Tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja beradu gagasan soal mengatasi masalah zonasi sekolah yang muncul di Jogja. Masing-masing paslon pun mengungkap program kerjanya.
Pertanyaan itu muncul dalam sesi kedua debat publik kedua Pilkada Kota Jogja 2024. Paslon nomor urut 3 Afnan Hadikusumo yang berkesempatan menjawab pertama, berencana memberlakukan sister school untuk mengatasi ketimpangan kualitas sekolah.
"Sekolah swasta dan negeri itu kita akan memberlakukan sister school. Sekolah yang berkualitas nanti akan memberikan pendampingan ke sekolah yang kualitasnya kurang bagus," jelas Afnan, dalam sesi debat publik kedua Pilkada Jogja, Sabtu (16/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Afnan mengaku tidak akan membedakan subsidi untuk guru dan pembangunan sarana prasarana terhadap sekolah negeri maupun swasta.
"Nantinya bilamana perlu sekolah-sekolah negeri itu guru-gurunya diperbantukan di sekolah-sekolah swasta," ujar Afnan.
Dalam kesempatan itu, wakil Afnan, Singgih juga menambahkan soal banyaknya kampus di Jogja. Dia menyebut kampus ini bakal dilibatkan untuk mengurangi disparitas pendidikan ini.
"Universitas baik umum maupun negeri cukup banyak sehingga bisa kita berdayakan sehingga bisa untuk mengurangi disparitas atau kesenjangan antara negeri dan swasta. Saya kira punya pangsa pasar sendiri antara negeri dan swasta," ujar Singih.
"Kita akan memberikan hak yang sama baik itu infrastruktur, guru, SDM pelatihan, yang paling penting bagaimana kita mendidik anak-anak kita sesuai dengan pengetahuan dan budi pekerti," sambungnya.
Sementara, paslon nomor urut 1, Heroe Poerwadi menyampaikan untuk mengatasi masalah zonasi, ia akan fokus ke blankspot atau wilayah yang hanya sedikit atau bahkan tak ada sekolah.
"Dengan upaya memindahkan sekolah dari wilayah yang banyak sekolah ke wilayah lain belum banyak, kita geser," ujar Heroe.
Cara kedua, dipaparkan Heroe, di wilayah yang sedikit sekolahnya maka akan ditambah rombongan belajar atau kelasnya.
"Selanjutnya membuat kebijakan, secara khusus (persaingan siswa masuk) bersaing dengan sesama blankspot, hanya di wilayah itu saja," ujarnya.
Kemudian paslon nomor urut 2 Hasto Wardoyo menyinggung saat ia masih menjabat Bupati Kulon Progo. Dia menyebut persoalan zonasi banyak dikeluhkan warga Kulon Progo.
"Sejak saya di Kulon Progo, masyarakat merasakan tidak nyaman (dengan zonasi)," ujar Hasto.
Ia pun mendukung jika kementerian pendidikan yang baru akan menghapus jalur zonasi ini. Jika tidak, ia akan melakukan kajian mandiri agar jalur zonasi dihapuskan.
"Jika kementerian akan menghapus zonasi saya akan mendukung. Seandainya belum, saya akan kaji, berdiskusi dengan pakar. Saya akan cari langkah hukum," sambung dia.
(ams/rih)