Masih ingat dengan Kampung Alien di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)? Diresmikan sejak 2023 lalu, tempat ini tetap eksis bahkan jadi jujugan masyarakat untuk belajar lebih dalam tentang dunia sains dan teknologi yang berkaitan dengan antariksa.
Kampung Alien terletak di tengah permukiman penduduk wilayah Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo. Dari pusat Kota Jogja, jarak yang ditempuh untuk bisa sampai ke sini berkisar 20 km atau setengah jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Sampai di Kampung Alien, kita akan disambut oleh dua patung alien yang tingginya mencapai lebih dari 3 meter. Selain itu, juga ada replika pelatihan simulasi hidup di Planet Mars dengan bentuk bulat menyerupai bola sepak, dan terdapat empat penyangga sebagai kakinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Alien didirikan sebagai wahana untuk siapapun yang ingin belajar tentang dunia astronomi. Mulai dari komunitas pegiat antariksa, ilmuwan, hingga pelajar dapat mengakses tempat ini untuk keperluan pendidikan.
Di momen-momen tertentu, Kampung Alien juga jadi lokasi untuk mengamati fenomena alam seperti gerhana bulan sampai pergerakan rasi bintang. Bisa juga untuk mengamati benda-benda langit, termasuk unidentified flying object atau biasa disebut UFO.
Pendiri Indonesia Space Science Society (ISSS) sekaligus penggagas Kampung Alien, Venzha Christ, mengatakan sejak pertama kali beroperasi dua tahun lalu, Kampung Alien sudah banyak melakukan berbagai kegiatan yang bersinggungan dengan dunia astronomi. Salah satunya kehadiran progam bernama Space Science Club atau kelas astronomi gratis bagi warga dan pelajar di wilayah Nanggulan.
"Nah 2024 bertepatan dengan Festival UFO, kita menginisiasi untuk mengundang semua kepala sekolah yang ada di Nanggulan dari SMP-SMA untuk datang memperkenalkan diri, terus dibuat kegiatan-kegiatan masyarakat, pelajaran atau mengambil kolaborasi, misalnya pendidikan tentang astronomi gratis, atau kelas astronomi gratis yang namanya Space Science Club," ucap Venzha kepada detikJogja lewat sambungan telepon, Rabu (8/10/2025).
![]() |
Space Science Club ini bertujuan untuk memperkenalkan ilmu astronomi dan sains antariksa kepada masyarakat luas, serta menghadirkan kesadaran kosmologis sebagai manusia yang hidup dan tinggal di Planet Bumi agar selalu peduli tentang alam dan lingkungannya. Salah satu contoh program yang dilakukan adalah lokakarya tentang Space Food dan Space Farming untuk anak-anak.
Venzha menerangkan Kampung Alien juga jadi tempat berkumpulnya pegiat ilmu astronomi yang tak hanya berasal dari Indonesia tapi juga mancanegara. Para pengunjung biasanya datang ke sini buat ikut workshop maupun proyek khusus yang berkaitan dengan hal tersebut.
"Kemudian ada beberapa tamu dari luar Indonesia juga yang mengadakan project di sana, terus selama setahun terakhir ini juga ada beberapa kegiatan astronomi, UFO camp, terus ada workshop, pameran, ya lumayan banyak," ujarnya.
Venzha mengatakan kian banyaknya kegiatan membuat fasilitas di Kampung Alien terus ditambah. Penambahan paling kentara yaitu kehadiran area kemping, fasilitas ruang menginap, patung alien baru dan replika wahana untuk simulasi hidup di Mars.
"Ada, yaitu ada tempat untuk camping, terus ada rumah yang sudah kita bangun untuk residensi jadi orang bisa menginap di situ, terus ada penambahan alien jadi 2. Terus ada prototipe V-Mars namanya (analog pelatihan simulasi hidup)," ucapnya.
Soal replika VMARS, singkatan dari v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station, Venzha menyebut jika itu tidak hanya sebatas hiasan semata. Nantinya replika ini jadi wadah simulasi hidup di Mars.
"Nanti itu bisa ditempati, jadi simulasi hidup di Planet Mars, tapi sekarang masih bertahap, untuk sementara baru luarnya yang dibangun. Terus nanti kita akan membangun dalamnya, terus nanti bisa buat kelas-kelas untuk masyarakat," ujarnya.
Venzha mengatakan Kampung Alien akan terus dikembangkan tidak hanya sebatas wadah belajar astronomi, tapi juga ke hal-hal lain yang bermanfaat untuk wilayah Nanggulan.
"Harapannya supaya environment atau ekosistem yang ada di Nanggulan bisa tergabung dan semua itu bisa terhubung. Karena kesan sekarang masih sendiri-sendiri, ada wisata sawah mlaku dewe, angkringan mlaku dewe, kafe mlaku dewe, vila mlaku dewe, jadi masih belum terasa ekosistemnya supaya daerah Nanggulan bisa jadi semacam bukan sebatas daerah dodolan. Ini bisa ada ruang ruang publik, ruang komunitas yang aware juga terhadap perkembangan pendidikan, khususnya seni dan teknologi," harapnya.
(apu/dil)
Komentar Terbanyak
Pegawai Bank Korupsi Rp 24 M buat Beli Mobil-Tas Louis Vuitton
Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Korupsi Rp 10 Miliar
Aktivis BEM KM UNY Dikabarkan Ditangkap Polda DIY