Mengenal Fauna dan Flora Identitas Sleman: Burung Punglor dan Salak Pondoh

Mengenal Fauna dan Flora Identitas Sleman: Burung Punglor dan Salak Pondoh

Nur Umar Akashi - detikJogja
Sabtu, 02 Des 2023 17:59 WIB
Pekerja melakukan proses penyortiran buah salak di pengepul buah salak Pondoh di desa Selorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta, Kamis (17/12/2020). Salak Pondoh merupakan jenis buah tropis yang banyak ditemukan di kawasan Sleman Yogyakarta. Salak jenis ini tampak identik dengan daerah Sleman.
Salak Pondoh, Buah Produksi Unggulan Kabupaten Sleman. Foto: detikJateng
Jogja -

Setiap daerah memiliki fauna dan flora identitasnya masing-masing. Hewan dan tumbuhan identitas ini dimiliki setiap wilayah hingga ke tingkat kabupaten. Lantas, apa fauna dan flora identitas Kabupaten Sleman?

Aturan mengenai hal tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 93/SK.KDH/A/1999. Surat yang disahkan 17 Mei 1999 oleh Drs. H. Arifin Ilyas selaku Bupati Sleman itu menetapkan bahwa fauna dan flora identitas Kabupaten Sleman adalah burung punglor dan pohon salak pondoh.

Yuk, simak informasi lengkap mengenai burung punglor dan pohon salak pondoh di bawah ini. Selamat menyimak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burung Punglor, Fauna Identitas Kabupaten Sleman

Nama dan Klasifikasi Burung Punglor

Sejatinya, nama punglor itu sendiri adalah nama daerah. Nama Indonesianya adalah anis merah, sedangkan sebutan latinnya adalah Zoothera Citrina. Burung ini termasuk dalam kingdom Animalia, filum Vertebrata, kelas Aves, ordo Passeriformes, famili Turdidae, dan genus Zoothera.

Burung Punglor secara Umum

Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Sleman, fauna satu ini memiliki panjang tubuh sekitar 15 hingga 20 cm. Burung dengan suara merdu ini mudah ditemukan tengah terbang berseliweran di antara dahan-dahan perkebunan salak pondoh.

ADVERTISEMENT

Burung punglor memiliki ciri khas bulu yang indah dengan warna oranye. Sayap dan punggungnya dilapisi bulu lain dengan warna biru cerah. Paruhnya ramping tajam berwarna hitam kebiruan, sedangkan kakinya menghadirkan nuansa putih kecoklatan.

Habitatnya adalah hutan sekunder di dataran rendah atau dataran lain dengan ketinggian hingga 900 meter di atas permukaan laut. Makanan utamanya adalah cacing, jangkrik, kroto, dan kumbang tanah. Burung satu ini juga diketahui menyukai pelbagai buah-buahan, seperti pisang dan pepaya.

Burung punglor biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai peliharaan. Selain warnanya yang nyentrik, suara 'cit-cit-cit' khasnya yang nyaring menjadikannya begitu digemari. Di alam liar, burung anis merah ini juga memikul tugas sebagai predator alami hama pohon salak pondoh.

Wilayah Persebaran Burung Punglor

Mengutip dari laman resmi International Union for Conservation of Nature (IUCN), fauna identitas Kabupaten Sleman ini berasal dari Benua Asia. Beberapa negara yang menjadi tempat perkembangbiakan burung ini adalah Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, dan Vietnam.

Status Perlindungan Burung Punglor

Masih mengutip dari situs yang sama, asesmen terakhir untuk menilai kemungkinan hilangnya populasi burung ini di alam dilakukan pada tanggal 13 Juni 2019. Berdasarkan laporan tersebut, burung punglor mendapat status 'least concern' yang berarti paling tidak mengkhawatirkan.

Hasil ini juga diperkuat dengan data yang bersumber dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Nama burung punglor, anis merah, atau Zoothera Citrina tidak nampak masuk dalam daftar tersebut.

Pohon Salak Pondoh, Flora Identitas Kabupaten Sleman

Nama dan Klasifikasi Pohon Salak Pondoh

Nama latin pohon salak pondoh adalah Salacca Edulis Reinw var Pondoh. Pohon ini termasuk dalam kingdom Plantae, filum Spermatophyta, kelas Monocotyledoneae, ordo Arecales, famili Arecaceae, genus Salacca, jenis Salacca Edulis Reinw, dan anak jenis Salacca Edulis Reinw var Pondoh.

Pohon Salak Pondoh secara Umum

Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Sleman, pohon satu ini ternyata mulai dibudidayakan pada tahun 1917. Kala itu, Partodiredjo, seorang warga Tempel, mendapat empat butir biji salak pondoh dari warga Belanda.

Ia lantas menanam dan membudidayakannya. Ternyata, buah yang dihasilkan memiliki rasa manis. Tahun 1948, salak tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto, putra Partodiredjo. Kini, flora identitas Kabupaten Sleman ini telah terkenal hingga ke berbagai wilayah.

Dilihat dari karakteristik fisiknya, flora identitas Kabupaten Sleman ini memiliki batang yang tegak. Namun, batang ini hampir tidak terlihat karena tertutup pelepah daun. Daun salak pondoh sendiri tersusun rapi pada tangkai daunnya.

Tangkai daun pohon salak pondoh memiliki panjang sekitar 2 hingga 3 meter. Sementara daunnya berbentuk memanjang dan runcing. Buahnya yang terkenal itu berbentuk segitiga dengan panjang sekitar 2,5 hingga 7,5 cm.

Buah tersebut berwarna putih kekuningan di bagian dalamnya dan terlindungi dengan sisik berwarna coklat kehitaman. Sisik ini tersusun dengan rapi layaknya genting rumah. Rasanya manis, garing, dan renyah secara bersamaan.

Mengutip dari lamanjogjabenih.jogjaprov.go.id, pohon salak pondoh memiliki beberapa turunan varian. Di antaranya adalah pondoh super, pondoh hitam, pondoh gading, dan pondoh nglumut.

Wilayah Persebaran Pohon Salak Pondoh

Mengutip dari tulisan dalam Journal of Physics berjudul The Development and the Growth of Salak Pondoh Fruit (Salacca Edulis L.) Planted Using Different Planting Methods oleh E. Prihastanti dan S. Haryanti, pohon salak pondoh dapat ditemukan di negara Indonesia dan Malaysia.

Di Pulau Jawa, pohon ini dapat ditemui di beberapa tempat, seperti di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Lereng merapi dan wilayah Kecamatan Turi menjadi tempat utama persebaran pohon salak pondoh di Provinsi DIY.

Status Perlindungan Pohon Salak Pondoh

Mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup yang telah disebutkan sebelumnya, pohon salak pondoh tidak termasuk vegetasi yang terancam punah. Sementara itu, pencarian yang dilakukan detikJogja pada Sabtu, 2 Desember 2023 jam 16.32 WIB di laman resmi IUCN belum membuahkan hasil.

Manfaat Pohon Salak Pondoh

Disadur dari Prosiding SNCPP 2019 berjudul Pengusahaan Aneka Olahan Salak dalam Mendukung Desa Wisata Pandean oleh Eko Murdiyanto dkk., salak pondoh memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Di antaranya sebagai berikut:

  • Mengatasi asam urat
  • Memperlancar sistem pencernaan
  • Menambah tenaga
  • Meningkatkan kecerdasan
  • Meningkatkan kinerja otot
  • Mencegah hipertensi
  • Mengobati disentri dan diare
  • Mencegah resiko kanker
  • Mengobati ambeien
  • Mengurangi risiko alzheimer

Nah, demikian penjelasan mengenai fauna dan flora identitas Kabupaten Sleman. Semoga penjelasan yang dijabarkan bermanfaat, ya, detikers!




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads