Jogja memiliki banyak sekali objek wisata, mulai dari wisata alam hingga sejarah. Salah satu objek wisata sejarah yang sering menjadi sasaran para wisatawan adalah Tamansari.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Tamansari berarti taman yang indah. Taman ini berjarak kurang lebih 10 menit jika berjalan kaki dari Istana Sultan ke arah barat daya. Tamansari memiliki luas lebih dari 10 hektar dengan 57 bangunan di dalamnya. Bangunan-bangunan tersebut berbentuk gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan, pulau buatan, masjid, dan lorong bawah tanah.
Di balik keindahannya, Tamansari memiliki sejarah yang menarik untuk kamu ketahui. Berikut sejarah TamansariJogjayang telah dihimpun detikJogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Tamansari
Dikutip dari laman resmi Keraton Jogja, Tamansari pada mulanya merupakan sebuah taman atau kebun istana Keraton Jogja. Kompleks tersebut dibangun secara bertahap pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Pembangunan Tamansari dimulai pada tahun 1758 M yang ditandai dengan candra sengkala "Catur Naga Rasa Tunggal" yang menunjukan tahun 1684 Jawa. Sengkalan ini dapat ditemukan pada Gapura Panggung, salah satu pintu utama di sisi timur Tamansari.
Desain Tamansari didasarkan pada gagasan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, kemudian gambar teknisnya dikerjakan oleh seorang berkebangsaan Portugis yang dikenal sebagai Demang Tegis. Sehingga dapat dilihat bahwa bangunan Tamansari memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat namun makna simbolis unsur budaya Jawa juga tetap dipertahankan.
Tamansari atau yang sering disebut dengan Water Castle ini merupakan pesanggrahan Sultan Jogja dan keluarganya. Pesanggrahan ini memiliki komponen pertahanan sehingga dahulu Tamansari juga digunakan sebagai tempat perlindungan.
Menurut laman Dinas Kebudayaan DIY, dahulu pada saat musuh menyerang Keraton, Sultan dan keluarganya dapat menyelamatkan diri lewat jalan bawah tanah. Kemudian pada saat mereka sudah berada dalam keadaan aman, pintu air akan dibuka sehingga air akan mengaliri jalan tersebut dan menenggelamkan musuh-musuh yang mengejar.
Salah satu bangunan di dalam Tamansari yang dikelilingi oleh benteng tinggi yang berbentuk seperti kolam juga dibangun khusus oleh Sultan dan keluarganya untuk mandi. Dahulu Tamansari sering dipergunakan untuk mandi para istri-istri Sultan. Di Tempat ini, wisatawan juga akan menemukan tempat semacam Menara yang dipergunakan Sultan untuk melihat dan mengamati istri-istrinya yang sedang mandi.
Sejarah Bagian Bangunan Tamansari
Dikutip dari laman resmi Dinas Provinsi Jogja, Tamansari dibangun sebagai kompleks taman kerajaan yang secara garis besar terdiri dari bagian berikut ini:
1. Bagian Sakral yang berupa bangunan yang sedikit menyendiri yang dahulunya digunakan oleh Sultan dan keluarganya untuk bertapa
2. Bagian Kolam Pemandian yang dulunya digunakan untuk membersihkan diri oleh Sultan dan keluarganya
3. Bagian Pulau Kenanga yang terdiri dari beberapa bangunan yaitu Pulau Cemeti, Sumur Gumulih, dan lorong-lorong bawah tanah
4. Pulau Cemeti atau Pulau Kenanga yang berupa bangunan tinggi yang dulunya digunakan untuk tempat beristirahat dan tempat untuk pengintaian. Jika dilihat dari atas, bangunan ini menyerupai bunga teratai yang berapa di tengah kolam yang cukup besar.
Demikian penjelasan lengkap sejarah dari Tamansari. Semoga bermanfaat, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Talita Leilani Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(par/sip)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM