Selanjutnya, beras yang masak itu dikukus selama kurang lebih satu jam. Setelah dikukus, beras yang sudah menjadi nasi itu ditumbuk hingga halus. Setelahnya nasi yang sudah menjadi puli itu diletakkan ke cetakan.
"Setelah matang nanti dikukus. Setelah dikukus baru ditumbuk. Baru ditaruh di tampah atau cetakan lain," jelas Iken.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu hari, Iken biasa memproduksi puli dengan 9 kg beras menjadi tiga tampah. Adapun tempe bacemnya, Iken mengatakan dirinya memesan dari orang lain.
"Sehari biasanya pakai 9 kg beras. Itu bisa jadi tiga tampah puli," katanya.
Iken biasa memasak puli mulai sekitar pukul 05.00 WIB. Kemudian, puli tersebut dijual oleh Iken di kiosnya sendiri di Genjahan, Ponjong.
Dalam sehari dia bisa meraup omzet sekitar Rp 1,5-2 juta. Namun, Iken tak hanya menjual puli tempe, ia juga menjual makanan tradisional lainnya, seperti pecel dan lainnya.
"Kalau sehari omzetnya sehari kalau habis semua bisa Rp 1,5-2 juta," katanya.
Iken menjual puli tempe dalam satu paket yang berisi delapan puli dan delapan tempe bacem goreng. Satu paket puli tempe itu dipatok harga Rp 10 ribu.
Awet Hingga 1 Hari
Iken mengatakan puli tempe bisa awet hingga satu hari. Sebab itu, jajanan tradisional tersebut bisa dijadikan sebagai oleh-oleh saat berkunjung ke Gunungkidul.
"Puli tempe itu bisa satu hari tidak basi. Kalau dibawa ke Jakarta nggak basi lah," katanya.
Puli tempe bisa awet asal dibungkus saat dingin. Jika masih panas puli tempe tidak bertahan lama.
"Kalau masih panas di-packing nggak aman. Aman kalau pas dingin," jelas Iken.
Syarat lainnya agar puli tidak cepat basi yakni dimasak dengan api yang stabil. Jika saat memasak puli kondisi apinya tidak stabil, puli bisa cepat basi.
"Intinya kalau masak puli apinya harus stabil," ungkap Iken.
Testimoni Pembeli
Seorang pembeli puli tempe di tempat Iken, Anjar Aditya (39), mengaku sudah tiga kali membeli puli tempe milik Iken. Kali ini dia tidak sendiri. Pria asal Wonosari itu mengajak seorang temannya yang juga asal Wonosari, Pandu Sinawung (25).
"Saya sudah tiga kali beli puli tempenya Mbak Iken," ujar Anjar.
Dia menjelaskan jajan tradisional itu cocok untuk dinikmati dengan segelas teh hangat. Selain itu, tekstur dan rasanya juga dinilai cocok dengan seleranya. Anjar pun saat itu membeli dua pak puli tempe seharga Rp 20 ribu.
"Paling enak kalau puli tempe dimakan bareng teh hangat," ungkapnya.
Sementara Pandu, mengaku pernah menikmati puli tempe meski tidak sesering Anjar. Dia mengatakan baru pertama kali menikmati puli tempe buatan Iken.
"Baru ini ke sini karena diajak Anjar," ucap Pandu.
Dia mengungkapkan bisa kenyang setelah menyantap lima puli tempe. Setelah itu, baru ia akan menyantap sepiring nasi untuk menuntaskan laparnya.
"Makan lima puli tempe ini sudah kenyang. Kalau rasanya enak sih. Nggak seperti jajan tradisional lainnya," pungkasnya.
(cln/apu)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan