Otorita Borobudur-UGM Susun Strategi Pemasaran Wisata Jateng-DIY

Otorita Borobudur-UGM Susun Strategi Pemasaran Wisata Jateng-DIY

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 23 Agu 2023 18:29 WIB
Sejumlah lampion terbang di atas candi Borobudur saat Festival Lampion Waisak 2023 di Marga Utama kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2023). Sebanyak 2.567 lampion perdamaian diterbangkan sebagai penutup rangkaian perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak  2567 BE/2023. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.
Ilustrasi (Festival Lampion Waisak 2023 di Candi Borobudur, Minggu (4/6/2023). Foto: ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Jogja -

Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) menggandeng Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM untuk menyusun strategi pemasaran pariwisata di destinasi wisata di kawasan koordinatif Badan Otorita Borobudur (BOB).

Adapun kawasan koordinatif BOB berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terfokus pada tiga titik, Borobudur-DIY, Semarang- Karimunjawa, serta Solo-Sangiran.

Bahasan mengenai strategi pemasaran pariwisata ini telah dimulai sejak Mei 2023 dan akan diaplikasikan mulai 2024 hingga 2029.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan situasi itu selalu dinamis ya, artinya tidak statis. Oleh sebab itu strategi-strategi yang sudah diterapkan sebelumnya bukan tidak mungkin itu akan mengalami perubahan," jelas Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik BPOB, Ramlan Kamarullah kepada wartawan di Jogja, Rabu (23/8/2023).

Kepala Puspar UGM, Muhammad Yusuf mengatakan penyusunan strategi pemasaran pariwisata ini terfokus pada pemerataan kunjungan wisatawan tidak hanya di tiga titik otoritatif BOB, namun juga sekitarnya.

ADVERTISEMENT

"Yang perlu kita cermati adalah jika membicarakan pembangunan wisata kita tidak hanya terbatas jumlah kunjungan," jelas Yusuf.

"Khususnya pada kajian yang kita lakukan ini, termasuk juga pemerataan kunjungan wisatawan, jangan sampai wisatawan hanya terfokus pada beberapa destinasi wisata utama," imbuhnya.

Yusuf melanjutkan, strategi pemasaran yang disusun ini bukan dalam rangka untuk mengganti strategi pemasaran yang sudah ada yang dimiliki oleh pemda maupun pelaku industri pariwisata.

"Tetapi bagaimana strategi pemasaran yang sudah ada itu kita orkestrasi secara bersama-sama, dan BOB ini sebagai dirigen untuk memastikan bahwa strategi pemasaran yang sudah existing ini berjalan bersama-sama dan saling memperkuat," terangnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Puspar UGM yang juga Ketua Tim Penyusunan Dokumen, Yulia Arisnani menerangkan dalam penyusunan strategi ini pihaknya juga mengidentifikasi permasalahan yang muncul terutama kondisi usai pandemi Covid-19.

Salah satunya, menurut Yulia, terkait masalah branding pariwisata. Dalam strategi ini juga dibahas adanya branding secara nasional yang dapat memayungi branding-branding secara lokal.

"Misalkan Wonderfull Indonesia, kemudian ada subnya misalkan untuk Jawa ini ada Java Culture Wonder seperti itu. Tapi di masing-masing juga punya ciri khas, nah bagaimana saat itu dipromosikan juga itu ada remindernya bahwa itu terkait satu dan yang lain, seperti itu, ada payungnya," jelasnya.

"Kan nanti kayak event internasional gitu kan kita dinilainya (sebagai) Indonesia gitu. Sebenarnya kita dinilai internasional kita sudah cukup bagus gitu ya, tapi kalau di situ tidak keterkaitannya sayang sekali," tutupnya.




(rih/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads