Mengenal Buah Kepel yang Jadi Favorit Putri Keraton Jogja

Mengenal Buah Kepel yang Jadi Favorit Putri Keraton Jogja

Anandio Januar - detikJogja
Sabtu, 18 Nov 2023 11:25 WIB
Buah kepel salah satu flora asli DIY.
Foto buah kepel salah satu flora asli DIY. : dok. Dinas Kebudayaan DIY
Jogja -

Pohon kepel memiliki buah yang memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Buahnya menjadi salah satu buah favorit putri Keraton Jogja sehingga pohon ini dapat ditemukan di lingkungan keraton.

Pohon kepel memiliki nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Buah ini termasuk tumbuhan identitas DIY yang diputuskan dalam Keputusan Gubernur Kepala DIY No. 385/KPTS/1992 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna DIY.

Pohon kepel di Jogja identik sebagai pohon yang tumbuh di lingkungan Keraton Jogja karena disenangi oleh para putri keraton. Berikut ini informasi mengenai pohon kepel mulai dari kisah disukai putri keraton hingga penjelasan terkait pohonnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manfaat Buah Kepel

Dikutip dari situs Pustaka Kementerian Pertanian RI, buah kepel disenangi oleh para putri Keraton Jogja karena memiliki berbagai khasiat khususnya bidang kecantikan. Buah kepel sejak dulu digunakan sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu, dapat menjadi alat kontrasepsi sebagai sterilisasi wanita.

Jika mengonsumsi buahnya, daging buah kepel diyakini dapat memperlancar air kencing hingga mencegah inflamasi ginjal. Daunnya dapat juga dijadikan obat asam urat dan lalapan yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol.

ADVERTISEMENT

Pada akar, biji, dan buah kepel mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol yang memiliki khasiat bagi tubuh. Buah kepel menjadi dikenal sebagai obat-obat herbal yang mampu membersihkan darah dan menguatkan liver, paru-paru, hingga ginjal.

Disebabkan digemari oleh putri-putri keraton, ada anggapan pohon ini adalah pohon keraton yang hanya pantas ditanam di kawasan keraton. Hal ini membuat keberadaan pohon ini semakin langka. Selain itu, masyarakat juga malas membudidayakan buah manis ini karena memiliki banyak biji.

Keberadaan Pohon Kepel di Keraton Jogja

Berdasarkan buku 'Sejarah Keraton Yogyakarta' yang ditulis Ki Sabdacarakatama, dapat ditemukan pohon kepel di taman-taman lingkungan keraton. Berikut ini persebaran pohon kepel yang pernah atau masih ada di lingkungan keraton.

  • Halaman Sitihinggil: Tertanam 6 pohon kepel di halaman sebelah timur, dan 6 pohon kepel di halaman sebelah barat
  • Halaman Kamagangan: Terdapat 2 pohon kepel di sebelah selatan bangsal
  • Halaman Kamandhungan Utara: Terdapat pohon kepel sebagai pohon selingan di sebelah utara halaman.
  • Pagentan Sitihinggil Kidul: Ditanam 4 pohon kepel di halaman bagian selatan.

Filosofi Pohon Kepel

Dikutip dari situ resmi Dinas Kebudayaan DIY, nama kepel diambil berdasarkan ukuran buahnya yang hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Namun, pohon kepel juga memiliki nilai filosofi Adiluhung yang bermakna kesatuan dan keutuhan mental serta fisik karena ringan layaknya tangan yang terkepal.

Mengutip buku Morfologi, Taksonomi dan Filosofi Tumbuhan yang ditulis Anna Fitrianingsih, pohon kepel sebagai flora identitas Yogyakarta menyimpan filosofi mendalam bagi masyarakat DIY. Pohon ini dikenal juga dengan istilah kepel watu.

Kata kepel bermakna genggaman tangan manusia yang dimaksudkan sebagai niat dalam bekerja. Kata watu berarti dasar. Pohon kepel melambangkan manunggaling sedya kaliyan gegayuhan yang maknanya bersatunya niat dengan kerja.

Kepel menjadi simbol tekad yang kuat untuk bekerja keras. Selain itu, melambangkan juga semangat persatuan yang kuat.

Tentang Pohon Kepel

Masih dikutip dari situs Dinas Kebudayaan DIY, pohon kepel tersebar di berbagai provinsi yang ada di Indonesia sehingga dikenal dengan sebutan berbeda-beda seperti pohon kecindul, simpol, burahol, dan turalok. Dalam bahasa inggris dikenal dengan kepel apple.

Pohonnya tergolong famili Sapotaceae yang identik sebagai famili dari jenis sawo-sawoan. Pohon ini dapat tumbuh dan tersebar di kawasan Asia Tenggara, Solomon, dan Australia.

Daging buahnya berwarna kekuning-kuningan sampai kecoklatan yang membungkus biji dengan ukuran cukup besar. Pohonnya tumbuh di kawasan dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl. Tinggi dari pohonnya mencapai 25 meter dengan diameter 40 cm.

Pada kulit pohonnya memiliki tekstur dan memiliki benjolan-benjolan. Benjolan ini disebabkan oleh bekas tumbuhnya bunga dan buah pada batang pohonnya.

Buah dari pohon kepel tidak tumbuh di ranting-rantingnya, tetapi tumbuh menempel pada batang pohon atau dikenal dengan sebutan cauliflory. Buahnya berbentuk bulat sampai lonjong dan bagian ujungnya meruncing dengan warga coklat agak keabu-abuan dan bila sudah tua berubah menjadi coklat tua.

Bentuk daun kepel memanjang hingga lonjong meruncing dengan ukuran 12-27 cm dan lebar 5-9 cm. Bunganya berwarna kuning dan memiliki aroma harum.

Bunga berjenis tunggal ini memiliki perbedaan bagi bunga jantan dan betina. Bunga jantan ditemukan pada bagian atas atau cabang yang tua dan tumbuh bergerombol 8-16 bunga. Sementara bunga betina hanya tumbuh di bagian bawah pohon.

Pohon kepel bukan termasuk spesies yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan belum terdaftar sebagai spesies terancam dalam IUCN Red List. Akan tetapi, pohonnya sudah semakin jarang ditemui. Di Jogja, pohon ini dapat ditemukan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Jogja.

Demikianlah informasi seputar pohon kepel yang digemari para putri Keraton Jogja. Semoga bermanfaat, Dab!

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads