bahkan, Rokhmad sudah mengusulkan hal tersebut ke pimpinannya di Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul.

"Ya minimal ada jalur bus, mobil, dan motor sendiri-sendiri sehingga lebih terkondisi dengan baik. Semua itu juga sudah saya sampaikan ke pimpinan, soal sekarang kan masih satu lajur, campur kendaraannya sehingga kurang maksimal dibandingkan yang dulu," ucapnya.

Suasana TPR Parangtritis yang baru di selatan jalur jalan lintas selatan (JJLS), Kretek, Bantul, Selasa (25/11/2025).Suasana TPR Parangtritis yang baru di selatan jalur jalan lintas selatan (JJLS), Kretek, Bantul, Selasa (25/11/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Terkait dengan banyaknya wisatawan yang lolos di TPR Parangtritis, menurutnya bisa berdampak pada target pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata. Namun, Rokhmad tetap optimistis akhir tahun ini akan banyak kunjungan wisata.

"Kemungkinan turun ketimbang tahun lalu. Tapi ya semoga akhir bulan ini ramai sampai Desember," katanya.

Terlebih, saat ini wisatawan cukup membayar satu kali dan bisa mengakses semua pantai di Kabupaten Bantul.

"Padahal satu tiket itu bisa berlaku untuk semua pantai asal menunjukkan tiket retribusi," ujarnya.

Sementara itu, Setyo (44), warga Pajangan, Bantul mengaku sudah beberapa kali ke Pantai Parangtritis bersama keluarganya. Menurutnya, kerap terjadi antrean panjang kendaraan di TPR Parangtritis yang baru.

"Kalau akhir pekan bisa panjang antreannya karena kan menumpuk jadi satu, beda sama yang di sana (TPR lama) ada lajur-lajurnya. Karena itu saya pilih ke sini (Parangtritis) hari ini karena tidak ramai," ucap Setyo.

Selain itu, Setyo menilai harus ada rambu penanda sebelum sampai di TPR Parangtritis yang baru. Semua itu agar pengendara bisa mengurangi kecepatannya.

"Sama kalau bisa dipasang rambu penanda kalau berapa lagi ada TPR, jadi kendaraan yang lewat tidak kencang-kencang," ujarnya.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads